35 dan pengambilan keputusan kriteria dan pakar majemuk fuzzy Fuzzy-
MEMCDM dalam perbaikan sistem kelembagaan dan mutu kopi di Dataran Tinggi Gayo.
Machfud 2001 antara lain menggunakan metode ISM-VAXO dalam rekayasa model penunjang keputusan kelompok untuk pengembangan
agroindustri minyak atsiri. Elemen dan sub elemen struktur sistem pengembangan dikaji melalui identifikasi lingkungan sistem yaitu elemen pendukung sistem,
penghambat sistem, elemen strategi, elemen pelaku dan elemen kebutuhan sistem. Mirah 2007 menggunakan metode I’SWOT dalam penelitian manajemen
stratejik pengembangan agroindustri berbasis unggulan wilayah antara lain menggunakan elemen pendukung sistem dengan sub elemen yang dikaji dari hasil
identifikasi SWOT yang merupakan paduan dari kekuatan dan peluang; serta elemen penghambat pengembangan dengan sub elemen yang dirumuskan dari
identifikasi SWOT yang merupakan paduan dari kelemahan dan ancaman. Sagheer et al. 2009 menggunakan analisis ISM dalam mengidentifikasi
dan menganalisis faktor-faktor kritis elemen yang mempengaruhi pemenuhan standar dan tingkat pengaruhnya dalam industri pangan negara berkembang
dengan studi kasus di India. Faktor
mekanisme pengawasan yang kuat untuk pemenuhan standar harus didahului dengan dukungan langkah-langkah seperti
menghubungkan pasar domestik dan internasional, konsolidasi struktur kelembagaan, penguatan sistem hukum peraturan, dan lainnya. Jharkharia 2011
menggunakan ISM untuk menganalisis faktor kristris penyebab kegagalan dalam menerapkan Enterprise Resource Planning ERP.
Hasil penelitian dari Siregar 2009 menunjukan bahwa salah satu strategi untuk peningkatan mutu dan keamanan pangan pada produk olahan markisa di PT
Pintu Besar Selatan dengan cara perbaikan penyimpangan GMP serta penerapan HACCP. Metode yang digunakan adalah QFD, Matriks IFE, Matriks
EFE,Analisis SWOT, Matriks TOWS. Penelitian Girsang 2007 bertujuan untuk membuat suatu formulasi strategi
pengendalian mutu berdasarkan Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Manajemen Keamanan Pangan.Metode penelitian dengan QFD , Self Assessment dan SWOT.
36 Nababan 2007 meneliti tentang analisis strategi pemasaran produk home
industry roti Marinda, Kelurahan Gunung Batu, Bogor. Alat analisis yang
digunakan untuk merumuskan strategi adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks CPM, matriks IE, dan matriks SWOT. Posisi home industry Marinda berada pada
sel V. Strategi yang dapat diambil adalah hold and maintain berupa strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan analisis SWOT,
diperoleh tujuh alternative strategi yaitu 1 meningkatkan kualitas dan jaringan distribusi, 2 melakukan promosi produk home industry Marinda, 3 kerjasama
distributor yang potensial, 4 menekan biaya operasional tanpa mengurangi nilai produk, 5 melakukan kerjasama dengan investor untuk mengatasi permodalan,
6 diversifikasi dengan produk baru, dan 7 koordinasi internal dalam menghadapi persaingan.
Purnawan 2010 melakukan penelitian mengenai kajian pengembangan usaha IKM pangan komoditi roti dan kue di Kota Bogor studi kasus di industri
Elsari. Alat analisis yang digunakan yaitu analisa sensitivitas empat kriteria investasi yaitu NPV Net Present Value, IRR Internal Rate of Return, BC ratio
BenefitCost Ratio dan Payback Period. Penentuan strategi menggunakan
matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM. Posisi perusahaan berada pada posisi V, yaitu tahap hold and maintain.
