Variabel Bebas Sikap Bahasa

Pertanyaan nomor 1 pemilihan bahasa menanyakan alasan pemilihan BA dengan kalimat tanya: “Mengapa AbuTeungkuibusdri memilih menggunakan bahasa tersebut?” Pertanyaan ini memperoleh jawaban: karena kebiasaan dan fasih dalam komunikasi. Artinya, alasan pemilihan bahasa yang tidak bervariasi dan tingkat signifikansinya lemah dalam komunikasi politik pada rapat-rapat internal parlok. Hal ini bertentangan dengan koefisien korelasi seluruh pertanyaan pemilihan bahasa terhadap kohesi sosial di mana terdapat hubungan antara pemilihan bahasa dengan kohesi sosial. Pertentangan ini antara lain karena faktor kedudukan dalam parlok dan asal suku orang tua yang bersuku Aceh sehingga menumbuhkan kebiasaan mereka berbahasa Aceh sejak masa kecil.

5.1.2 Variabel Bebas Sikap Bahasa

Pertanyaan nomor 21 untuk sikap bahasa diberi apresiasi yang berbeda antara pengurus parlok di Kota Langsa dan Kabupaten Bireuen. Meskipun demikian, pengurus parlok pada dasarnya setuju menjadikan BA sebagai identitas politik parlok. Bedanya, ada yang setuju dan ada yang sangat setuju. Untuk Kota Langsa, pengurus parlok yang menyatakan setuju sebesar 66,66 dan yang menyatakan sangat setuju sebesar 33,33. Sebaliknya, untuk pengurus parlok di Kabupaten Bireuen lebih banyak memilih jawaban sangat setuju untuk menjadikan BA sebagai identitas politik parlok. Tingkat persentase persetujuan menunjukkan angka yang sangat signifikan di mana sebanyak 73,3 responden memilih sangat setuju. Jadi, hanya 26,7 responden yang Universitas Sumatera Utara menyatakan setuju. Dengan demikian, sikap bahasa pengurus parlok di Aceh adalah positif dalam arti menjadikan BA sebagai identitas politik parlok di Pemerintahan Aceh. Berdasarkan jabatan parlok diperoleh hasil crosstab yang menyatakan bahwa ketua dan pengurus parlok lebih banyak menyatakan sangat setuju BA menjadi identitas politik parlok. Nilai hitung Chi square kedudukan dalam parlok responden untuk pertanyaan ini 1,071 Chi square tabel 3,841 dan signifikasi 0,186 0,05 sehingga Ho diterima. Akan tetapi, berdasarkan hasil symmetric measures diperoleh Approx. Significantcontingency coefficient sebesar 0,301 atau mendekati 0 yang berarti hubungan yang terjadi lemah. 1 Berdasarkan orang tua ibu kandung responden diperoleh hasil crosstab yang menyatakan bahwa lebih banyak yang sangat setuju BA menjadi identitas politik parlok. Nilai Chi square hitungnya 1,491 Chi square tabel 3,841 dan signifikasi 0,218 0,05 sehingga Ho diterima. Akan tetapi, berdasarkan hasil symmetric measures diperoleh Approx. Significantcontingency coefficient sebesar 0,222 atau mendekati 0 yang berarti hubungan yang terjadi sangat lemah. Pertanyaan nomor 21 sikap bahasa yang berupa pernyataan mendapat apresiasi yang dominan sangat setuju. Artinya, respon responden terhadap pernyataan sikap bahasa tidak bervariasi dan tingkat signifikansinya lemah dalam komunikasi politik pada rapat-rapat internal parlok di Kota Langsa, terutama di Kabupaten Bieruen. Dengan demikian, faktor jabatan partai dan asal suku orang tua mendukung variabel ini tidak ada hubungan dengan kohesi sosial. Universitas Sumatera Utara

5.1.3 Variabel Terikat Kohesi Sosial