Saran KESIMPULAN DAN SARAN

113 Hariyadi P. 2007. Upaya Peningkatan Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan melalui Ilmu dan Teknologi Pangan. Southeast Asian Food Science and Technology SEAFAST Center IPB. Bogor. Hariyadi,P. 2008. Beban Ganda: Permasalahan Keamanan Pangan di Indonesia Artikel Pangan Edisi No. 51XVIIIJuli-September2008. Herath, D. dan Henson, S. 2005. Identification and quantification of barriers to HACCP implementation: Evidence from Ontario Food Processing sector. Selected paper prepared for presentation at the American Agricultural Economics Association Annual Meeting, Providence, Rhode Island, July 24- 27, 2005 Hubeis, M. 1997. Menuju industri kecil profesional di era globalisasi melalui pemberdayaan manajemen industri. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Manajemen Industri, Fakultas Tehnologi Pertanian.Bogor : IPB. Janes, FR. 1988. Interpretive Structural ModellingISM: a methodology for structuring complex issues. Transactions Institute of Measurement and Control, Vol. 10 No. 3, pp. 145-54. Jaya, R., Machfud dan Ismail, M. 2011. Aplikasi teknik ISM dan ME-MCDM untuk identifikasi posisi pemangku kepentingan dan alternatif kegiatan untuk perbaikan mutu kopi gayo. Jurnal Teknologi Industi. Pertanian Vol. 21 1, 1-8. Jharkharia,S. 2011. Interrelations of critical failure factors in ERP implementation: an ISM-based analysis. International Conference on Advanced Management Science. IPEDR vol.19 2011. Singapore. [KADIN] Kamar Dagang dan Industri Indonesia. 2010. Kebutuhan Teknologi dan Potensi Kerjasama Riset dengan Industri.[terhubung berkala] http: www.ristek.go.idfileuploadPengumuman2010KADIN.pdf. [20 Januari 2012] Karaman, A. D., Ferit Cobanoglu , Renan Tunalioglu and Gulden Ova , 2012. Barriers and benefits of the implementation of food safety management systems among the Turkish dairy industri: A case study. Food Control 25 2012 732- 739 Lawley R, Curtis L, and Davis J. 2008. The Food Safety Hazard Guidebook. RSC Publishing. Cambridge. Machfud. 2001. Rekayasa model penunjang keputusan kelompok dengan fuzzy logic untuk system pengembangan agroindustri minyak atsiri.[Disertasi]. IPB. Bogor. [Menpangan] Menteri Negara Urusan Pangan. 1996. Undang- Undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan. Kantor Menteri Negara Urusan Pangan. Jakarta. 114 [Menpangan] Menteri Negara Urusan Pangan dan Hortikultura. 1999. Peraturan Pemerintah PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Kantor Menteri Negara Pangan dan Hortikultura. Jakarta. Mirah, AD. 2007. Manajemen Stratejik Pengembangan Agroindustri Berbasis Unggulan Daerah. Disertasi. Pasca Sarjana Tehnologi Industri Pertanian. Bogor. Nababan TR. 2007. Analisis Strategi Pemasaran Produk Home Industri Roti Studi Kasus di Home Industri Marinda, Kelurahan Gunung Batu, Bogor. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pearce JA, Robinson RB. 1997. Manajemen Strategik :Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Maulana A, penerjemah; Jilid Satu. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Terjemahan dari: Strategic Managemen :Formulation, Implementation, and Controlling. Purnawan, AH. 2010. Kajian pengembangan usaha IKM pangan komoditi roti dan kue di Kota Bogor Studi kasus di industri kecil Elsari Bogor. [Thesis]. Program Studi Industri Kecil Menengah. