menjadi pilihan utama pengarus parlok dalam rapat partai. Hal ini berarti parlok mengutamakan memilih BA sebagai bahasa komunikasi dalam rapat partai, atau
setidak tidaknya pengurus parlok memilih BABI secara campur kode dengan BA yang dominan.
5.2.2.10 Sikap Bahasa terhadap BA dan BI Sama Kedudukannya dalam Parlok
Berdasarkan pertanyaan 29 diperoleh fakta jawaban bahwa responden penelitian ini memilih jawaban bervariasi. Responden yang menyatakan sangat setuju
11 orang 36,7 dan yang setuju sebanyak 15 orang 50. Sebaliknya, responden yang menyatakan kurang setuju hanya 4 orang 13,3. Dengan demikian, sikap
bahasa terhadap BA dan BI sama kedudukannya dalam parlok dapat disetujui oleh responden. Artinya, masih banyak responden yang menyatakan BA dan BI memiliki
kedudukan yang sama dalam parlok.
5.2.2.11 Sikap Bahasa terhadap BI sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Berdasarkan pertanyaan 30 diperoleh jawaban bahwa responden penelitian ini memilih jawaban sangat bervariasi. Responden yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 15 orang 50 dan yang setuju sebanyak 13 orang 43,3. Sebaliknya, responden yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju masing-masing 1 orang
3,3. Dengan demikian, sikap bahasa terhadap BI sebagai identitas Bangsa Indonesia disetujui oleh responden. Artinya, BI diakui oleh parlok di Aceh sebagai lambang
identitas bangsa Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2.12 Sikap Bahasa terhadap BA dan BI Merupakan Alat Komunidasi Politik
Berdasarkan pertanyaan 31 diperoleh fakta jawaban bahwa responden penelitian ini memilih jawaban sangat bervariasi. Responden yang menyatakan sangat
setuju sebanyak 13 orang 43,3 dan yang setuju sebanyak 15 orang 50. Sebaliknya, responden yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju masing-
masing 1 orang 3,3. Dengan demikian, sikap bahasa terhadap BA dan BI merupakan alat komunikasi politik dapat dinyatakan disetujui oleh responden.
Artinya, BI merupakan alat komunikasi politik yang diterima oleh parlok, walaupun dalam aktivitas komunikasi politik sangat ditentukan oleh tempat dan situsi
komunikasi itu terjadi.
5.2.3 Pembahasan Kohesi Sosial