Strukturisasi Aktor Pelaku Strukturisasi ISM Interpretive Structural Modelling

101 S Kekuatan strenghs W Kelemahan weakness s1 Lokasi Kota Bogor yang strategis w1 Belum ada Rencana Strategis Aksi Pangan-Gizi Daerah maupun Pengembangan Industri s4 Dukungan sarana dan prasarana kota memadai w2 Keterbatasan Jumlahkeahlian tenaga PKP dan FDI s5 Kebijakan pembebasan biaya SP-PIRT w3 Komitmen dan budaya kerja IKM masih kurang w7 Mekanisme pengawasan belum berjalan reguler O Peluang opportunities Strategi S-O Strategi W-O o1 Pontensial peluang pasar 1 o2 Adanya bantuan pemerintah pusat 2 Mempertahankan kebijakan pembebasan biaya SP-PIRT s5 2 Melakukan pengawasan berkala setahun sekali w7,02,01 3 Mengarahkan program bantuan pemerintah secara terencana, berkesinambungan dan berjenjang s4,o2 3 Bimbingan intensif produsen IKM bakeri w3,02 T Ancaman threats Strategi S-T Strategi W-T t1 Persaingan produk bakery sejenis franchaise luar kota 1 Memfasilitasi asosiasiperkumpulan IKM menggalang kekuatan dan kerjasamat1 1 Menetapkan Rencana Strategis Aksi Pangan-Gizi Daerah dan Pengembangan Industri w1, t1 t4 Pembeli memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan 2 Memfasilitasi peningkatan desain dan inovasi pada label dan kemasan produk IKM roti t1,t4 2 Pengembangan kemitraan dgn BUMN Bank memfasilitasi pinjaman kredit lunakmodal bagi IKM roti w3, t1 Penyediaan “Kawasan Promosi Jajanan Sehat-Aman Asli Bogor” di kawasan strategis bagi produk IKM roti mendapat SP-PIRTs1,o1 Program pelatihan terencana petugas PKP dan petugas pengawas pangan w2,02 1 Faktor Internal Faktor Eksternal Tabel 23 Perumusan Strategi Matriks I’SWOT 101 102 Sedangkan hasil matrik IFE diperoleh bahwa kebijakan pemerintah kota Bogor membebaskan biaya SP-PIRT merupakan kekuatan utama. Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang adalah :