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rangkuti F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Rahayu, 2009. Disain Peningkatan Daya Saing Industri Pengolahan Ikan Berbasis Perbaikan Kinerja Mutu Dalam Rantai Pasokan Ikan Laut Tangkapan Di Wilayah Utara Jawa Barat.[Thesis]. Bogor : Fakultas Tehnologi Perikanan, Institut Pertanian Bogor. Randell AW. 2000. International food standards : The Work of Codex. Di dalam : Rees N, Watson D, editor. International Standard for Food Safety. Maryland : An Aspen Publication. Rahayu, W. P. 2008. KLB Keracunan Pangan Tahun 2008: Laporan Tahunan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan POM RI, Jakarta. Riemann, H. and F.L. Bryan. 1979. Foodborne Infection and Intoxication. 2nd edition, Academic Press, Inc., San Diego. Sarter S, Gilles dan Patrick Gilabert . 2010. A Swot analysis of HACCP implementation in Madagascar. Food Control 21 2010 253–259 Sarter, Gilles dan Samira Sarter. 2012. Promoting a culture of food safety to improve hygiene in small restaurants in Madagascar. Food Control 25 2012 165-1. Sagheer, S., Yadav, S.S. and Deshmukh, S.G. 2008. An application of interpretative structural modeling of the compliance to food standards. International Journal of Productivity and Performance Management Vol. 58 No. 2, 2009 p. 136-159. 115 Sapers GM, Gorny JR, and Yousef AE. 2006. Microbiology of Fruits and Vegetables. CRC Press.Boca Raton, London, New York. Saxena, Sushil JP, Vrat P. 1992. Scenario Building: A Critical Study of Energy Conservation in The Indian Cement Industri. Technological Forecasting and Social Change 41: 121-146. Siregar, D. 2009. Strategi Peningkatan Mutu Dan Keamanan Produk Olahan Markisa Di PT. Pintu Besar Selatan, Sumatera Utara. [Thesis]. Bogor. Fakultas Tehnologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sekretaris Jenderal Menteri Perindustrian. 2010. Rencana Strategis Kementerian Perindustrian tahun 2010-2014 dan Peran Daerah Dalam Menghadapi FTA. Yogyakarta: Menperin. S.M. Osés , P.A. Luning , L. Jacxsens , S. Santillana , I. Jaime and J. Rovira . 2012. Food safety management system performance in the lamb chain. Food Control 25 2012 493-500. Sudibyo, A, Rahayu, SE, Rohaman, MM, Ridwan, IN, Sirait, SD, Aprianita, N dan Sutrisniati, D. 2001. Pengembangan dan Penerapan Sistem HACCP Hazard Analysis Critical Control Point Pada Industri Pangan di Indonesia. Warta IHP vol. 18 No. 1-2 : 7 – 18. Sudibyo, A dan Sumarsi. 2004. Penelitian Terhadap Kesadaran dan Tanggung Jawab Industri Pangan Skala Kecil Dalam Memproduksi Pangan Yang Aman dan Bermutu. Warta IHP Vol. 21 No. 1 – 2 : 41-54. Sukarman W. 2007. Modul Kuliah MAN 542 Pengelolaan Industri : Peran Industri Perbankan dalam Mendukung Sektor UMKM di Indonesia. Bogor: Program Magister Profesional Industri Kecil Menengah Sekolah Pascasarjana IPB. Supar. 2005. Keamanan pangan produk peternakan ditinjau dari aspek prapanen: Permasalahan dan solusi. Prosiding Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan Bogor , 14 September 2005. hlm. 56 −60. