Perumusan Strategi Matriks I’SWOT

52 Jumlah industri kecil non formal lebih banyak daripada industri kecil formal. Hal yang sama terlihat pada struktur industri Kota Bogor tahun 2011 masih didominasi oleh industri kecil yaitu industri kecil non formal berjumlah 2.295 unit usaha 66, industri kecil formal berjumlah 1.046 unit usaha 30 dan industri besar-menengah berjumlah 143 unit usaha 4. Pada tahun 2011, jumlah industri kecil di Kota Bogor yang terlibat dalam pengolahan makanan total sebanyak 1.366 unit usaha. Terdapat peningkatan jumlah sebesar 16,89 untuk industri kecil formal dan 3,95 untuk industri kecil non formal pada tahun 2009-2011 Tabel 7. Tabel 7 Jumlah industri makanan di Kota Bogor tahun 2009 – 2011 Jumlah Unit Usaha Prosentase Peningkatan 2009-2011 Kategori Industri Makanan Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 I. Industri Besar dan Menengah 25 25 25 0,00 II. Industri Kecil Formal 225 240 263 16,89 II.Industri Kecil Non Formal 1.037 1.057 1.078 3,95 Jumlah 1.287 1.322 1.366 6,14 Sumber : Disperindag Kota Bogor 2011 Dua indikator pertumbuhan industri utama yaitu jumlah tenaga kerja dan nilai investasi pada tahun 2009- 2011 mengalami pergerakan positif. Jumlah total tenaga kerja pada sektor industri makanan meningkat sebesar 3,91 yang terdiri dari 5,63 pada industri kecil formal dan 4,65 pada industri kecil non formal. Sedang industri besar dan menengah mengalami penurunan 1,2 Tabel 8. Tabel 8 Perkembangan penyerapan tenaga kerja industri makanan di Kota Bogor tahun 2009 – 2011 Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Prosentase Peningkatan 2009-2011 Kategori Industri Makanan Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 I. Industri Besar dan Menengah 1.422 1.422 1.405 -1,20 II. Industri Kecil Formal 2.167 2.213 2.289 5,63 II.Industri Kecil Non Formal 4.793 4.895 5.016 4,65 Jumlah 8.382 8.530 8.710 3,91 Sumber : Disperindag Kota Bogor 2011 53 Realisasi investasi industri makanan pada tahun 2009-2011 meningkat sebesar Rp 1.727.031.000 17,4 pada industri kecil formal dan sebesar Rp. 128.682.250,- 12,62 pada industri kecil non formal, sedang pada industri besar dan menengah mengalami penurunan investasi sebesar 5, 43 Tabel 9. Tabel 9 Perkembangan nilai investasi industri makanan di Kota Bogor tahun 2009 – 2011 Kategori Industri Makanan Nilai Investasi Rp Prosentase Peningkatan 2009-2011 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 I. Industri Besar dan Menengah 29.763.047.278 30.171.184.400 28.146.024.400 -5,43 II. Industri Kecil Formal 9.926.348.800 10,620.830.800 11.653.379.800 17,4 II.Industri Kecil Non Formal 1.019.265.388 1.082.969.470 1.147.947.638 12,62 Jumlah 40.708.661.466 31.254.153.870 40.947.351.838 0,59 Sumber : Disperindag Kota Bogor 2011