1. Penyediaan “Kawasan Promosi Jajanan Sehat-Aman Asli Bogor” di

tempat strategis sebagai media promosi dan pemasaran produk IKM Kota Bogor dan telah terjamin mutu keamanannya melalui sertifikasi SP-PIRT oleh pemerintah daerah s1,o1 Adanya lokasi Kota Bogor yang strategis antara lain menjadi tujuan belanja dan wisata kuliner, serta didukung dengan pemanfaatan sarana prasarana yang memadai digunakan untuk menangkap peluang potensial peluang pasar dalam negeri. Peluang pasar dalam negeri yang dipengaruhi perubahan pola konsumsi dan kesadaran hidup sehat konsumen yang ingin mendapatkan produk pangan yang terjamin mutu keamanannya. Strategi yang dapat digunakan untuk hal ini adalah penyediaan tempat strategis yang sering dikunjungi belanja dan wisata untuk melakukan promosi sebagai kawasan penyediaan produk IKM yang terjamin mutu keamanannya melalui sertifikasi SP-PIRT oleh pemerintah daerah misal berslogan “Kawasan Jajanan Sehat-Aman Asli Bogor”. Selain promosi dan menciptakan peluang pasar bagi produk IKM, sekaligus memberikan pendidikan kepada konsumen agar memilih produk pangan yang memenuhi mutu keamanan. “Kawasan Jajanan Sehat-Aman Asli Bogor” ini dapat dimasukan dalam agenda paket kunjungan wisata Bogor Visit Year. Kawasan yang potensial dikunjungi wisatawan ataupun sebagai wisata kuliner antara lain di sekitar Kebun Raya Bogor, Surya Kencana, Tajur, sepanjang Jalan Raya Pajajaran, Taman Kencana. 2. Mempertahankan kebijakan pembebasan biaya SP-PIRT s5 Sumber keuangan daerah Kota Bogor yang cukup baik dapat dimanfaatkan untuk menunjang kebijakan pembebasan biaya SP-PIRT tetap dipertahankan untuk mendukung sektor industri makanan–minuman yang menjadi basis perekonomian Kota Bogor. Pembebasan biaya SP-PIRT ditujukan untuk mendorong minat IKM memperoleh SP-PIRT tanpa ada pembebanan biaya pendaftaran. Semakin banyak IKM yang mendapatkan SP-PIRT, diharapkan 103 semakin banyak IKM yang telah menerapkan good manufacturing practices. Dengan adanya nomor registrasi dan sertifikasi produk IKM Kota Bogor, maka akan mempermudah pemerintah dalam pengawasan, pembinaan maupun mempromosikan produk-produk IKM. 3.Mengarahkan program bantuan pemerintah secara terencana, berkesinambungan dan berjenjang s4,o2 Adannya jaringan koordinasi lintas SKPD dimanfaatkan untuk merencanakan dan mengarahkan bantuan pemerintah sesuai identifikasi dan level kebutuhan IKM. Program yang berkesinambungan dan berjenjang bagi IKM roti penting dibutuhkan dalam mendorong keberhasilan implementasi pemenuhan persyaratan keamanan pangan. Program bantuan diarahkan dalam paket yang berisikan berbagai segi aspek baik aspek keamanan pangan, aspek keuangan, aspek pemasaran karena IKM membutuhkan dukungan pengetahuan dalam berbagai segi aspek yang saling mempengaruhi dalam keberhasilan menjalankan usahanya. Program bantuan dibuat dalam paket yang berjenjang supaya disesuaikan tingkat kemampuan dan kebutuhan IKM, sehingga program bantuan tepat guna dan tepat sasaran. Misal paket bantuan dasar bagi IKM yang baru memulai usahatumbuh misal pelatihan pengetahuan prinsip dasar keamanan pangan, tata kelola keuangan dasar, teknik produksi dasar, teknik marketing dasar. Paket bantuan kedua misal bagi IKM yang telah menjalankan bisnisnya 3 tahun dengan materi penyusunan manual penerapan Good Manufacturing Practices, manajemen keuangan dan sumberdaya, penciptaan brand image, dan lain-lain. Paket bantuan ketiga misal diperuntukan bagi IKM yang siap memperluas jaringan pemasarannya dengan progam bantuan insentif sertifikasi GMPHACCP. Untuk dapat mengarahkan rencana dan program bantuan pemerintah , maka perlu didukung data base pemetaan dan kondisi, pelatihan yang telah disalurkan bagi IKM di Kota Bogor yang dibahas secara lintas sektoral.

5.6.2 Strategi WO Weakness-Opportunities

Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang adalah : 104 1 Program pelatihan terencana petugas penyuluh keamanan pangan dan petugas pengawas pangan w2, 02 Jumlah dan keahlian petugas penyuluh dan pengawasa pangan dapat diperbaiki dengan dua alternatif yaitu merekrut baru sumber daya manusia yang kompeten atau memanfaatkan sumberdaya yang ada dengan memberikan program pelatihan yang terencana. Program pelatihan tersebut harus dimasukan dalam agenda Rencana Strategis Aksi Pangan Daerah sesuai acuan RAN-PG. Indikator capaian hasil yaitu jumlah tenaga PKP dan jumlah tenaga pengawas pangan. Menurut Peraturan Kepala BPOM Nomor HK.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012, kriteria tenaga penyuluh keamanan pangan PKP adalah Pegawai Negeri Sipil PNS yang memiliki sertifikat kompetensi di bidang penyuluhan keamanan pangan dari Badan POM dan ditugaskan oleh Bupati Walikota. Kriteria Tenaga Pengawas Pangan KabupatenKota District Food InspectorDFI adalah Pegawai Negeri Sipil PNS yang memiliki sertifikat kompetensi pengawas pangan dari Badan POM. Selain ketersediaan jumlah, tingkat keahlian petugas penyuluh maupun pengawas keamanan pangan juga menentukan keberhasilan penyampaian informasi kepada IKM maupun masyarakat. Perkembangan masalah keamanan pangan maupun perkembangan tehnologi proses produksi yang sangat cepat, haruslah diikuti oleh kemampuan petugas penyuluh maupun pengawas dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu perlu diprogramkan peningkatan keahlian petugas penyuluh maupun pengawas yang ada melalui pelatihan yang sesuai seperti pelatihan SHACCP, ISO 22000, Penyusunan Dokumentasi Mutu, Teknik Komunikasi, Tehnologi Produksi, dan lainya. 2 Melakukan pengawasan berkala setahun sekali w7,02,01 Sesuai Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor Hk.03.1.23.04.12.2205 tahun 2012 tentang pedoman pemberian sertifikat produksi pangan industri rumah tangga lampiran 1 butir g bahwa Bupati WaliKota cq. Dinas Kesehatan KabupatenKota wajib melakukan monitoring pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan SP-PIRT yang telah diterbitkan minimal 1 satu kali dalam setahun.