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. Stanton G. 2000. Food Safety and International Trade : The Role of The WTO and The SPS Agreement. Di dalam : Rees N, Watson D, editor. International Standard for Food Safety. Maryland : An Aspen Publication. Tarigan, A.B. 2010. Proses Produksi dan Pengawasan Mutu Roti di Perusahaan Bogor Permai. Program Keahlian Supervisor Jaminan Mutu Pangan, Diploma, IPB. Umar H. 2008. Strategic Management in Action. Cetakan Kelima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Warfield, J. N. 1974a. Structuring complex systems, Battelle Monograph No 4, Battelle Memorial Institute, Columbus. Ohio, USA. 116 [WHO] World Health Organization. 1999. Report of WHO Food Safety Programme: Strategies for Strategies for Implementing HACCP in Small andor Less Developed Businesses. The Netherlands The Hague. Winarno FG. 1993. Makanan tradisional: keamanan, gizi, dan khasiat. Di dalam: Naskah Akademis Keamanan Pangan. IPB Press. Bogor. Winarno FG. 1994. Mikrobiologi dan keamanan pangan. Di dalam: Naskah Akademis Keamanan Pangan. IPB Press. Bogor. Winarno, F.G. 1997. Naskah Akademis. Keamanan Pangan. FTDC Food Technology Development Center Institut Pertanian Bogor. Winarno, F.G. 2004. Keamanan Pangan, Cetakan 1 Jilid 2. M-Brio Press, Bogor. Wilcock, A., Ball, B., Aung, M. 2011. Effective implementation of food safety initiatives: Managers, food safety coordinators and production workers perspectives. Food Control 22 2011 27-33. Yapp, C. dan Fairman, R. 2006. Factors affecting food safety compliance within small and medium-sized enterprises: implications for regulatory and enforcement strategies. Food Control 17 2006 42–51. 117 LAMPIRAN 118 119 Lampiran 1 Kualifikasi pakar yang digunakan dalam penelitian No Nama Pakar Jabatan Keahlian Terkait Aplikasi 1 Dra Nurhaedah, Apt Kepala Seksi Perbekas POM Dinas Kesehatan Kota Bogor - Petugas Penyuluh Keamanan Pangan - Food District Inspector - Pengalaman kerja lebih dari 10 tahun terkait SP-PIRT SWOT 2 Gupuh Samirono, BBA Kepala Seksi Industri Agro dan Hasil Hutan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor - Petugas Pembina IKM - Pengalaman kerja lebih dari 10 tahun terkait IKM bidang makanan SWOT, ISM 3. Dr. Ratih Dewanti Hariyadi, MSc Ketua Program Pasca Sarjana Ilmu Pangan FATETA IPB - Dosen ilmu pangan - Asesor KAN bidang HACCP dan SMKP - Anggota Sub Panitia Teknis Sistem Manajemen Mutu bidang Pangan - Menjadi konsultan GMP HACCP SMKP di berbagai industri SWOT, ISM 4. Ir. Maman Rohaman, MSc Kepala Bidang Pengujian dan Sertifikasi Balai Besar Industri Agro - Pengalaman kerja lebih dari 10 tahun terkait aspek GMPHACCP - Peneliti bidang keamanan pangan - Auditor HACCP SMKP - Pengalaman konsultan GMP HACCP SMKP di berbagai industri SWOT, ISM 5 H Maman Surachman Pemilik ELsari Ketua Asosiasi IKM - Pengusaha bakery lebih dari 5 tahun - Pengalaman menerapkan GMP pada perusahaannya SWOT 120 Lampiran 2 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Bogor 121 Lampiran 3 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor 122 Lampiran 4 Jumlah unit usaha industri di Kota Bogor tahun 2006 – 2011 Tahun jumlah unit usaha Presentase peningkatan thn 2010- 2011 N O CABANG INDUSTRI 2006 2007 2008 2009 2010 2011 I. A . INDUSTRI KIMIA, AGRO DAN HASIL HUTAN IKAH INDUSTRI MENENGAH BESAR 1. Makanan 2. Minuman 3. Kayu Olahan dan rotan 4. Pulp dan Kertas 5. Bahan Kimia dan karet 6.Bahan Galiannon logam 7. Kimia 9 8 10 8 6 2 5 15 9 10 10 7 2 8 22 9 11 11 7 2 6 25 12 12 11 8 2 8 25 13 13 12 9 2 9 25 14 13 13 