78 mutu dan ketersediaan masyarakat maka terdapat jaringan koordinasi antara Dinas
Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kantor Koperasi dan UKM .
5.1.2 Kelemahan
Terdapat 7 tujuh faktor internal yang teridentifikasi menjadi kekuatan yaitu :
1. Belum ada Rencana Strategis Aksi Pangan-Gizi Daerah maupun Rencana
Strategis Pengembangan Industri
Pemerintah Kota Bogor belum memiliki Rencana Aksi Pangan-Gizi Daerah yang mengacu ke Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi RAN-PG yang telah
ditetapkan pemerintah melalui Badan Perencanaan Nasional Bapenas. Bapenas telah menghimbau RAN-PG agar diacu oleh seluruh pemerintah daerah dalam
penanganan masalah pangan-gizi untuk dijabarkan dalam Rencana Aksi Pangan- Gizi Daerah. RAN-PG yang berlaku saat ini RAN-PG tahun 2011-2015. RAN-PG
disusun melalui pendekatan lima pilar pembangunan pangan dan gizi yang meliputi 1 perbaikan gizi masyarakat; 2 aksesibilitas pangan; 3 mutu dan keamanan
pangan; 4perilaku hidup bersih dan sehat PHBS, dan 5 kelembagaan pangan dan gizi. Salah satu strategi kebijakan peningkatan pengawasan mutu dan
keamanan pangan dilakukan melalui peningkatkan pengawasan keamanan pangan yang difokuskan pada makanan jajanan yang memenuhi syarat dan produk industri
rumah tangga PIRT tersertifikasi. Strategi peningkatan pengawasan mutu dan keamanan pangan dalam RAN-PG dijabarkan dalam program kegiatan dengan
indikator capaian seperti tercantum dalam Tabel 16. Adapun misi dalam RPJMD Kota Bogor tahun 2010-2014 yang terkait dalam
peningkatan mutu keamanan pangan pada IKM tercantum pada misi 1 yaitu ”Mengembangkan perekonomian masyarakat yang bertumpu pada kegiatan jasa
perdagangan” dengan strategi meningkatkan nilai tambah produk industri kecil menengah dan strategi meningkatkan distribusi, mutu dan ketersediaan bahan
pangan . Namun belum ada stategi yang mengacu secara spesifik ke program indikator RAN-PG.
Pemerintah Kota Bogor belum memiliki Rencana Strategis Pengembangan Industri yang ditetapkan, baru tahap pengkajian penyusunan rencana induk
perdagangan dan perindustrian Kota Bogor yang dilakukan pada tahun 2011.
79 Tabel 16 Program dan indikator pelaksanaan strategi peningkatan pengawasan
mutu dan keamanan pangan RAN PG Tahun 2011-2015 No Program
Indikator
1 Pengawas Obat dan Makanan
Proporsi makanan yang memenuhi syarat 2
Pengawasam Produk dan Bahan Berbahaya
Prosentase makanan yang mengandung cemaran bahan berbahaya yang dilarang
3 Inspeksi dan Sertifikasi Makanan
‐ Prosentase sarana produksi makanan MD yg memenuhi GMP terkini
‐ Prosentase sarana produksi makanan bayi dan anak yg memenuhi GMP terkiniuhi standar GRPGDP
‐ Prosentase penjualan makanan yang meme 4 Peningkatan
jumlah dan
kompetensi tenaga penyuluh dan pengawas
- Jumlah tenaga penyuluh keamanan PKP - Jumlah tenaga pengawas KabKota FDI
5 Bimbingan teknis pada industri
rumah tangga pangan IRTP - Jumlah penyusunan Modul Penerapan Prinsip
Keamanan Pangan pada proses produksi di IRTP berdasarkan jenis produk
- Jumlah IRTP yang dilatih dan difasilitasi Penerapan Prinsip Keamanan Pangan pada proses produksi di
IRTP - Jumlah IRTP yang dilatih dan difasilitasi disain dan
implementasi CPPB pada IRTP - Monitoring dan verifikasi CPPB pada IRTP
- Monitoring dan verifikasi BinTek pada kantin sekolah
Sumber : Bappenas 2011
Sedangkan secara nasional telah ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN 2005 - 2025 sebagaimana dinyatakan dalam Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2007; Kebijakan Pembangunan Industri Nasional melalui Peraturan Presiden 28 Tahun 2008; penjabaran Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional RPJMN; dan Rencana Strategis Kementrian Perindustrian tahun 2010-2014. Rencana strategis tersebut perlu diacu dalam Rencana Strategis
Dinas Provinsi dan KabupatenKota. Arah kebijakan industri 2005-2025 seperti dinyatakan dalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2007 antara lain : 1 Pembangunan industri diarahkan mewujudkan industri berdaya saing baik di pasar lokal maupun internasional, dan
terkait dengan pengembangan Industri Kecil dan Menengah; 2 Menciptakan lingkungan usaha mikro lokal yang dapat merangsang tumbuhnya rumpun
industri yang sehat dan kuat melalui penyediaan berbagai infrastruktur bagi peningkatan kapasitas kolektif, yang, antara lain, sarana dan prasarana fisik
transportasi, komunikasi, energi, sarana dan prasarana teknologi, prasarana