Teori Komunikasi Deskripsi Teoretis

memilih bahasa yang berterima oleh semua komponen masyarakat harus mempertimbangkan kohesi sosial. Oleh karena itu, Spolsky 2008 memberi simpulan adanya konflik pemilihan dan penggunaan bahasa dalam sikap bahasa masyarakat sebagaimana penjelasannya berikut ini: Multilingual society inevitably face conflict over language choice. Some aspects of concern for language choice can be explained pracyically, politically, or economically. The speakers of a language are in a stronger position when their language is used for national or international communication, or for government, or for trade and commerce, or for education.But the role of language in establishing social identity adds an additional, nonmaterial dimension to the conflict. 52 Pendapat Spolsky di atas memberi penjelasan bahwa masyarakat multilingual pasti menghadapi konflik atas pemilihan bahasa. Beberapa aspek perhatian untuk pilihan bahasa antara lain aspek pemilihan bahasa, politik, dan ekonomi. Para penutur bahasa berada dalam posisi yang lebih kuat ketika bahasa mereka digunakan untuk komunikasi nasional atau internasional, atau untuk pemerintah, perdagangan, dan pendidikan. Akan tetapi, peran bahasa dalam membangun identitas sosial menambah dimensi, yakni dimensi nonmateri untuk konflik . Tambahan dimensi nonmateri ini berindikasi kuat posisi penting bahasa dalam membangun kohesi sosial.

2.1.3 Teori Komunikasi

Setiap manusia sangat ingin berhubungan dengan manusia lainnya, dan hubungan itu dibangun dengan komunikasi. Dengan berkomunikasi setiap orang atau setiap manusia dapat menyampaikan atau menyatakan tentang sesuatu apa yang ada 52 Bernard Spolsky, ot.cit., p 57. Universitas Sumatera Utara dalam pikiran serta perasaannya kepada orang lain yang diinginkannya. Hal ini dilakukan oleh manusia karena adanya suatu keinginan yang merupakan kebutuhan untuk hidup dengan lingkungannya. Secara sederhana dan mudah dimengerti, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan antarpribadi atau antarindividu. Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang masing-masing. Carl I. Hovland dalam Cangara 2009 mengatakan bahwa komunikasi adalah merupakan suatu upaya yang sistimatis untuk merumuskan secara tegas tentang asas- asas penyampaian imformasi serta pembentukan pendapat dan pembentukan sikap. Definisi tersebut menunjukkan bahwa komunikasi bukan saja merupakan proses penyampaian informasi, akan tetapi komunikasi juga merupakan suatu proses pembentukan pendapat umum atau pendapat masyarakat dan juga berfungsi untuk mengubah prilaku sesuatu kelompok masyarakat. Dalam menyampaikan informasi kepada umum atau khalayak ramai diperlukan komunikasi yang komunikatif untuk tujuan mengubah sikap, pendapat dan perilaku umum yang menerima suatu informasi. 53 Definisi komunikasi yang lain dicetuskan oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri dalam komunikasi antarmanusia human communication. Mereka mengatakan bahwa, “Komunikasi adalah suatu transaksi proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan cara membangun 53 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori Praktik Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, p 31. Universitas Sumatera Utara hubungan antarsesama manusia, pertukaran informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku dan berusaha mengubah sikap dan tingkah laku.” 54 Di samping pendapat di atas, Lasswel 2009 mengatakan bahwa cara yang akurat untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan cara menjawab pertanyaan “Who says what in which channel to whom with what effect?” sehingga paradigma Lasswell meliputi lima unsur komunikasi yaitu komunikator communicator, pesan message, media channel, komunikan receiver, dan efek effect. 55 Dengan demikian, di dalam komunikasi harus ada pihak yang terlibat sebagaimana terdapat dalam definisi komunikasi yang diungkapkan oleh Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid 1981, bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih melakukan penukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada gilirannya akan tiba saling pengertian yang mendalam. 56 Komunikasi pragmatis dalam pengertiannya mengandung tujuan tertentu, ada komunikasi yang dikakukan secara lisan, tatap muka, atau komunikasi melalui media massa seperti surat kabar, radio, televisi dan film, maupun komunikasi bukan media massa, seperti komunikasi melalui surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan bentuk lainnya. Dengan demikian, definisi komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan 54 Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi Jakarta: Rajawali Press, 2009, p 19. 55 Ibid. 56 Marhaeni Fajar, op.cit., p 32. Universitas Sumatera Utara tentang sesuatu atau untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

2.1.4 Komunikasi Lisan