11 2 9 48 59 68 78 83 87 4.82 B INDUSTRI KECIL FORMAL 1.Makanan 2. Minuman 3. Kayu Olahan dan rotan 4. Pulp dan Kertas 5. Bahan Kimia dan karet 6.Bahan Galiannon logam 7. Kimia 180 40 111 79 13 37 43 193 49 114 79 13 37 58 213 58 118 83 23 37 61 225 61 120 92 23 37 65 240 69 120 93 23 37 71 263 78 121 100 24 37 78 503 543 593 623 653 701 7.35 C INDUSTRI KECIL NON FORMAL 1. Makanan 2. Minuman 3. Kayu Olahan dan rotan 4. Pulp dan Kertas 5. Bahan Kimia dan karet 6.Bahan Galiannon logam 7. Kimia 979 203 80 28 - 35 23 998 207 82 33 - 35 23 1.017 211 84 34 - 36 25 1.037 216 84 37 - 36 28 1.057 221 84 41 - 36 31 1.078 226 84 47 - 36 35 1,348 1.378 1.407 1.438 1.470 1.506 2.45 Sub Total I 1.899 1.980 2.068 2.139 2.206 2.294 3.99 II A INDUSTRI LOGAM, MESIN, ELEKTRONIKA DAN ANEKA INDUSTRI MENENGAH BESAR 44 44 46 48 49 56 14.29 B INDUSTRI KECIL FORMAL 340 347 363 331 336 338 0.60 C INDUSTRI KECIL NON FORMAL 703 715 731 748 765 789 3.14 Sub Total II 1.087 1.106 1.140 1.127 1.150 1.183 2.87 Total 2.986 3.086 3.208 3.266 3.356 3.477 3.61 Sumber : Dinas Perindagkop Kota Bogor diolah 123 Lampiran 5 Industri roti yang terdaftar di Dinasperindag Kota Bogor NO Nama Industri Jenis Komoditi Unit Kapasitas Produksi Per tahun Nilai Investasi RP Tenaga Kerja 1 Parkindo Lestari Roti Buah 150.000 17,500,000 30 2 PT Dunkindo Lestari Roti Kg 100.000 17,500,000 30 3 PT Talkindo Selaksa A. Roti Buah 1.400.000 231,180,000 29 4 PT Hero Supermarket, tbk Roti buah 120.000 1,100,000 28 5 Bogor Permai Roti Buah 1.080.000 359,300,000 25 6 Dwi Kandi Roti Buah 195.000 22,700,000 24 7 Tista Roti Kue Buah 360.000 25,000,000 20 8 PT Matahari Putra Prima Roti Buah 57.600 248,000,000 15 9 Lautan Bakery Roti Kg 39.000 34,500,000 15 10 Merdeka Roti Buah 270.000 175,000,000 14 11 Mahkota Bakery Roti Buah 600.000 16,000,000 12 12 PT. Ramayana Kg 7.200 41,000,000 12 13 Shany Bakery Roti Buah 200.000 11,000,000 11 14 Tan Tjoan Roti Buah 150.000 13,000,000 11 15 Venus Roti Buah 1.800.000 364,700,000 11 16 Berkah Roti Buah 750.000 2,680,000 10 17 Evy Boy Roti, Kue Buah 500.000 20,000,000 10 18 Elsari RotiBrwonies Buah 16.800 85,000,000 10 19 De Paris Roti Roti Buah 270.000 120,000,000 9 20 PT Mustika Citra Rasa Holla Roti Buah 46.000 140,400,000 9 21 Meridien Roti Buah 150.000 15,000,000 8 22 Noora Cake Roti Buah 30.000 30,000,000 8 23 Sukses Bakeri Roti Buah 780.000 14,600,000 7 24 Yun Yen Roti Buah 500.000 1,350,000 6 25 Nila Rosa Bakery Roti Dus 50.000 10,000,000 6 26 Family Bakery Roti Buah 180.000 15,000,000 6 27 Delicius Roti Kg 4000 16,000,000 6 28 Bogasari Roti Buah 150.000 3,000,000 6 29 Heroy Sari Roti Buah 100.000 3,500,000 6 30 SAE Roti Roti Buah 750.000 30,000,000 6 31 Dahlan Zein Roti Buah 180.000 8,500,000 6 32 PIA Apple Pie Apple Loyang 7.500 81,500,000 6 33 Manis Bakery Roti Buah 260.000 1,250,000 5 34 Bambi Roti dan kue Buah 2.600.000 28,000,000 5 35 PT Eka Dasa Perkasa Roti Buah 180.000 3,500,000 5 36 Rifia Roti Buah 50.000 40,000,000 5 37 3 Roses Roti, Kue Kg 1.200 49,470,000 5 38 Jumbo Bakery Roti Buah 108.000 80,000,000 5 39 Surya bakery Roti Buah 180.000 1,200,000 4 40 Dwi Rabo Bakery Roti Buah 180.000 2,000,000 4 41 Azakia Cake Bakery Roti, kue Kg 1.500 40,060,000 4 42 Keisha Kue Loyang 9.216 45,800,000 4 43 Singapore Bakery Roti, kue Kg 12.000 49,770,000 4 44 Mekar Jaya Roti