Srategi S-O Strengths – Opportunities

104 1 Program pelatihan terencana petugas penyuluh keamanan pangan dan petugas pengawas pangan w2, 02 Jumlah dan keahlian petugas penyuluh dan pengawasa pangan dapat diperbaiki dengan dua alternatif yaitu merekrut baru sumber daya manusia yang kompeten atau memanfaatkan sumberdaya yang ada dengan memberikan program pelatihan yang terencana. Program pelatihan tersebut harus dimasukan dalam agenda Rencana Strategis Aksi Pangan Daerah sesuai acuan RAN-PG. Indikator capaian hasil yaitu jumlah tenaga PKP dan jumlah tenaga pengawas pangan. Menurut Peraturan Kepala BPOM Nomor HK.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012, kriteria tenaga penyuluh keamanan pangan PKP adalah Pegawai Negeri Sipil PNS yang memiliki sertifikat kompetensi di bidang penyuluhan keamanan pangan dari Badan POM dan ditugaskan oleh Bupati Walikota. Kriteria Tenaga Pengawas Pangan KabupatenKota District Food InspectorDFI adalah Pegawai Negeri Sipil PNS yang memiliki sertifikat kompetensi pengawas pangan dari Badan POM. Selain ketersediaan jumlah, tingkat keahlian petugas penyuluh maupun pengawas keamanan pangan juga menentukan keberhasilan penyampaian informasi kepada IKM maupun masyarakat. Perkembangan masalah keamanan pangan maupun perkembangan tehnologi proses produksi yang sangat cepat, haruslah diikuti oleh kemampuan petugas penyuluh maupun pengawas dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu perlu diprogramkan peningkatan keahlian petugas penyuluh maupun pengawas yang ada melalui pelatihan yang sesuai seperti pelatihan SHACCP, ISO 22000, Penyusunan Dokumentasi Mutu, Teknik Komunikasi, Tehnologi Produksi, dan lainya. 2 Melakukan pengawasan berkala setahun sekali w7,02,01 Sesuai Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor Hk.03.1.23.04.12.2205 tahun 2012 tentang pedoman pemberian sertifikat produksi pangan industri rumah tangga lampiran 1 butir g bahwa Bupati WaliKota cq. Dinas Kesehatan KabupatenKota wajib melakukan monitoring pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan SP-PIRT yang telah diterbitkan minimal 1 satu kali dalam setahun. 105 Hasil penelitian Wilcock et al. 2011 mengidentifikasi salah satu motivasi utama dalam menerapkan HACCP termasuk didalamnya Good Manufacturing Practices pada industri pangan kecil dan menengah adalah karena adanya regulasi pemerintah. Kepatuhan terhadap standar terkait keamanan pangan terutama di negara berkembang dapat diimplementasikan hanya dengan bantuan sistem surveilan yang kuat Aloui and Kenny, 2005. Mekanisme ini harus didukung dengan mekanisme umpan balik tepat terstruktur, strategi pengelolaan sistem informasi terkoordinasi antara lembaga terkait, dukungan infrastruktur teknis dan sumber daya finansial serta pemberdayaan tenaga kerja terlatih sebagai bagian integral dari kerangka keamanan pangan Sagheer and Syadav, 2008. Untuk itu program pengawasan harus ditegakkan secara regular untuk mendorong IKM benar-benar menerapkan Good Manufacturing Practices. 3 Bimbingan intensif produsen IKM roti w3,02 Salah satu strategi yang disarankan oleh WHO 1999 kepada pemerintah negara berkembang dalam upaya mendorong peningkatan penerapan sistem keamanan pangan pada industri kecil dan menengah, yaitu memberikan bimbingan dan informasi jelas misalnya manual, booklet, leaflet dan video serta membuat proyek percontohan pada IKM yang dibimbing intensif sebagai unjuk demonstrasi kepada IKM lain. Bimbingan intensif pada IKM dibutuhkan mengingat keterbatasan pengetahuan dan sumberdaya yang ada pada IKM.

5.6.3 Strategi S-T Strengths- Threats

Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman adalah : 1 Memfasilitasi asosiasiperkumpulan IKM menggalang kekuatan dan kerjasama t1 Pada saat penelitian ini dilakukan baru dibentuk kepengurusan asosiasi IKM di Kota Bogor atas fasilitasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor pada bulan Mei 2012. Mengingat asosiasi ini relatif baru terbentuk, maka dorongan dan fasilitasi dari pemerintah daerah sangat diperlukan agar IKM bergabung sehingga mempunyai kekuatan untuk mengatasi ancaman bersama- sama dengan pemerintah daerah Kota Bogor. Adanya perkumpulanasosiasi akan memudahkan IKM membentuk kerjasama yang saling menguntungkan dan 106 memudahkan penyaluran aspirasi kepada pemerintah daerah Kota Bogor. Menurut WHO 1999 selain pemerintah, peran perkumpulan asosiasi industri dan perkumpulan konsumenmasyarakat diperlukan untuk mendorong keberhasilan penerapan sistem manajemen keamanan pangan di industri. 2 Memfasilitasi peningkatan desain dan inovasi pada label dan kemasan produk IKM roti t1,t4 Salah satu mengatasi ancaman persaingan dengan industri sejenis adalah dengan terus mendorong IKM meningkatkan mutu dan kemasan produknya melalui berbagai penyuluhan atau bimbingan. Umumnya produk IKM juga memiliki kekurangan pada label dan kemasan yang sederhana dan kurang menarik, untuk itu perlu ada bimbingan pelatihan untuk mendesain kemasan sesuai persyaratan dan menarik konsumen.

5.6.4 Strategi W-T Weakness- Threats

Hasil stukturisasi penyusun strategi WT diperoleh elemen kunci dalam tipe strategi ini adalah faktor belum adanya Rencana Strategis Aksi Pangan-Gizi Daerah maupun Rencana Strategis Pengembangan Industri yang ditetapkan oleh pemerintah Kota Bogor w1. Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman adalah : 1 Menetapkan Rencana Strategis Aksi Pangan-Gizi Daerah dan Pengembangan Industri w1, t1 Rencana Strategis Aksi Pangan-Gizi Daerah perlu dibuat selaras dengan acuan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi RAN-PG yang telah ditetapkan Bapenas. Acuan Strategi Peningkatan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan dalam RAN-PG dijabarkan dalam program kegiatan antara lain: a. Peningkatan jumlah dan kompetensi tenaga penyuluh keamanan pangan PKP dan Pengawas Pangan Kabupaten Kota District Food Inspector. Indikator capaian hasil yaitu: 1 Jumlah tenaga PKP dan 2 Jumlah pengawas pangan. b. Bimbingan teknis pada Industri Rumah Tangga Pangan IRTP. dengan indicator capaian hasil yaitu: 1 Jumlah penyusunan modul penerapan prinsip- prinsip keamanan pangan pada proses produksi di IRTP berdasarkan jenis produknya; 2 Jumlah IRTP yang dilatih dan difasilitasi penerapan prinsip-