4.2 Pontensi IKM Roti Kota Bogor

Berdasarkan data Disperindag Kota Bogor Lampiran 5 terdapat 46 industri kecil formal yang bergerak pada pembuatan roti di Kota Bogor, dimana kapasitas produksi per tahun dan nilai investasi dari industri kecil tersebut bervariasi. Nilai Investasi ini terdiri dari nilai : mesin peralatan, modal kerja selama 4 bulan meliputi: bahan baku, upahgaji dan lain-lain biaya air, listrik, telepon. Industri pangan roti di Kota Bogor bila dikelompokkan berdasarkan interval range investasi Rp. 50 juta, mayoritas berada pada nilai investasi di bawah Rp. 50 juta berjumlah 36 industri 78,3 Tabel 10. Sisanya adalah industri dengan nilai investasi lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 500 juta sebanyak 10 industri. Pengelompokan ini mengacu kepada pengelompokan usaha mikro dan usaha kecil berdasarkan Undang- undang No. 20 tahun 2008. Jika dilihat pengelompokan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja menurut definisi Biro Pusat Statistik, industri rumah tangga adalah unit usaha dengan pekerja paling banyak 4 orang termasuk pengusaha, sedangkan industri kecil adalah unit usaha dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 orang dan paling banyak 19 orang. Mayoritas industri roti di Kota Bogor adalah industri kecil dengan 54 Tabel 10 Distribusi jumlah industri roti di Kota Bogor tahun 2011 berdasarkan pengelompokan nilai investasi No Pengelompokan Nilai Investasi RP Jumlah Unit Usaha Prosentase 1 Nilai Investasi s.d Rp.50.000.000 36 78,3 2 Rp. 50.000.001 - Rp.100.000.000 3 6,5 3 Rp. 100.000.001 - Rp.150.000.000 2 4,3 4 Rp. 150.000.000 - Rp.200.000.000 1 2,2 5 Rp.200.000.001 atau lebih 4 8,7 Total 46 Sumber : Disperindag Kota Bogo 2011 diolah Tabel 11 Distribusi jumlah industri roti di Kota Bogor tahun 2011 berdasarkan pengelompokan jumlah tenaga kerja No Jumlah Tenaga Kerja orang Jumlah Unit Usaha Prosentase 1 1 sd 4 8 17,4 2 5 sd 19 31 67,4 3 20 keatas 7 15,2 Total 46 Sumber : Disperindag Kota Bogor 2011 diolah jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang sebanyak 31 industri 67 dan sisanya industri rumah tangga dengan jumlah pekerja kurang dari 5 orang sebanyak 8 industri 17,4 dan industri menengah 7 industri 15,2 Tabel 11.

4.3 Kondisi Umum Pemenuhan Aspek GMP CPPB pada IKM Roti

Berdasarkan definisi Peraturan BPOM Nomor HK.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012, yang termasuk Industri Rumah Tangga Pangan IRTP adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis. Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 mengamanatkan bahwa pangan olahan yang diproduksi oleh industri rumah tangga wajib memiliki Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga SP-PIRT yang diterbitkan oleh BupatiWaliKota dan Kepala Daerah. SP-PIRT adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh BupatiWaliKota terhadap pangan produksi IRTP di wilayah kerjanya yang telah memenuhi persyaratan pemberian SP-PIRT dalam rangka peredaran Pangan Produksi IRTP. 55 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bogor, jumlah IRTP untuk keseluruhan komoditi pangan yang telah mendapatkan SP-PIRT per tahunnya seperti pada Tabel 12. Rata-rata jumlah industri yang memperoleh SP-PIRT per tahunnya adalah 82 industri dan rata-rata sertifikat produk yang terbit sebanyak 144 buah. Masa berlaku SP-PIRT adalah 5 tahun. Jika industri yang memperoleh SP-PIRT tersebut dijumlahkan seluruhnya yaitu sebanyak 497 maka sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah industri kecil pangan keseluruhan tahun 2011 di Kota Bogor sebanyak 1.366 industri. Hal tersebut menandakan masih banyak industri yang belum memperoleh SP-PIRT. Tabel 12 Jumlah industri pangan Kota Bogor yang memperoleh SP-PIRT dan sertifikat produk yang terbit tahun 2006-2011 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Bogor 2011 diolah Untuk memperoleh SP-PIRT maka Industri Rumah Tangga Pangan dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatannya wajib menerapkan CPPB-IRT Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga. CPPB-IRT ini menjelaskan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi tentang penanganan pangan di seluruh mata rantai produksi mulai dari bahan baku sampai produk akhir yang mencakup : a Lokasi dan lingkungan produksi; b Bangunan dan fasilitas; c Peralatan produksi; d Suplai air atau sarana penyediaan air; e Fasilitas dan kegiatan higiene dan sanitasi; f Kesehatan dan higiene karyawan; g Pemeliharaan dan program higiene sanitasi karyawan; h Penyimpanan; i Pengendalian proses;