Buah 75.000 9,800,000 4 45 Edis Bakery Roti Buah 35.000 19,300,000 3 46 Pelangi Kue Kg 50.000 3,000,000 3 Sumber : Dinas Perindagkop Kota Bogor diolah 124 Lampiran 6 Industri roti yang mendapatkan SP-PIRT dari Dinas Kesehatan Bogor No Nama Industripemilik Jenis Komoditi Nilai hasil Pemeriksaan Sarana Produksi Tahun Terbit Sertifikat 1 Bie ‐bie brownies Kategori B 2006 2 Lasalie Cake Cake Kategori B 2006 3 Andrea Roti Kategori B 2006 4 Bogor Permai Roti Kategori B 2006 5 Lita Dewi Roti ‐kue Kategori B 2006 6 Iis Rosita Sari Roti, cake Kategori B 2006 7 Mitra Resa brownies Kategori B 2007 8 Novin Bakery Roti ‐kue Kategori B 2007 9 Jumbo bakery Roti Kategori B 2007 10 Ika Sukaesih Roti ‐kue Kategori B 2007 11 BreadCo Yogya Roti Kategori B 2007 12 BreadCodYogya surken Roti Kategori B 2010 13 Shofie Indri Notari brownies Kategori C 2006 14 Maya bakery roti ‐kue Kategori C 2006 15 Nora Bakery roti ‐kue Kategori C 2006 16 Teratai roti ‐kue Kategori C 2006 17 Siti solekhah Kue Kategori C 2006 18 Wagito Kue Kategori C 2006 19 Simon bakery Roti Kategori C 2006 20 Moms bakery Roti ‐kue Kategori C 2006 21 Ine Agustiany Roti Kategori C 2006 22 De Paris Roti, cake Kategori C 2007 23 Roti lestari roti ‐kue Kategori C 2007 24 Roti singapore roti Kategori C 2007 25 Mona bakery Roti ‐kue Kategori C 2007 26 Vina lesmana Roti ‐kue Kategori C 2007 27 My Bread rotiku Roti Kategori C 2007 28 La Sandy Roti Kategori C 2007 29 Natasha Roti ‐kue Kategori C 2008 30 Lilly Kusumawati Roti ‐kue Kategori C 2008 31 Jawara bakery Roti Kategori C 2008 32 Galuh Sari Roti ‐kue Kategori C 2008 33 Roti gantang Roti Kategori C 2008 34 Foodmart ekalos Roti ‐kue Kategori C 2008 35 Mimi roti Roti Kategori C 2008 36 Sarah bakery cake Roti, cake Kategori C 2010 37 AlexCornus Roti Kategori C 2010 38 Rivara Roti Kategori C 2010 39 Firda sari Roti, kue Kategori C 2010 40 Roti Venus Bakery Roti, kue Kategori C 2010 41 Abdul Hamid Roti Kategori C 2010 42 Akazia Cake Roti, cake Kategori C 2011 43 Heroy sari Roti, kue Kategori C 2011 44 Proboningsih Roti, kue Kategori C 2011 45 The Cake House Roti, cake Kategori C 2011 46 Cecep Solihin Roti Kategori C 2011 47 Sunandar bakery Roti Kategori C 2011 48 Hoip Roti Kategori K aplikasi2009 49 Andry Syarifudin Roti Kategori K aplikasi2012 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bogor diolah 125 Lampiran 7 Contoh formulir penilaian CPPB-IRT 126 Dengan kriteria penilaian masing-masing unsur sebagai berikut : GRUP A : LINGKUNGAN PRODUKSI 1. Semak B : bebas dari semak belukarrumput liar di dalam maupun di luar halaman. C : bebas dari semak belukarrumput liar di dalam halaman K : terlihat semak belukarrumput liar di dalam maupun di luar halaman. 2. Tempat sampah B : jumlahnya cukup dan selalu tertutup C : jumlahnya cukup tetapi sebagian terbuka. K : jumlah kurang dan selalu terbuka. 3. Sampah B : bebas dari sampah di dalam maupun di luar sarana produksi C : bebas dari sampah di dalam sarana produksi K : terlihat sampah di dalam maupun di luar sarana produksi 4. Selokan B : ada selokan dan berfungsi dengan baik. C : ada selokan dan tidak berfungsi dengan baik. K : tidak ada selokan GRUP B : BANGUNAN DAN FASILITAS B.1. Ruang Produksi 1. Konstruksi lantai B : kedap air, rata, halus tetapi tidak licin, kuat, dibuat miring mudah dibersihkan C : tidak seluruhnya seperti B tetapi mudah dibersihkan K : tidak sesuai persyaratan dan sulit dibersihkan. 2. Kebersihaan lantai B : lantai selalu dalam keadaan bersih C : lantai dalam keadaan kurang bersih K : lantai dalam keadaan kotor

