Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data

Sugiyono 2000:87, penghitungan itu didasarkan pada ketentuan pada tabel berikut ini: Tabel 3.4: Pedoman Tingkat Koefisien Korelasi Antarvariabel 94 Nilai Korelasi Interprestasi 0,00 - 0,20 0,20 - 0,40 0,40 - 0,70 0,70 - 0,90 Hubungan Sangat Kecil 0,90 - 1,00 Hubungan yang Kecil Hubungan yang Moderat Hubungan yang Erat Hubungan Sangat Erat

3.6 Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data

Untuk pemeriksaan dan pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dengan cara melakukan triangulasi, yaitu memeriksa ulang data yang telah diperolah sebelumnya dengan cara mengobservasi, melakukan wawancara mendalam, dan mengecek dekomentasi. Hal ini dilakukan secara serempak untuk tujuan kridibelitas data dan juga untuk melihat data secara menyeluruh. Data tersebut tidak boleh kontradiksi atau tidak konsisten dan data dalam penelitian ini harus bersifat meluas convergen. 94 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2000, p 87. Universitas Sumatera Utara Secara fundamental, keabsahan data penelitian ini didasarkan pada kebenaran logis dan kebenaran empirik. Menurut Julienne Ford 1975 dalam Supardan 2008, “Sesuatu dianggap benar apabila secara logic atau matematis konsisten dan koheren dengan apa yang telah diakui sebagai sesuatu yang benar atau sesuai dengan apa yang benar menurut kepercayaan metafisik.” 95 Sebaliknya, kebenaran empirik sebagai landasan ilmuan melakukan penelitian adalah: “Suatu kepercayaan, asumsi, dalil, hipotesis, dan proposisi dianggap benar apabila konsisten dengan kenyataan alam, dalam arti diverifikasi, dijastifikasi, dan meminjam istilah Popper tahap terhadap falsifikasi atau kritik.” 96 Untuk mendukung kebenaran itu, penelitian ini menggunakan teori korespondensi. Menurut Kattsoff dalam Supardan 2008, teori ini berangapan bahwa sebuah pernyataan benar jika apa yang diungkapkan itu merupakan fakta, dalam arti adanya suatu kenyataan yang interaksional antara fakta dengan realita. 97 95 Dadang Supardan, op.cit., p 46. Dengan demikian, data dalam penelitian ini mengikuti kebenaran logis dalam matematika dan kebenaran empirik dalam realitas kehidupan masyarakat, terutama masyarakat Aceh di Kota Langsa dan Kabupaten Bireuen yang menjadi fokus penelitian pemilihan bahasa dalam komunikasi politik pengurus parlok di Pemerintahan Aceh. 96 Ibid. 97 Ibid. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA

4.1 Data dan Analisis Data Kuantitatif 4.1.1 Deskripsi Identitas Responden Setelah kuesioner dinyatakan valid dan reabel maka dilakukan pengambilan data di Kota Langsa dan Kabupaten Bireuen. Responden yang mengembalikan kuesioner berjumlah 30 orang yang terdiri dari 15 responden dari Kota Langsa dan 15 responden dari Kabupaten Bireuen. Seluruh responden merupakan pengurus parlok yang berjenis kelamin laki-laki. Dari hasil hasil analisis diketahui bahwa data responden valid dan dari hasil frekuensi nama partai, jabatan partai, ayah kandung, ibu kandung, status kawin, suku istri, dan bahasa percakapan terdapat identitas responden sebagai berikut: Tabel 4.1: Nama Partai Responden Nama Partai Frekuensi Persen Valid Persen Kumulatif Persen Valid Partai Aceh PA Partai Bersatu Atjeh PBA Partai suara Independen Rakyat Aceh SIRA 30 100.0 100.0 100.0 88 Universitas Sumatera Utara