67 peraturan perundang-undangan di bidang pangan. Penanggung jawab IRTP
mempersiapkan prosedur penarikan produk pangan.
13. Pencatatan dan dokumentasi
Pemilik seharusnya mencatat dan mendokumentasikan : 1 Penerimaan bahan baku, bahan tambahan pangan BTP, dan bahan penolong sekurang-kurangnya
memuat nama bahan, jumlah, tanggal pembelian, nama dan alamat pemasok;
2 Produk akhir sekurang-kurangnya memuat nama jenis produk, tanggal produksi, kode produksi, jumlah produksi dan tempat distribusi penjualan; 3 Penyimpanan,
pembersihan dan sanitasi, pengendalian hama, kesehatan karyawan, pelatihan, distribusi dan penarikan produk dan lainnya yang dianggap penting. Catatan dan
dokumen dapat disimpan selama 2 dua kali umur simpan produk pangan yang dihasilkan. Catatan dan dokumen yang ada sebaiknya dijaga agar tetap akurat dan
mutakhir. Pada umumnya IKM mempunyai kelemahan dalam dokumentasi karena terbatasnya tenaga kerja serta waktu yang tersedia, kurangnya disiplin dalam
pencatatan.
14. Pelatihan karyawan
Pemilik penanggung jawab harus sudah pernah mengikuti penyuluhan tentang Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk Industri Rumah Tangga CPPB-
IRT. Pemilik penanggung jawab tersebut harus menerapkannya serta mengajarkan pengetahuan dan ketrampilannya kepada karyawan yang lain. Pada
umumnya IKM mempunyai kelemahan dalam kegiatan pelatihan tenaga kerja karena terbatasnya dana, kemampuan serta waktu yang tersedia. IKM cenderung
menggunakan fasilitas pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah secara cuma-cuma.
4.4 Instansi Pembina dan Pengawas IKM terkait GMP
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah KabupatenKota pada Bidang Kesehatan - sub bidang Obat dan Perbekalan Kesehatan, mengamanatkan bahwa pengawasan dan registrasi makanan minuman
produksi rumah tangga merupakan urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah KabupatenKota. Program pembinaan
IRTP terkait hal keamanan pangan banyak dilakukan oleh Badan POM yang
68 bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Daerah. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun
2004 pasal 43 mengamanatkan pengawasan dan pembinaan IRTP kepada BupatiWalikota, dalam hal ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Daerah.
Pembinaan teknologi, manajemen dan permesinan IKM banyak dilakukan oleh
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah. Dinas kesehatan daerah Kota Bogor
Dinas Kesehatan Dinkes Kota Bogor mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi pemerintah di bidang kesehatan yang menjadi
Urusan Rumah Tangga Daerah. Dinkes mempunyai fungsi antara lain mencakup pengembangan dan pembinaan pelayanan kesehatan, pencegahan dan
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, kesehatan keluarga dan penyuluhan kesehatan serta pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum.
Struktur organisasi Dinkes Kota Bogor ,berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor No. 13 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Lampiran 2, mencakup :
a. Kepala Dinas ; b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ; 2. Sub Bagian Keuangan ;
3. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan . c. Bidang Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, membawahi :
1. Seksi Promosi Kesehatan ; 2. Seksi Peran Serta Masyarakat ;
3. Seksi Pembiayaan Kesehatan Masyarakat . d. Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
membawahi : 1. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular ;
2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular ; 3. Seksi Penyehatan Lingkungan .
e. Bidang Pembinaan Kesehatan Keluarga, membawahi : 1. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak ;
2. Seksi Kesehatan Remaja dan Lansia ; 3. Seksi Gizi .