3. Konstruksi dinding

B : kedap air, rata, halus, berwarna terang, tahan lama, tidak mudah mengelupas, dan kuat sehingga mudah dibersihkan C : tidak seluruhnya seperti B tetapi mudah dibersihkan K : tidak sesuai persyaratan dan sulit dibersihkan

4. Kebersihan dinding

B : dinding selalu dalam keadaan bersih. C : dinding dalam keadaan kurang bersih K : dinding dalam keadaan kotor

5. Konstruksi langit langit

B : terbuat dari bahan tahan lama, tidak bocor, tidak berlubanglubang dan tidak mudah mengelupas sehingga mudah dibersihkan C : tidak seluruhnya seperti B tetapi mudah dibersihkan K : tidak sesuai persyaratan dan sulit dibersihkan

6. Kebersihan langit-langit

B : langit-langit selalu dalam keadaan bersih C : langit-langit dalam keadaan kurang bersih K : langit-langit dalam keadaan kotor

7. Konstruksi pintu jendela dan lubang angin

B : dibuat dari bahan tahan lama, tidak mudah pecah, rata halus berwarna terang, dapat 127 dibuka tutup dengan baik, dilengkapi kasa yang dapat dilepas sehingga mudah dibersihkan C : tidak seluruhnya seperti B tetapi mudah dibersihkan K : tidak sesuai persyaratan dan sulit dibersihkan 8. Kebersihan pintu, jendela, dan lubang angin B : pintu, jendela, dan lubang angin selalu dalam keadaan bersih C : pintu, jendela, dan lubang angin selalu dalam keadaan kurang bersih K : pintu, jendela, dan lubang angin dalam keadaan kotor B.2. Kelengkapan Ruang Produksi 1. Penerangan B : ruang produksi cukup terang K : ruang produksi kurang terang Penilaian unsur hanya ada B dan K 2. Perlengkapan pertolonggan pertama pada kecelakaan P3K B : ada perlengkapan P3K yang memadai C : ada perlengkapan P3K yang tidak memadai K : tidak ada perlengkapan P3K B.3. Tempat Penyimpanan 1. Tempat Penyimpanan Bahan dan Produk: B : tempat penyimpanan bahan pangan dengan produk akhir terpisah dan selalu dalam keadaan bersih C : tersedia tempat penyimpanan seperti B tetapi tidak teratur dan kurang bersih K : tempat penyimpanan tidak terpisah 2. Tempat Penyimpanan Bahan Bukan Pangan B : tempat penyimpanan bahan bukan pangan terpisah dengan bahan pangan dan produk akhir serta selalu dalam keadaan.bersih K : tidak ada tempat penyimpanan terpisah unnk bahan bukan pangan Penilaian unsur hanya ada B dan K GRUP C : PERALATAN PRODUKS1 1. Konstruksi B : Terbuat dari bahan yang kuat, tidak berkarat, mudah dibongkar pasang sehingga mudah dibersihkan K : Peralatan kotor, bocor, serta permukan yang kontak langsung dengan pangan bercelah, mengelupas, dan menyerap air. Penilaian unsur hanya ada B dan K. 2. TataLetak B : diletakkan sesuai urutan proses produksi C : diletakkan kurang sesuai urutan proses produksi K : diletakkan tidak sesuai urutan proses produksi 3. Kebersihan B : semua peralatan produksi berfungsi dengan balk dan selalu dalam keadaan bersih C : sebagian peralatan produksi dalam keadaan kurang bersih K : peralatan produksi dalam keadaan kotor GRUP D : SUPLAI AIR 1. Sumber Air B : air berasal dari sumber yang bersih dan dalam jumlah yang cukup K : air berasal dari sumber yang kotor Penilaian unsur hanya ada B dan K. 2. Penggunaan air B : air untuk pengolahan pangan dan untuk keperluan lain memenuhi persyaratan air bersih K : air untuk pengolahan pangan dan untuk keperluan lain tidak 128 memenuhi persyaratan air bersih Penilaian unsur hanya ada B dan K. 3. Air yang Konlak Langsung Dengan Pangan : B : memenuhi persyaratan air minum K : tidak memenuhi persyaratan air minum unsur hanya ada B dan K. GRUP E : FASILITAS DAN KEGIATAN HIGIENE DAN SANITASI E.1. Alat CuciPembersih 1. Ketersediaan Alat B : tersedia alat cucipembersih dan selalu dalam keadaan bersih K : tersedia alat cucipembersih dalam keadaan kotor Penilaian unsur hanya ada B dan K. E.2. Fasilitas Higiene Karyawan 1. Tempat Cuci Tangan B : ada tempat cuci tangan lengkap dengan sabun dan lap bersih C : ada tempat cuci tangan tetapi tidak dilengkapi sabun dan lap bersih K : tempat cuci tangan kotor dan atau tidak ada tempat cuci tangan 2. JambanToilet B : jumlahnya cukup, pintu selalu tertutup dan dalam keadaan bersih C : jumlahnya cukup, pintu terbuka langsung ke ruang produksi K : jumlahnya kurang dan kotor E.3. Kegiatan Higiene dan Sanitasi 1. Penanggungjawab B : ada penanggung jawab kegiatan dan pengawasan dilakukan secara rutin C : ada penanggung jawab kegiatan tetapi pengawasan tidak dilakukan secara rutin K : tidak ditunjuk penanggung jawab kegiatan 2. Penggunaan deterjen dan disinfektan B : sesuai dengan petunjuk yang dianjurkan K : tidak sesuai dengan petunjuk yang dianjurkan penilaian unsur hanya ada B dan K GRUP F : PENGENDALIAN HAMA 1. Hewan Peliharaan B : hewan peliharaan tidak berkeliaran di sarana produksi K : hewan peliharaan berkeliaran di sarana produksi Penilaian unsur hanya ada B dan K. 2. Pencegahan masuknya hama B : Ada upaya mencegah masuknya hama dan tidak terlihat indikasi adanya hama C : Ada upaya mencegah masuknya hama tetapi masih terlihat indikasi adanya hama K : tidak ada upaya mencegah masuknya hama 3. Pemberantasan Hama B : upaya memberantas hama tidak mencemari pangan K : tidak ada upaya memberantas hama Penilaian unsur hanya ada B dan K GROUP G : KESEHATAN DAN HIGIENE KARYAWAN G.1. Kesehatan Karyawan 1. Pemeriksaan kesehatan B : pemeriksaan kesehatan karyawan dilakukan secara berkala K : pemeriksaan kesehatan karyawan tidak dilakukan secara berkala Penilaian unsur hanya ada B dan K. 129 2. Kesehatan karyawan B : karyawan yang bekerja di pengolahan pangan dalam keadaan sehat K : ada karyawan yang bekerja di pengolahan pangan dalam keadaan sakit atau menunjukkan gejala sakit Penilaian unsur hanya ada B dan K. G.2. Kebersihan Karyawan 1. Kebersihan Badan B : semua karyawan selalu menjaga kebersihan badan K : ada karyawan yang kurang menjaga kebersihan badan Penilaian unsur hanya ada B dan K. 2. Kebersihan Pakaianperlengkapan Kerja: B : pakaianperlengkapan kerja selalu dalam keadaan bersih K : pakaianperlengkapan kerja kurang bersih atau kotor Penilaian unsur hanya ada B dan K. 3. Kebersihan Tangan B : semua karyawan mencuci tangan dengan benar dan tepat K : hanya sebagian karyawan mencuci tangan dengan benar dan tepat Penilaian unsur hanya ada B dan K. 4. Perawatan Luka B : luka di balut dengan perban atau plester berwama terang. K : luka dibiarkan terbuka Penilaian unsur hanya ada B dan K. G.3. Kebiasaan Karyawan 1. Perilaku Karyawan B : semua karyawan tidak ada yang mengunyah, makan, nunum dan