Strategi yang disarankan adalah melakukan strategi penetrasi pasar berupa memperluas wilayah
jaringan pemasaran dengan sasaran utama pada tempat-tempat yang sudah dikenal sebagai tempat wisata kuliner terpilih dan di daerah wisata di luar Bogor, dengan
cara menjalin kerjasama dengan counter yang telah ada di tempat tersebut atau membuka cabang baru. Strategi pengembangan produk yang disarankan adalah
memperbanyak produk kue keringbrownies keringbroker.
37
3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Bogor dan lingkungan industri Kota Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Maret sampai Juni 2012. Instansi pemerintah Daerah Kota Bogor yang dikunjungi dalam penelitian ini Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor , Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Dinas Kesehatan Kota Bogor, BPS Kota Bogor, Kantor Koperasi dan UKM Kota Bogor. Industri Kecil Menengah
yang roti dikunjungi antara lain Elsari, Bie-bie, Kanung, Azkia, CV Bando bakery.
3.2. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mempunyai tujuan melakukan analisa faktor internal dan faktor eksternal di lingkungan Kota Bogor yang mempengaruhi penerapan CPPB
atau GMP pada industri roti di Kota Bogor. Analisa faktor internal mencakup kekuatan, kelemahan yang dimiliki, sedang analisa faktor eksternal mencakup
peluang dan ancaman yang ada yang mempengaruhi penerapan CPPB atau GMP pada industri roti di Kota Bogor. Analisis kekuatan dan kelemahan internal
meliputi setiap aset atau kekurangan internal seperti ketrampilan staf, peralatan, keuangan, prosedur, koordinasi, manajemen yang memungkinkan atau mencegah
pemerintah untuk melaksanakan tugasnya atau tujuan. Analisis lingkungan
eksternal berupa peluang dan ancaman meliputi setiap keadaan eksternal atau kecenderungan seperti peningkatan kesadaran konsumen
terhadap keamanan pangan, perdagangan global, ekonomi yang positif atau negatif mempengaruhi
peran dan tugas pemerintah. Hirarki dan elemen kunci dari pendukung, kendala maupun pelaku dicari
melalui kajian hubungan kontekstual antar elemen menggunakan pendekatan Interpretative Structural Modelling
. Berdasarkan data-data yang terkumpul tersebut disusun suatu strategi berdasarkan SWOT bagi pemerintah Kota Bogor
dalam memfasilitasi peningkatan penerapan GMP pada IKM roti Kota Bogor.
38
3.3 Metode Pengumpulan Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Data primer
diperoleh melalui pengamatan observasi di lapangan, wawancara, dan pengisian kuesioner oleh responden terpilih. Data sekunder diperoleh dari Badan
Perencanaan Nasional, Badan Pengkajian Obat dan Makanan BPOM, Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota bogor serta data penelitianpraktek lapang di industri Kota Bogor. Selain itu juga data dari artikel atau literatur yang terkait
dengan topik penelitian ini seperti data Badan Pusat Statistik, Badan Pusat
Statistik Kota Bogor, Kantor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Bogor. 3.4 Metode Penentuan Responden
Metode yang digunakan dalam penentuan responden adalah metode purposive sampling
, yaitu dengan sengaja memilih pakar yang kompeten dan terlibat langsung dalam pengawasanpenerapanpembinaanpenelitian GMP pada
IKM. Penetapan responden sebagai seorang pakar berdasarkan atas 1 reputasi, kedudukan dan kredibilitasnya yang sesuai pada topik kajian; 2 bersedia untuk
diwawancara secara mendalam danatau 3 memiliki pengalaman minimal 10 tahun dibidang yang tekuni.
3.5 Tahapan Penelitian
Perumusan strategi yang digunakan menggunakan gabungan metode SWOT dengan ISM Interpretive Structural Modeling . Penelitian ini terdiri dari
tahap identifikasi pakar, analisis SWOT, analisis ISM dan perumusan strategi. Diagram alir penelitian ini seperti tercantum dalam Gambar 3.
