Penarikan kesimpulan Analisis Data
meringankan biaya hidup, sebagian anak-anaknya mencari uang salah satunya sebagai buruh tenun Wawancara Jimah 20 Desember 2015.
Tenun setagen yang mereka buat adalah setagen polos berwarna hitam benang yang digunakan adalah warna hitam berukuran 100 cm x 14 cm.
Adapun fungsi setagen digunakan untuk pengencang perut seperti pada ibu-ibu setelah
melahirkan, pengencang kain pada pakaian adat dan lain-lain. Setagen juga dapat digunakan saat bekerja di sawah supaya tubuh lebih kuat jika dibandingkan
dengan tidak menggunakan setagen Sumirah, 28 April 2015. Setagen yang dihasilkan perharinya adalah 10 meter sampai 30 meter.
Perbedaan tersebut dikarenakan waktu dan kecepatan yang variatif dari masing- masing penenun pada proses pengerjaannya Wawancara Sumirah 28 April 2015.
Hal yang membedakan hasil setagen halus atau kasar tergantung ketelatenan penenun dan hasil tersebut pula berpengaruh terhadap nilai jual. Hasilnya dijual
ke beberapa pengepul diantaranya pengepul yang biasa datang ke dusun setiap hari Kliwon,
pasar Ngijon, dan tengkulak yang masih berada di Desa
Sumberarum. Harga untuk persetagen Rp 15.000,-00 sampai Rp 20.000,-00 Wawancara Sumirah, 28 April 2015. Harga setagen semakin hari semakin
menurun, misalnya pada saat lebaran dan tahun baru harga setagen turun tetapi harga benang semakin naik. Alasan tersebut adalah ketika tahun baru dan lebaran
stok menumpuk sedangkan harga benang naik Jimah, 28 April 2015. Ibu-ibu di Dusun Sejati Desa yang mayoritasnya penenun memiliki sebuah
kelompok yaitu Kelompok Wanita Tani KWT. Selain KWT juga pernah terbentuk sebuah kelompok yang bernama Arum Sari berjumlah 70 anggota.
Kelompok tersebut merupakan kelompok tenun mendong yang merupakan program PKM mahasiswa UGM. Akan tetapi kegitan tersebut hanya berjalan
kurang lebih satu tahun. Kemudian terdapat pula kelompok Mekar Sari beranggotakan 10 orang yang berdiri sejak 2012 sampai saat ini Wawancara
Sumirah, 8 Oktober 2015. Saat ini di Dusun Sejati Desa tidak hanya menghasilkan tenun setagen
polos melainkan menghasilkan tenun setagen dengan warna yang lebih beragam. Perkembangan tersebut merupakan pemberdayaan yang dilakukan oleh
Komunitas Dreamdelion Yogyakarta. Adapun penenun yang bermitra dengan Dreamdelion sampai saat ini berjumlah 6 penenun yaitu Jimah, Sumirah,
Ismiati, Kartini, Apri, dan Sri dan 2 ibu-ibu lainnya sebagai pengolah bahan pewarna alam yaitu Retno dan Bardiyah. Istilah yang digunakan untuk tenun
setagen warna tersebut adalah tenun Rainbow Setagen. Alasan pertama Dusun Sejati Desa sebagai tempat pemberdayaaan adalah karena Dreamdelion ingin
memberi solusi atas permasalahan para penenun yang menjual setagennya dengan harga murah padahal dari segi prosesnya sangat rumit dan membutuhkan waktu
yang lama. Penghasilan yang didapat dari menenun Tenun Rainbow Setagen adalah dua kali lipat dibandingkan dengan menenun setagen yang biasa
diproduksi setagen polos warna hitam.