2 Melakukan in-dept interview dengan keluarga dengan penekanan khusus
kepada faktor keluarga yang tidak nyata yang berkenaan dengan akses memperoleh pendidikan yang dalam penelitian ini dalam komunikasi
politik.
76
Penggabungan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan oleh Fry, dkk. merupakan cara untuk mengungkapkan kondisi manusia secara valid
dan representatif. Secara tradisional, hal ini sesuai dengan pemahaman menyeluruh tentang pendekatan etnologi atau etnografi. Menurut Supardan 2005, “Pendekatan
etnologi atau etnografi, lebih memusatkan perhatiannya pada kebudayaan- kebudayaan zaman sekarang, telaahannya pun terpusat pada perilaku manusia,
sebagaimana yang dapat disaksikan langsung, dialami, serta didiskusikan dengan pendukung kebudayaannya.”
77
Oleh karena itu, peneliti berpartisipasi langsung ke lapangan dan hidup di tengah-tengah mereka untuk mengamati kehidupan masyarakat
yang menjadi fokus penelitian ini.
3.1.1 Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif merupakan metode penelitian yang bertolak dari suatu pendahuluan terhadap objek yang diteliti preliminary study untuk mendapatkan
masalah yang sebenarnya. Masalah tidak dapat diperoleh dari belakang meja. Oleh karena itu, masalah harus digali dari studi pendahuluan melalui fakta-fakta empiris.
76
Ibid.
77
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Politik: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural Jakarta: Bumi Aksara, 2008, p 169.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini bertujuan untuk dapat merumuskan masalah secara spesifik dalam bentuk kalimat tanya. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian kuantitatif dapat
menggunakan instrumen berbentuk tes, angketkuesioner, dan wawancara yang terstruktur untuk menjawab suatu hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya.
78
Penggunaan kuesioner dalam penelitian kuantitatif ini sesuai dengan fokus penelitian kuantitatif. Menurut Burns dan Grove dalam Danin 2002, fokus
penelitian kuantitatif berbasis pengetahuan kausalitas, memiliki elemen dasar analisis berupa angka dengan menggunakan metode statistika dalam melakukan
generalisasi.
79
Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian kuantitatif, peneliti harus mendefinisikan variabel penelitian, mengembangkan instrumen, mengumpulkan data,
melakukan analisis data temuan penelitian, serta melakukan generalisasi dengan pengukuran yang sangat hati-hati dan objektif.
Artinya, kuesioner penelitian berupa kata-kata diubah dalam bentuk angka-angka, baik berpola data numerial maupun ordinal.
80
Untuk studi awal prelimenary study dengan tujuan mengenal dan menentukan masalah, peneliti melakukan observasi awal di Kota Langsa dan
Kabupaten Bireuen pada bulan Februari sampai dengan Maret 2010. Data awal yang telah diperoleh adalah: i surat keputusan pengurus parlok di Kota Langsa dan
Kabupaten Bireuen yang dikeluarkan pengurus tingkat pusat di Kota Banda Aceh; ii
78
Sugiyono, Metode Pelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD Bandung: Alfabeta, 2008.
79
Husein Umar, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan: Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008, p 3.
80
ibid.
Universitas Sumatera Utara
data awal tentang fenomena pemilihan bahasa dalam komunikasi politik secara internal dan eksternal dalam situasi resmi dan situasi tidak resmi; iii data awal
tentang fenomena identitas parlok dengan pemilihan bahasa dalam konteks politik; dan, iv data awal tentang kohesi sosial dan tingkat kohesi sosial antara partai lokal
dengan pemilihan sesuatu bahasa. Instrumen utama untuk mendapatkan data kuantitatif dalam penelitian ini,
peneliti mengandalkan kuesioner. Kuesioner ini dirancang sedemikian rupa untuk mendapatkan data pimer utama yang akan dijawab secara objektif oleh reponden.
Kuesioner terdiri dari empat bagian, yaitu: i data responden; ii pemilihan bahasa; iii Sikap bahasa; dan, iv kohesi sosial. Kuesioner ini dibagikan kepada pengurus
parlok yang ada di Kota Langsa dan Kabupaten Bireuen dengan jumlah 15 kuesioner untuk masing-masing lokasi penelitian.
3.1.2 Metode Kualitatif