Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini merumuskan masalah berdasarkan persoalan sosiolinguistik. Menurut Mahsun 2005, salah satu bidang penelitian sosiolinguistik adalah merujuk kepada penggunaan bahasa dan profesi yang terdiri dari politisi, akademisi, guru, ulama, wartawan 28 1. Bahasa apa yang dipilih dan alasan apa suatu bahasa dipilih oleh pengurus partai politik lokal dalam komunikasi politik di Pemerintahan Aceh? . Di dalam melihat fenomena yang baru tersebut, khususnya fenomena berbahasa para politisi dalam aktivitas politik oleh parlok dalam komunikasi politik, maka penelitian ini merumuskan masalah utama yang menjadi target penelitian. Adapun masalah utama dalam penelitian ini adalah: 2. Bagaimana sikap bahasa pengurus partai politik lokal dalam komunikasi politik di Pemerintahan Aceh? 3. Bagaimana hubungan pemilihan dan sikap bahasa dengan kohesi sosial dalam komunikasi politik oleh partai politik lokal pada Pemilu Legislatif 2009 secara internal dan eksternal di Pemerintahan Aceh?

1.6 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapat jawaban tentang pemilihan bahasa oleh parlok dalam sistem Pemerintahan Aceh dalam komunikasi politik. Dalam penelitian ini difokuskan pada komunikasi lisan secara internal dan eksternal di dalam 28 Mahsun, Metode Pernelitian Bahasa: Tahapan strategi, metode, dan tekniknya Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005, p 208. Universitas Sumatera Utara dan di luar parlok, komunikasi kelompok dalam lingkungan internal parlok, dan komunikasi eksternal dengan parlok lainnya, baik dalam domain informal maupun domain formal. Penelitian ini ingin menemukan suatu fenomena pemilihan bahasa oleh parlok di Pemerintahan Aceh dalam komunikasi politik dalam hubungan bahasa dengan identitas partai. Peneliti juga ingin mengetahui secara pasti bagaimana tingkat kohesi sosial politik dalam suatu parlok, dan bagaimana pula hubungan kohesi sosial antara pengurus parlok secara internal dalam hubungannya sesama parlok dan parlok lainnya yang disebabkan oleh pemilihan BA, BABI, dan BI dalam komunikasi politik. Berdasarkan penjelasan di atas, maka diperlukan penetapan tujuan penelitian. Secara terperinci, tujuan penelitian ini ditetapkan dalam tiga sasaran sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui secara pasti tentang pemilihan bahasa dan alasan pemilihan suatu bahasa oleh pengurus parlok dalam komunikasi politik di Aceh. 2. Untuk mengetahui bagaimana sikap bahasa pengurus parlok dalam komunikasi politik di Pemerintahan Aceh . 3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan pemilihan bahasa dan sikap bahasa dengan kohesi sosial dalam komunikasi politik oleh parlok di Pemerintahan Aceh dalam pemilu legislatif 2009 secara internal dan eksternal di Pemerintahan Aceh.

1.7 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat sekurang-kurangnya dalam tiga aspek sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Secara akademis, penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bahasa, khususnya bidang kajian sosiolinguistik. Kajian ini memperkaya penelitian sosiolinguistik, terutama dalam fenomena pemilihan bahasa dalam situasi politik kekinian di Pemerintahan Aceh. 2. Secara teoretis, penelitian ini dapat memberikan manfaat yang luas dalam pengaplikasian teori yang telah umum berlaku dengan sebuah fenomena baru dalam komunikasi masyarakat politik lokal yang terhimpun dalam parlok yang sebelumnya tidak pernah ada. Kajian Pemilihan bahasa sudah sering dilakukan dalam konteks sosial, tetapi kajian sosiolinguistik yang berhubungan dengan parlok belum pernah ada. Hal ini disebabkan sebelumnya tidak pernah ada parlok, baik di Pemerintahan Aceh secara lokal maupun di Indonesia secara nasional. 3. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada Pemerintahan Aceh dan Pemerintah Pusat untuk melihat secara lebih kritis tentang pemilihan bahasa dan sikap bahasa dalam perpolitikan lokal di Aceh. Hasil penelitian ini dapat juga digunakan dalam rangka menjaga tingkat Kohesi sosial politik antara sesama partai politik lokal dengan partai politik nasional di Pemerintahan Aceh untuk tujuan keharmonisan politik secara lokal di Aceh dan nasional dengan memanfaatkan potensi bahasa. Penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk mengetahui nilai kedaerahan parlok dalam bingkai keindonesiaan secara lebih luas dan menyeluruh di Pemerintahan Aceh. Untuk itu pihak pemerintah dapat menjaga situasi pemilihan bahasa dalam masyarakat sebagaimana diinginkan oleh masyarakat dengan cara menyosialisasikan Universitas Sumatera Utara peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang kedudukan bahasa daerah sebagai bahasa ibu bagi masyarakat dan kedudukan BI sebagai bahasa nasional yang merupakan alat pemersatu bangsa. Pemerintahan Aceh harus berupaya untuk menjaga kedudukan BA sebagai aset daerah yang merupakan warisan leluhur yang harus dijaga dan dihormati, walaupun demikian Pemerintah Aceh harus menjaga keseimbangan antara posisi BI dan BA dalam rangka keperluan dan kepentingan nasional dan daerah. Universitas Sumatera Utara

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KAJIAN PUSTAKA