responden 46,7 sedangkan jawaban lain berfrekuensi berimbang, yakni 16,7 karena merasa akrab memilih menggunakan bahasa tersebut, dan 23,3 karena puas
hati memilih menggunakan bahasa tersebut, hanya 6,7 yang menyatakan karena bangga menggunakan bahasa tersebut dalam interaksi komunikasi secara resmi
dengan sesama parlok di DPRK. Pemilihan bahasa dalam domain ini menunjukkan bahwa BI mendapat tempat
oleh parlok dengan prosentase 10. Alasan pemilihan BI ini pada umumnya karena alasan merasa akrab dan dalam situasi resmi. Walaupun dalam posisi situasi resmi
pada umumnya Parlok memilih BA sebagai bahasa komunikasi dengan alasan kebiasaan dan fasih dalam berkomunikasi, akan tetapi juga memilih BABI dalam
bentuk campur kode dengan posisi BA yang dominan karena alasan puas hati.
5.2.1.14 Pemilihan Bahasa secara Resmi di DPRK dengan Sesama Parlok yang Berbeda
Berdasarkan hasl pinelitian bahwa responden lebih dominan BA dalam interaksi politik secara resmi di DPRK dengan sesama anggota partai politik lokal
yang berbeda. Sebanyak 46,7 responden memilih BA, dan 40 memilih BABI dengan BA yang dominan. Jadi, hanya sebanyak 13,3 responden yang memilih BI
dalam komunikasi mereka. Alasan pemilihan bahasa diperoleh jawaban bahwa dominasi pemilihan BA
disebabkan karena alasa kebiasaan dan fasih dalam berkomunikasi dengan jumlah responden 21 responden atau 70 sedangkan jawaban lain berfrekuensi minor, yakni
Universitas Sumatera Utara
13,3 karena merasa akrab memilih bahasa tersebut dan karena puas hati menggunakan bahasa tersebut. Dari jawaban itu, masing-masing 6,7 yang
menyatakan karena bangga memilih bahasa tersebut dalam interaksi politik dengan sesama anggota parlok.
Pemilihan bahasa dalam domain ini menunjukkan bahwa parlok tetap memilih BA sebagai alat komunikasi mereka karena alasan kebiasaan dan fasih dalam
berkomunikasi. Akan tetapi parlok juga dalam situasi resmi di DPRK memilih BABI dengan BA yang dominan karena alasan mereka agar merasa akrab dengan sesama
parlok, dan juga yang lebih menggembirakan 13,3 anggota parlok memilih BI saja dalam berkomunikasi, secara kualitatif mereka beralasan karena agar anggota Partai
nasional lainnya juga memahami dan agar lebih dekat dalam berkomunikasi. Artinya Parlok tidak menolak BI dalam berkomunikasi, hal ini tergantung pada situasi yang
ada.
5.2.1.15 Pemilihan Bahasa dalam Lobi-lobi Politik di DPRK dengan Sesama
Parlok yang Berbeda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini lebih banyak memilih BA dalam interaksi politik komunikasi secara resmi di DPRK
dengan sesama anggota partai politik lokal yang berbeda dalam melakukan lobi-lobi politik. Sebanyak 56,7 responden memilih menggunakan BA dan 36,7 memilih
menggunakan BABI dengan posisi BA yang dominan. Hanya deijumpai 6,7
Universitas Sumatera Utara
responden yang memilih menggunakan BI dalam interaksi politik sesama parlok yang berbeda dalam lobi-lobi politi di DPRK.
Alasan pemilihan bahasa diperoleh fakta bahwa dominasi pemilihan BA disebabkan karena kebiasaan dan fasih dalam komunikasi. Jawaban ini dipilih oleh 18
responden 60 sedangkan jawaban lain berfrekuensi minor, yakni 30 karena merasa akrab memilih bahasa tersebut, dan 6,7 karena alasan merasa bangsa dan
senang memilih menggunakan bahasa tersebut. Hanya sebanyak 3,3 menyatakan karena puas hati memilih bahasa tersebut.
Pemilihan bahasa dalam domain ini menunjukkan bahwa parlok memilih BA sebagai bahasa pilihan utama karena alasan kebiasaan dan fasih dalam
berkomunikasi, dan mereka juga tetap memilih BABI dengan BA yang dominan karena disebabkan oleh karena alasan akrab. Dalam kontek lobi-lobi politik antar
parlok, sebahagian pengurus parlok tetap masih memilih menggunakan BI, walaupun hanya 3.3 saja. Bagi pengurus parlok yang bangga dan senang memilih BA hanya
6.7.
5.2.1.16 Pemilihan Bahasa secara Tidak Resmi di DPRK dengan Sesama Parlok yang Berbeda