Pemilihan Bahasa secara Tidak Resmi di DPRK dengan Sesama Parlok yang Berbeda Pemilihan Bahasa dalam Membahas Kanun Perda secara Resmi di DPRK

responden yang memilih menggunakan BI dalam interaksi politik sesama parlok yang berbeda dalam lobi-lobi politi di DPRK. Alasan pemilihan bahasa diperoleh fakta bahwa dominasi pemilihan BA disebabkan karena kebiasaan dan fasih dalam komunikasi. Jawaban ini dipilih oleh 18 responden 60 sedangkan jawaban lain berfrekuensi minor, yakni 30 karena merasa akrab memilih bahasa tersebut, dan 6,7 karena alasan merasa bangsa dan senang memilih menggunakan bahasa tersebut. Hanya sebanyak 3,3 menyatakan karena puas hati memilih bahasa tersebut. Pemilihan bahasa dalam domain ini menunjukkan bahwa parlok memilih BA sebagai bahasa pilihan utama karena alasan kebiasaan dan fasih dalam berkomunikasi, dan mereka juga tetap memilih BABI dengan BA yang dominan karena disebabkan oleh karena alasan akrab. Dalam kontek lobi-lobi politik antar parlok, sebahagian pengurus parlok tetap masih memilih menggunakan BI, walaupun hanya 3.3 saja. Bagi pengurus parlok yang bangga dan senang memilih BA hanya 6.7.

5.2.1.16 Pemilihan Bahasa secara Tidak Resmi di DPRK dengan Sesama Parlok yang Berbeda

Berdasarkan hasil penelitian bahwa responden dalam penelitian ini lebih banyak memilih BA dalam interaksi komunikasi secara tidak resmi di DPRK dengan sesama anggota partai politik lokal yang berbeda. Sebanyak 60 responden memilih menggunakan BA, dan 36,7 menggunakan BABI denga BA yang dominan. Jadi, Universitas Sumatera Utara hanya 3,3 responden yang memilih menggunakan BABI dengan BA yang dominan dalam komunaksi tidak resmi di DPRK. Alasan pemilihan bahasa diperoleh fakta bahwa dominasi pemilihan BA disebabkan karena alasan yang bervariasi dengan perimbangan frekuensinya. Sebanyak 36,7 menyatakan karena kebiasaan dan fasih dalam komunikasi dan 30 karena merasa akrab memilih menggunakan bahasa tersebut serta 26,7 karena puas hati memilih menggunakan bahasa tersebut. Dari jawaban itu, terdapat 6,3 yang menyatakan merasa bangga dan senang memilih bahasa tersebut dalam interaksi komunikasi secara tidak resmi di DPRK dengan sesama anggota parlok yang berbeda. Pemilihan bahasa dalam domain ini menunjukkan bahwa dalam situasi tidak resmi BI tidak menjadi bahasa pilihan dalam mereka berkomunikasi, bahasa utama yang menjadi pilihan parlok adalah BA dikarenakan kebiasaan dan fasih dalam berkomunikasi serta memilih BABI dengan BI yang dominan disebabkan oleh karena merasa akrab dalam berkomunikasi, dan rasa bangga dan senang memilih BA tatap muncul dalam domain ini walaupun hanya 6.7 .

5.2.1.17 Pemilihan Bahasa dalam Membahas Kanun Perda secara Resmi di DPRK

Berdasarkan Hasil penelitian bahwa responden dalam penelitian ini lebih banyak memilih BA dalam interaksi politik membahas Perda secara resmi di DPRK. Meskipun demikian, pemilihan bahasa lebih bervariasi yaitu sebanyak 46,7 responden memilih BA, dan 16,7 menggunakan BABI dengan posisi BA yang Universitas Sumatera Utara dominan. Hanya dijumpai 20 responden yang memilih BABI dengan posisi BI yang lebih dominan, dan hanya 16,7 yang hanya memilih BI dalam membahas Kanun perda secara resmi di DPRK. Alasan pemilihan bahasa diperoleh fakta bahwa dominasi pemilihan BA disebabkan karena alasan yang bervariasi perimbangan frekuensinya. Sebanyak 40 menyatakan merasa bangga dan senang memilih bahasa tersebut dan 10 karena merasa akrab memilih bahasa tersebut. Kemudian, sebanyak 23,3 karena puas hati memilih bahasa tersebut dan 26,7 karena kebiasaan dan fasih dalam komunikasi membahas peraturan daerah secara resmi di DPRK. Pemilihan bahasa dalam domain ini menunjukkan bahwa pengurus parlok dalam membahas KanunPerda memilih BA karena disebabkan merasa bangga dan senang yaitu dengan persentasi 40, dan merasa puas hati memilih BABI dengan BA yang dominan 23.3, dan juga yang memilih BABI dengan BI yang dominan, yang memilih BA yang disebabkan oleh faktor kebiasaan dan fasih dalam berkomunikasi mencapai 26.7. Walaupun demikian, masih dijumpai pengurus parlok yang memilih BI dalam domain ini. Akan tetapi yang menjadi perhatian peneliti adalah pada pemilihan BA dengan 46,7 dan sebabnya karena merasa bangga dan senang . Hal ini berbeda dengan pemilihan bahasa pada domain yang lain, kebanggaan ini disebabkan karena yang dibahas adalah kanunperda yang merupakan produk peraturan di daerah untuk kepentingan masing-masing kabupatenkota dalam rangka kepentingan masyarakatnya. Universitas Sumatera Utara

5.2.1.18 Pemilihan Bahasa dalam Membahas APBD secara Resmi di DPRK