Lungsi warna-warni 30 Motif Lurik

Gambar 228: Tenun Rainbow Setagen motif lurik kode L.M.30 Dokumentasi Tiya Sholahiyah,1 Desember 2015 Pada gambar kain tenun Rainbow Setagen motif lurik kode L.B.30 dan L.M.30 menunjukkan pengulangan yang digunakan adalah pengulangan repetisi, artinya susunan setiap pengulangan seperti halnya susunan pertama yaitu warna cokelat 146 urutan pertama dan Pink 470 +hitam 181 urutan terakhir sehingga ketika diulang keduanya akan bertemu atau berdampingan.

31. Lungsi warna-warni 31

Lungsi warna-warni 31 ditenun dengan pakan polos warna benang biru dongker dan pakan warna-warni merah marun dan biru dongker sehingga menghasilkan motif lurik kode L.B.31 dan L.BM.31. Adapun rumus lungsi warna-warni 31 adalah Tabel 40: Rumus lungsi warna-warni 31 No Warna benang dan kode benang Jumlah helai benang Jumlah pengulangan 1 Ungu 793 +putih 735 +ungu 793 +hijau 003b +kuning 8266 1+1+1+1+1 42 helai diulang sebanyak 8 kali. 42 x 8= 336 2 Hitam181 +pink 527 9+9 3:3 3 Ungu 793 19 Jumlah helai benang rumus lungsi warna-warni 31 42 Tabel di atas menjelaskan bahwa rumus lungsi warna-warni 31 terdiri dari 42 helai benang. Jumlah tersebut diulang sebanyak 8 kali sehingga jumlah helai benang lungsi untuk kain tenun Rainbow Setagen adalah 336 helai benang. Susunan benang rumus lungsi warna-warni 31 sebelum pengulangan nampak pada gambar dibawah ini: Gambar 229: Lungsi warna-warni 31 Digambar kembali oleh Tiya Sholahiyah, Mei 2016 Garis-garis pada rumus lungsi warna-warni 31 terdiri dari garis polos, garis dua warna berselingan 1:1 pertiga helai, dan garis warna-warni. Warna dari garis susunan polos adalah warna ungu 793, susunan dua warna berselingan 1:1 pertiga helai yaitu warna hitam181+ pink 527 dan garis warna-warni ungu yaitu 793 +putih 735 +ungu 793 +hijau 003b +kuning 8266. Garis polos warna ungu yaitu terdiri dari 19 helai benang sehingga nampak seperti bidang. Garis dua warna berselingan hitam 181 + pink 527 nampak garis tipis berselingan hitam – pink – hitam – pink – hitam – pink. Kedua warna tersebut nampak karena satu susunan dengan warna kontras. Warna garis dari susunan warna ungu dan pink keduanya menyatu sedangkan warna garis dari susunan warna-warni nampak kontras. Adapun rumus tersebut diberi pakan maka hasilnya sebagai berikut: Gambar 230: Motif lurik kode L.B.31 Digambar kembali oleh Tiya Sholahiyah, Mei 2016 Gambar di atas menunjukkan motif lurik kode L.B.31. Motif lurik kode L.B.31 merupakan perpaduan dari lungsi warna-warni 31 dengan pakan warna biru dongker. Warna-warna lungsi nampak tegas, muncul sebagaimana warna aslinya sedangkan warna ungu lebih kuat dari warna aslinya. Berikut merupakan kain tenun Rainbow Setagen motif lurik kode L.B.31 berukuran lebar 14 cm dan panjang rata-rata 5 meter. Gambar 231 : Tenun Rainbow Setagen motif lurik kode L.B.31 Dokumentasi Tiya Sholahiyah, 1 Desember 2015 Pakan Lungsi Gambar 232: Motif lurik kode L.BM.31 Digambar kembali oleh Tiya Sholahiyah, Mei 2016 Gambar tersebut menunjukkan motif lurik kode L.BM.31. Motif lurik kode L.BM.31 merupakan perpaduan antara rumus lungsi warna-warni 31 dengan pakan warna benang biru dongker dan merah marun. Pakan yang digunakan pada motif ini adalah pakan warna-warni seperti halnya untuk motif udan grimis sehingga berbeda dengan motif lurik pada umumnya. Perapduan lungsi dan pakan tersebut kain setagen nampak warna ungu yang lebih cerah dari motif lurik kode L.B.31. Warna ungu nampak kemerah-merahan dan warna pink nampak lebih kuat dan pekat. Berikut merupakan kain tenun Rainbow Setagen motif lurik kode L.BM.31 berukuran lebar 14 cm dan panjang rata-rata 5 meter. Gambar 233: Tenun Rainbow Setagen motif lurik kode L.M.31 Dokumentasi Tiya Sholahiyah, 1 Desember 2015 Pakan Lungsi

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman lumut sejati di Taman Nasional Gunung Merapi Sleman, Yogyakarta

1 18 25

GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 3 13

PENDAHULUAN GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 5 5

LANDASAN TEORI GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

1 6 8

PELAKSANAAN PROGRAM USAHA EKONOMI PRODUKTIF OLEH BINA KELUARGA LANSIA (BKL) MUGI WARAS DUSUN BLENDUNG, DESA SUMBERSARI, MOYUDAN, SLEMAN, YOGYAKARTA.

4 20 217

PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA.

1 3 127

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PENDAMPINGAN DESA MANDIRI DAN PRODUKTIF DI DUSUN GAMPLONG 1 DESA SUMBER RAHAYU KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA.

3 17 234

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI FASILITAS SIMPAN PINJAM OLEH CREDIT UNION CINDELARAS TUMANGKAR DI DUSUN PULUHAN SUMBERARUM MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA.

0 3 183

SEJARAH KEBERLANGSUNGAN INDUSTRI TENUN DI DUSUN GAMPLONG KABUPATEN SLEMAN

1 1 10

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Lansia di Dusun Celungan Sumberagung Moyidan Sleman Yogyakarta -

0 0 12