75 Industri makanan dan minuman termasuk dalam kategori industri penggerak
perekonomian Kota Bogor. Adapun ciri-ciri kelompok industri penggerak perekonomian antara lain: 1 Menggunakan bahan baku lokal atau bahan baku
yang mudah diperoleh; 2 Cara memproduksinya tidak sulit dikuasai oleh masyarakat setempat , karena berbasis talenta dan ketrampilan daerah ataupun
kalau membutuhkan alih tehnologi akan mudah dilakukan atau tidak menuntut ketrampilan tinggi; 3 Sebagian besar produknya dapat diserap oleh pasar
lokaldomestik, atau tidak memerlukan pemasaran yang sulit; 4 Mempunyai potensi untuk dikembangkan, apabila memungkinkan dikembangkan sebagai
produk unggulan daerah Bapeda, 2010.
3. Memiliki infrastruktur pendukung laboratorium uji terakreditasi
Pemerintah Kota Bogor telah memiliki laboratorium uji terakreditasi KAN No akreditasi LP-443-IDN yaitu Laboratorium Dinas Kesehatan yang beralamat
di Jl. Kesehatan No. 3 Tanah Sareal Kota Bogor . Ruang lingkup yang dimiliki antara lain untuk pengujian kimiafisika air dan air limbah, mikrobiologi makanan
dan minuman, bahan tambahanpengawetpewarna makanan, hygiene dan sanitasi. Biaya pengujian berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor No. 4 Tahun 2006.
Pengujian di laboratorium dibutuhkan dalam membuktikan pemenuhan persyaratan pada penerapan GMP seperti pengujian kualitas air yang digunakan
sesuai standar kualitas air menurut PerMenKes No. 907MenKesSKPer.VII2002; pengujian cemaran mikroba dan kimia sesuai Peraturan Kepala Badan POM RI No.
Hk.00.06.1.52.4011 tentang penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makanan; pengujian laboratorium untuk memeriksa status kesehatan
pekerja.
4. Memiliki dukungan sarana dan prasarana kota memadai
Kota Bogor telah memiliki kualitas dan jaringan air bersih PDAM yang cukup baik untuk mendukung operasional industri roti dalam pemenuhan sumber
air untuk proses produksi . Baku mutu air minum yang dipersyaratkan dalam penerapan GMP harus memenuhi standar kualitas air menurut PerMenKes No.
907MenKesSKPer.VII2002. Tingkat pelayanan Air minum oleh PDAM Tirta Pakuan melalui sambungan langsung SR pada tahun 2008 sebesar 98,72
RPJMD Kota Bogor, 2010-2014.
76 Data Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika tahun 2008
menunjukan jaringan jalan Kota Bogor sepanjang 783,412 km yang dalam kondisi baik sekali sepanjang 255,046 km dan kondisi baik sepanjang 428,222 km. Di
Kota Bogor terdapat satu stasiun, empat terminal kendaraan umum yaitu terminal Baranangsiang, terminal Merdeka, terminal Bubulak dan terminal Laladon.
Aksesbilitas jalan dan kereta api di Kota Bogor yang cukup baik menghubungkan dengan wilayah eksternal mendukung potensi pemasaran industri roti.
Jaringan listrik di Kota Bogor tersedia cukup baik dimana jumlah pelanggan dan daya tersambung setiap kecamatan hampir merata, yang paling rendah di Bogor
Timur Tabel 14. Jaringan listrik yang baik mendukung bagi kegiatan produksi IKM roti.
Tabel 14 Jumlah pelanggan listrik dan daya tersambung menurut kecamatan di Kota Bogor tahun 2008
No Kecamatan Jumlah Langganan
Daya Tersambung 1 Bogor
Selatan 34.580
32.387.551 2 Bogor
Timur 16.932
23.743.271 3 Bogor
Utara 29.403 25.612.646
4 Bogor Tengah
23.004 50.527.466
5 Bogor Barat 35.833
28.448.908 6 Tanah
Sareal 30.728
22.811.799 170.480 183.531.641
Sumber : Kota Bogor dalam Angka BPS 2008
5. Kebijakan pembebasan biaya SP-PIRT oleh pemerintah daerah Kota
Bogor
Sejak tahun 2010 pemerintah daerah Kota Bogor melalui Dinas Kesehatan Bogor telah menetapkan kebijakan untuk melakukan pembebasan biaya pendaftaran
SP-PIRT sebesar Rp.300.000,-. Hal ini meringankan bagi IKM roti untuk memperoleh SP-PIRT, dimana SP-PIRT merupakan jaminan tertulis yang diberikan
oleh Walikota terhadap pangan produksi IRTP yang telah memenuhi persyaratan antara lain GMP. Tata Cara untuk memperoleh SP-PIRT diatur dalam Peraturan
Kepala BPOM Nomor HK.03.1.23.04.12.2205 tahun 2012 tentang pedoman pemberian sertifikat produksi pangan industri rumah tangga.
77
6. Sumber keuangan daerah cukup baik
Sumber penerimaan pemerintah daerah Kota Bogor berasal dari bagian pendapatan asli daerah , bagian dana perimbangan dan pendapatan lain yang syah.
Pendapatan asli daerah Kota Bogor tahun 2011 mencapai Rp. 127.4888.089.831, - ; dana perimbangan mencapai Rp. 659.141.536.834,- dan dana pendapatan lain yang
yang syah mencapai Rp. 56.121.435.000,-. Total sumber penerimaan pemerintah daerah Kota Bogor mencapai Rp. 842.751.061.665 Tabel 15. Sumber
penerimaan daerah menjadi modal bagi penyelenggaraan urusan pemerintah daerah termasuk dalam pembiayaan kegiatan Dinas Kesehatan maupun Dinas
Perindustrian dan Perdagangan terkait penyuluhan dan pengawasan IKM . Hal ini menjadikan iklim yang kondusif mendukung pemerintah daerah dalam
melaksanakan program kerjanya. Tabel 15 Realisasi penerimaan daerah Kota Bogor tahun 2011
No Jenis Penerimaan
Nilai
1 Bagian Pendapatan Asli daerah 127.488.089.831
1.1 Pajak Daerah 66.504.761.353
1.2 Restribusi Daerah 34.681.146.445
1.3 Bagian Laba Usaha Daerah 15.137.968.088
1.4 Penerimaan
lain-lain 11.164.213.945
2. Bagian dana Perimbangan 659.141.536.834
2.1Bagi Hasil
Pajak 129.983.594.372
2.2Bagi Hasil Bukan Pajak 18.704.027.015
2.3Dana Alokasi
Umum 426.093.607.000
2.4Dana Alokasi Khusus DAK 9.756.700.000
2.5 Bagi Hasil Pajak Bantuan Keuangan dari Propinsi 74.603.608.447
2.5.1 Bagi hasil Pajak Propinsi 74.603.608.447
2.5.2 bantuan Keuangan dari Propinsi -
3 Lain –lain Pendapatan yang syah 56.121.435.000
3.1 Hibah 2.999.965.000
3.2 Pendapatan lainnya 53.121.470.000
Jumlah Penerimaan
842.751.061.665
Sumber : Kota Bogor dalam Angka, BPS 2011
7. Sudah memiliki jaringan koordinasi lintas SKPD
Pemerintah Kota Bogor telah menyelenggarakan pertemuan rutin lintas satuan kerja pemerintah daerah SKPD untuk mengkoordinasikan pelaksanaan
program kerja rencana pembangunan jangka menengah daerah RPJMD, misalnya dalam urusan ketahanan pangan dengan indikasi kegiatan peningkatan distribusi,