Pengendalian proses Strategy of improving food safety for bakery at small medium enterprise based on implementation good manufacturing practices
69 f. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan ; 2. Seksi Pembinaan dan Pengendalian Sarana Kesehatan Swasta ;
3. Seksi Perbekalan Kesehatan, Pengawasan Obat dan Makanan . g. UPTD Puskesmas jumlah 24 ;
h. UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah LABKESDA .
Pada Seksi Perbekalan Kesehatan Pengawasan Obat dan Makanan POM Perbekas salah satu tugasnya adalah menjalankan pembinaan dan pengawasan SP-
PIRT melalui kegiatan Penyuluh Keamanan Pangan PKP dan kegiatan Pengawas Keamanan Pangan Kota Food District Inspector FDI. Penyuluh Keamanan
Pangan PKP adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai kualifikasi PKP yang mempunyai kompetensi sesuai dengan bidangnya dalam produksi pangan dan
diberi tugas untuk melakukan penyuluhan keamanan pangan dari organisasi yang kompeten. Pengawas Pangan KabupatenKota District Food InspectorDFI adalah
pegawai negeri sipil yang mempunyai kualifikasi DFI, yang mempunyai kompetensi sesuai dengan bidangnya dalam produksi pangan dan diberi tugas untuk
melakukan pengawasan keamanan pangan IRTP dalam rantai pangan dari organisasi yang kompeten. Sumberdaya pada Seksi Perbekas ini saat ini memiliki 4
tenaga PKP yang aktif bertugas , dimana 3 orang tersebut juga merangkap sebagai tenaga Pengawas Pangan Kota DFI . Latar belakang pendidikan sumberdaya
yang ada adalah semua Sarjana S1 bidang Farmasi. Selain itu sumberdaya yang sama dihunakan untuk melaksanakan tugas dalam pembinaan dan pengawasan
obat-obatan. Sumber dana untuk kegiatan penyuluhan diperoleh dari APBD Kota Bogor
dan penarikan biaya pendaftaran SP-PIRT sebesar Rp. 300.000,-pendaftar. Namun sejak tahun 2011, kebijakan biaya pendaftaran SP-PIRT telah dihapus. Alokasi
dana yang ada pada Seksi Perbekas tahun 2012 kurang lebih 150 juta dengan proporsi pendanaan untuk kegiatan penyuluhan dan pengawasan pangan hanya
sebesar kurang-lebih 75 juta. Target output sarana produksi pangan yang terbina sebanyak 100 buah. Hal ini antara lain menyebakan kegiatan penyuluhan terbatas
70 dan pengawasan survailen yang seharusnya dilakukan setahun sekali tidak dapat
dilaksanakan. Kegiatan penyuluhan keamanan pangan umumnya dilakukan Dinkes Kota
Bogor 3-4 kali dalam jangka waktu setahun, dengan batasan peserta 20-30 orang setiap kegiatan penyuluhan. Penyuluhan dilakukan kepada pemilik atau
penanggung jawab IRTP. Penyuluhan dilakukan selama 2 dua hari dengan materi yang umum digunakan dalam kegiatan penyuluhan keamanan pangan terdiri dari :
1 Materi Utama mencakup : a Peraturan perundang-undangan di bidang pangan; b Keamanan dan Mutu pangan; c Teknologi Proses Pengolahan Pangan; d
Prosedur Operasi Sanitasi yang Standar SSOP; e Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk Industri Rumah Tangga CPPB-IRT; f Penggunaan Bahan
Tambahan Pangan BTP; g Persyaratan Label dan Iklan Pangan. 2 Materi Pendukung mencakup : a Pencantuman label Halal; b Etika Bisnis dan
Pengembangan Jejaring Bisnis IRTP. Bahan untuk penyuluhan yang diberikan kepada peserta berupa “hand out”
presentasi materi, dan belum ada publikasi lain yang diterbitkan dalam kegiatan penyuluhan.
Kegiatan penilaian pemeriksaan sarana produksi dilakukan setelah pemilik atau penangungjawab telah memiliki sertifikat penyuluhan keamanan pangan.
Kegiatan pemeriksaan hanya dilakukan oleh tenaga FDI yang ada di Seksi Perbekas Dinkes Kota Bogor. Lama pemeriksaan sekitar 1 atau 2 hari tergantung luasan atau
kompleksitas sarana produksi yang diperiksa. Laporan hasil pemeriksaan sarana produksi menjadi dasar untuk dapat diterbitkan SP-PIRT ditembuskan kepada Pusat
Pelayanan Ijin Terpadu Kota Bogor yang akan menerbitkan sertifikat dan ijin nomor pendaftaran produk.
Dinas perindustrian dan perdagangan Kota Bogor
Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampiran 3 terdiri dari: Kepala Dinas, Sekretaris, dan 3 tiga Kepala Bidang dengan rincian sebagai
berikut :