Instansi Pembina dan Pengawas IKM terkait GMP

71

2. Bidang Perindustrian membawahi: Seksi Industri Agro dan Hasil Hutan;

Seksi Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka; Seksi Industri kima.

3. Bidang Perdagangan membawahi : Seksi Perdagangan Dalam Negeri; Seksi

Perdagangan Luar Negeri; dan Seksi Perlindungan Konsumen.

4. Bidang Metrologi membawahi : Seksi Ukur Arus, Panjang, Volume dan

Barang Dalam Keadaan Terbungkus BDKT; Seksi Masa dan Timbangan; Seksi Penyuluhan dan Pengawasan Kemetrologian. Bidang yang membidangi kegiatan pembinaan IKM makanan adalah bidang perindustrian khususnya Seksi Industri Agro dan Hasil Hutan . Pada bidang perindustrian, jumlah SDM aparatur di tahun 2012, adalah sebanyak 13 orang PNS. Jumlah SDM aparatur yang merupakan pasca sarjana adalah sebanyak 3 orang , lulusan sarjana S1 sebanyak 4 orang , lulusan Diploma III sebanyak 1 orang, lulsan setingkat SLTA sebanyak 4 orang dan lulusan setingkat SLTP sebanyak 1 orang. Khusus SDM pada Seksi Industri Agro dan Hasil Hutan hanya ada 2 dua orang. Anggaran belanja untuk urusan perindustrian di tahun 2011 adalah sebesar Rp 725 juta, namun alokasi anggaran belanja untuk bidang Sekretariat lebih besar dibandingkan dengan alokasi anggaran untuk bidang substantif, yaitu porsinya di atas sebesar 70 persen dari total anggaran belanja di instansi tersebut. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor proaktif dalam melakukan pembinaan kepada IKM, terlihat dari capaian indikator kinerja. Terdapat dua indikator kinerja yang telah ditentukan dalam RPJMD, yaitu jumlah industri kecil dan menengah IKM, dengan target sebanyak 3510 unit IKM, dan jumlah industri yang memanfaatkan teknologi tepat guna, dengan target sebanyak 750 unit IKM. Jenis kegiatan yang telah dilakukan antara lain memfasilitasi IKM mendapat sertifikasi halal, memfasilitasi IKM mendapatkan sertifikasi SP-PIRT, pelatihan dan bimbingan teknis untuk penerapan GMP HACCPSNI, pameran produk IKM, memfasilitasi promosi produk IKM serta memfasilitasi terbentuknya wadahasosiasi IKM. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor dalam kegiatannya terlait keamanan pangan telahi berkoordinasi melibatkan Dinas Kesehatan Kota Bogor khususnya Seksi Perbekalan Kesehatan, Pengawasan Obat dan Makanan. 72 73

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi dan Analisis Lingkungan Internal

Analisis terhadap lingkungan internal pemerintah dan industri roti di Kota Bogor teridentifikasi beberapa faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi penerapan Good Manufacturing Pratices di industri roti-kue di Kota Bogor. Analisis ini berdasarkan hasil depth interview dengan para pakarpelaku dan kajian literatur. Faktor-faktor internal yang teridentifikasi menjadi kekuatan dan kelemahan tercantum dalam Tabel 13. Tabel 13 Faktor-faktor lingkungan internal No Faktor Lingkungan Internal Kekuatan Strenghts 1 Lokasi Kota Bogor yang strategis menarik 2 Sektor industri makanan-minuman menjadi sektor basis perekonomian Bogor

3 Memiliki infrastruktur pendukung laboratorium uji terakreditasi

4 Dukungan sarana dan prasarana kota memadai 5 Kebijakan pembebasan biaya SP-PIRT

6 Sumber keuangan daerah cukup baik

7 Sudah memiliki jaringan koordinasi lintas SKPD

Kelemahan Weakness

1 Belum ada Rencana Strategis Aksi Pangan-Gizi Daerah maupun Rencana

Strategis Pengembangan Industri yang ditetapkan 2 Jumlah dan keahlian tenaga PKP dan DFI masih terbatas 3 Komitmen dan budaya kerja IKM masih kurang 4 Keterbatasan modal IKM 5 Media informasi publikasi masih terbatas 6 Keterbatasan pemahaman keamanan pangan tenaga kerja di IKM 7 Mekanisme pengawasansurvailen belum berjalan regular

5.1.1 Kekuatan

Terdapat 7 tujuh faktor internal yang teridentifikasi menjadi kekuatan yaitu :

1. Lokasi Kota Bogor yang strategis

Kedudukan topografis Kota Bogor ditengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor dengan kondisi geografis yang relatif lebih baik dibandingkan dengan wilayah lainnya di Jabodetabek, serta lokasinya yang dekat dengan ibukota negara, 74 merupakan potensi yang strategis untuk perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Lokasi yang berdekatan dengan ibu kota Jakarta juga memudahkan akses sumber informasi di pemerintahan pusat ibu kota seperti BPOM, Kementerian Perindustrian, Kementrian UKM, dan lainnya. Adanya Kebun Raya yang didalamnya terdapat Istana Bogor di pusat kota serta kedudukan Kota Bogor diantara jalur tujuan wisata Puncak - Cianjur menjadikan Kota Bogor sebagai salah satu alternatif pusat perbelanjaan, perdagangan dan wisata kuliner bagi masyarakat Kota Bogor dan sekitarnya. Kota Bogor masih memberikan daya tarik yang besar bagi para wisatawan. Hal itu terlihat dari tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Bogor di tahun 2011 yang mencapai 3.264.169 orang yang terdiri dari 3.112.414 wisatawan lokal dan 151.755 wisatawan mancanegara. Dengan demikian, kunjungan wisatawan tahun 2011 tumbuh sebesar 10,02 dibandingkan kunjungan wisatawan di tahun 2010 yang mencapai 2.967.426 orang Bapeda, 2010. Tempat wisata di Kota Bogor yang menjadi tujuan para wisatawan diantaranya: Kebun Raya Bogor, Istana Bogor, Museum Zoologi, Museum Etnobotani, Prasasti Batu tulis, Danau Situgede, Taman Topi Plaza Kapten Muslihat, Museum Tanah, Museum PETA, Museum Perjuangan, dan Wisata Air The Jungle. Lokasi strategis menciptakan peluang pasar bagi produk industri IKM roti di Kota Bogor. Hal ini juga berdampak baik bagi perkembangan ekonomi industri roti di Kota Bogor.

2. Sektor industri makanan menjadi sektor basis perekonomian Bogor

Berdasarkan data BPS Kota Bogor, sektor kedua yang dominan dalam pembentukan PDRB Kota Bogor periode 2005-2009 adalah sektor industri pengolahan dengan laju 27,97 . Pada sektor industri pengolahan, sub sektor dominan adalah sektor makanan, minuman dan tembakau dengan jumlah industri terbanyak. Berdasarkan data sensus industri tahun 2011, selama jangka waktu tahun 2005-2009 sektor makanan dan minuman menunjukan: 1 Peningkatan jumlah output terbesar dibanding sektor lain mencapai 595 juta rupiah; 2 Peningkatan nilai tambah dari 55,82 juta rupiah menjadi 435,07 juta rupiah 7,79 kali lipat.