sebagainya sambil mengolah pangan K : sebagian karyawan mengunyah, makan, minum, dan sebagainya sambil mengolah pangan Penilaian unsur hanya ada B dan K. 2. Perhiasan dan asesoris lainnya B : semua karyawan yang bekerja di pengolahan pangan tidak memakai perhiasan dan asesoris lainnya K : ada karyawan yang bekerja di pengolahan pangan memakai perhiasan dan asesoris lainnya Penilaian unsur hanya ada B dan K. GROUP H : PENGENDALIAN PROSES 1. Penetapan spesifikasi bahan baku B : menggunakan bahan pangan yang baik dan menggunakan BTP yang diizinkan sesuai persyaratan K : menggunakan BTP tidak sesuai persyaratan Penilaian unsur hanya ada B dan K. 2. Penetapan komposisi dan formulasi bahan B : menggunakan komposisi bahan dan komposisi formula baku K : komposisi bahan dan komposisi formula tidak konsisten Penilaian unsur hanya ada B dan K. 3. Penetapan cara produksi yang baku B : proses produksi sesuai bagan alir produksi yang baku K : tidak ditetapkan bagan alir produksi Penilaian unsur hanya ada B dan K. 4. Penetapan spesiflkasi kemasan B : bahan kemasan sesuai dengan jenis pangan yang diproduksi K : bahan kemasan tidak dengan jenis pangan yang diproduksi Penilaian unsur hanya ada B dan K. 130 5. Penetapan tanggal kadaluarsa dan kode produksi B : tanggal kadaluarsa dan kode produksi dicantumkan pada label C : tanggal kadaluarsa atau kode produksi dicantumkan pada label K : tidak ditetapkan tanggal kadaluarsa dan kode produksi GROUP I : LABEL PANGAN 1. Persyaratan label B : Sesuai PP No.69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan K : tidak sesuai PP No.69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan Penilaian unsur hanya ada B dan K. GROUP J : PENYIMPANAN 1. Penyimpanan Bahan baku B : bahan baku disimpan terpisah dengan produk akhir K : tidak ada pemisahan dalam penyimpanan Penilaian unsur hanya ada B dan K. 2. Tata cara penyimpanan B : bahan panganproduk yang lebih dahulu masukdiproduksi digunakandiedarkan lebih dahulu K : penggunaanperedaran bahan panganproduk tidak seperti B Penilaian unsur hanya ada B dan K. 3. Penyimpanan bahan berbahaya B : bahan berbahaya disimpan di ruang khusus dan diawasi penggunaannya K : bahan berbahaya disimpan sembarangan Penilaian unsur hanya ada B dan K. 4. Penyimpanan label dan kemasan B : kemasan dan label disimpan secara rapih dan teratur K : kemasan dan label disimpan sembarangan Penilaian unsur hanya ada B dan K. 5. Penyimpanan Peralalan B : peralatan disimpan dengan baik di tempat bersih K : peralatan disimpan sembarangan Penilaian unsur hanya ada B dan K. GRUP K : MANAJEMEN PENGAWASAN 1. Penanggungjawab B : ada penanggungjawab yang memahami proses produksi C : penanggung jawab kurang memahami proses produksi K : tidak ada penanggungjawab 2. Pengawasan B : pengawasan dilakukan secara rutin dan konsisten C : pengawasan dilakukan tidak secara rutin K : tidak dilakukan pengawasan GRUP L: PENCATATAN DAN DOKUMENTASI 1. Pencatatan dan dokumentasi B : penerimaan bahan pangan dan produk akhir dicatat dan didokumentasi C : ada catatan atau dokumen seperti B tetapi tidak lengkap K : tidak ada catatan atau dokumen 2. Penyimpanan catatan dan dokumentasi B : catatan atau dokumen disimpan selama 2 dua kali umur simpan produk pangan yang dihasilkan K : catatan atau dokumen disimpan kurang dari B dan sulit dicari