95 Menurut FAO 1999 IKM sering tidak memiliki keahlian teknis yang
diperlukan untuk melaksanakan keamanan pangan dan sistem manajemen, oleh karena itu memerlukan dukungan eksternal. Kemampuan pemerintah dan asosiasi
industri perdagangan memberikan dukungan teknis yang memadai merupakan faktor penting dalam keberhasilan pelaksanaan sistem manajemen kualitas makanan
oleh IKM. Indeks Pembangunan Manusia dan PDRB cukup baik S6, memiliki
laboratorium penguji terakreditasi S3, industri makanan menjadi sektor basis perekonomian S2, Kebijakan pembebasan biaya SP-PIRT S5 merupakan faktor
dependent weak driver – strongly dependent variables. Umumnya peubah ini
adalah peubah tak bebas yang dipengaruhi oleh elemen-elemen lainnya sesuai hierarki. Artinya kebijakan pembebasan biaya SP-PIRT dan pemeliharaan fasilitas
laboratorium penguji makanan terakreditasi dapat berjalan jika IPM dan PDRB pemerintah daerah Kota Bogor tetap dipertahankan baik serta industri makanan
tetap menjadi sektor basis perekonomian. Strategi pembebasan biaya SP-PIRT merupakan strategi yang berkaitan
langsung dalam mendorong IKM roti di Kota Bogor mendapatkan jaminan SP- PIRT namun sangat dipengaruhi faktor lain sebagai pendorong. Penyediaan
laboratorium penguji pangan milik pemerintah daerah dapat membantu memfasilitasi IKM dalam mengujikan produk pangannya yang dibutuhkan dalam
pembuktian keamanan pangan dalam rangka permasaran pemenuhan standar regulasi.
Keberadaan lembaga penelitianpendidikan di Kota Bogor O5 berada pada sektor autonomous weak driver – weak dependent variables. Peubah di sektor ini
umumnya dianggap tidak berkaitan dengan sistem atau mungkin mempunyai hubungan kecil mempunyai dampak langsung terhadap peningkatan keamanan
mutu pangan produk IKM.
5.5.2 Struktur Elemen Kendala WT
Elemen dan sub elemen penghambat dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi SWOT yaitu paduan faktor Kelemahan dan Ancaman WT sehingga dihasilkan 11
sub elemen. Sub elemen t
erdiri dari: 1 Belum ada rencana strategis aksi pangan-gizi daerah maupun rencana strategis pengembangan industri yang ditetapkan
96 pemerintah daerah Kota Bogor w1; 2 Keterbatasan jumlah dan keahlian tenaga
penyuluh PKP dan pengawas DFI w2; 3 Kurangnya komitmen dan budaya kerja IKM w3; 4 Keterbatasan modal IKM w4; 5 Keterbatasan media
informasi, publikasi w5; 6 Keterbatasan pemahaman keamanan pangan tenaga kerja IKM w6; 7 Mekanisme survailen belum berjalan regular w7; 8
Persaingan dari produk bakery sejenis berasal dari industri franchaise dan dari luar t1; 9 Kenaikan biaya produksi t2; 10 Perkembangan produk substitusi t3;
11 Pembeli memiliki kekuatan menentukan pilihan t4. Analisis dengan teknik ISM transitivity = 70 seperti disajikan pada
Gambar 21 menunjukkan bahwa elemen kunci dalam upaya peningkatan penerapan good manufacturing practices
di IKM roti Kota Bogor adalah belum adanya rencana strategis Aksi Pangan-Gizi Daerah maupun rencana strategis
pengembangan industri yang ditetapkan oleh pemerintah Kota Bogor w1.
Sub elemen kendala WT
Hirarki Dependency
Kategori Driver
power Depe
ndenc e
1
W1 Belum
ada Rencana Strategis Aksi
Pangan‐Gizi Daerah maupun
Rencana Strategis Pengembangan
Industri yang ditetapkan
11 1
Indepen ‐
dent
2
W2 Keterbatasan
Jumlah dan keahlian
tenaga penyuluh PKP dan
pengawas DFI
10 2
Indepen ‐
dent
3
W3 Kurangnya
Komitmen dan budaya
kerja IKM
1 11
depen ‐
dent
4
W4 Keterbatasan
Modal IKM
7 10
Linkage
5
W5 Keterbatasan
Media informasi, publikasi
9 3
Indepen ‐
dent
6
W6 Keterbatasan
Pengetahuan Tenaga
kerja IKM
7 10
Linkage
7
W7 Mekanisme
survailen belum berjalan
reguler
8 4
Indepen ‐
dent
8
T1 Persaingan
dari produk bakery sejenis
franchaise dan dari luar kota
7 10
Linkage
9
T2 Kenaikan
Biaya Produksi
7 10
Linkage
10 T3
Perkembangan produk
substitusi
7 10
Linkage
11 T4
Pembeli memiliki kekuatan
menentukan pilihan
7 10
Linkage
Sub elemen kunci kendala: Belum ada Rencana Stategis 1.
Gambar 21 Struktur hierarki elemen kunci kendala.
Ketiadaan rencana strategis berdampak pada keterbatasan jumlah maupun keahlian tenaga penyuluh keamanan pangan PKP w2 sehingga berpengaruh pada
3 10
9 8
4 6
11
1 7
5 2