3.5.1 Identifikasi Pakar
Tahap awal dilakukan identifikasi pakar. Responden pakar yang terpilih dalam analisa SWOT adalah 5 lima orang yaitu Kepala Seksi Dinas Kesehatan
Kota Bogor, Kepala Bidang Dinas Perindustrian Kota Bogor, Kepala Bidang Penguji dan Sertifikasi Balai Besar Industri Agro ekspertis, Ekspertis dari
Departemen Ilmu Pangan IPB serta pelaku usaha IKM roti di Kota Bogor Lampiran 1. Adanya keterlibatan pihak pakar dalam penelitian ini diharapkan
mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih komprehensif dan objektif.
39 Selain menggunakan lima pakar diatas, sebagai sumber informasi pelengkap
digunakan responden Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor.
Gambar 3 Diagram alir penelitian.
3.5.2 Analisis SWOT
Untuk keperluan strategi maka diperlukan suatu analisa SWOT, yaitu analisa yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
Strengths dan eluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Threats.
Menurut David 2006, untuk menganalisis lingkungan perusahaan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal dapat dilakukan melalui tiga
tahap, yaitu tahap input input stage, tahap pencocokan matching stage, dan tahap keputusan decision stage. Model yang dipakai terdiri dari :
a. Matrix Evaluasi Faktor Eksternal EFE b. Matrix Evaluasi Faktor Internal IFE
c. Matrix Internal Eksternal IE d. Matriks SWOT
Mulai
Strukturisasi ISM- SO, WT Identifikasi pakar
Evaluasi Faktor Internal IEF Identifikasi lingkungan
Strukturisasi ISM-Aktor pelaku
Selesai Evaluasi Faktor EksternalEEF
Analisa Posisi Matriks IE Perumusan strategi Matriks SWOT
40
Identifikasi Lingkungan Internal-Eksternal
Identifikasi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang mempengaruhi penerapan GMP di IKM roti dilakukan kajian literatur dan hasil
depth interview lima pakar. Pada tahap awal dilakukan kajian terhadap data
terkait kondisi internal-eksternal pemerintah daerah Kota Bogor serta kondisi implementasi GMP di IKM roti Kota Bogor yang diperoleh dari Bapeda, Dinas
Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, BPS, Kantor Koperasi dan UKM . Selain itu sebagai bahan pembanding dilakukan analisa terhadap literatur
hasil-hasil penelitian sebelumnya terkait penerapan GMP pada IKM. Berdasarkan data kajian tersebut diperoleh daftar awal faktor internal dan eksternal yang dapat
mempengaruhi pemerintah Kota Bogor dalam mendorong peningkatan penerapan GMP pada IKM roti. Daftar awal faktor internal dan eksternal dikonfirmasikan
kesesuaiannya melalui depth interview dengan para pakar yang dipilih serta diklasifikasikan faktor internal yang menjadi kekuatan atau kelemahan serta faktor
eksternal yang menjadi peluang atau ancaman. Selanjutnya dibuat alat bantu kuisioner berdasarkan daftar hasil depth interview dengan para pakar untuk
melakukan analisis menggunakan metode Internal Factor Evaluation IFE dan External Factor Evaluation
EFE.
Matriks IFE Internal Factor Evaluation
Matriks IFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting.
Adapun tahapan kerja dalam membuat matriks IFE adalah sebagai berikut : i Identifikasi faktor internal pemerintah Kota Bogor yang mempengaruhi
penerapan GMP di IKM kemudian, dilakukan wawancara atau diskusi dengan responden terpilih untuk menentukan apakah faktor-faktor tersebut
telah sesuai dengan kondisi internal saat ini. ii Penentuan bobot. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini dalam
menentukan bobot dari faktor internal dan eksternal adalah teknik Pairwise Comparison
. Teknik ini membandingkan setiap variabel pada baris horizontal dengan variabel pada kolom vertikal. Selanjutnya bobot setiap
faktor strategis diperoleh dengan menentukan total nilai setiap faktor strategis terhadap jumlah keseluruhan faktor strategis Kinnear dan Taylor, 1991.