Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

masyarakatnya perempuan sebagai penenun. Jenis tenun yang dihasilkan adalah kain tenun setagen yang dibuat menggunakan alat ATBM Alat Tenun Bukan Mesin. Adapun pengertian setagen menurut Hardisuryo 2011: 18 merupakan sabuk atau ikat pinggang tradisional terbuat dari kain panjang lebih dari 4 meter dan lebar sekitar 20 cm yang dililitkan bertumpuk membungkus badan dari tulang pinggul sampai dibawah payudara. Setagen yang dibuat oleh para penenun di Dusun Sejati Desa yaitu setagen warna hitam polos berukuran 14 cm x 100 cm. Menenun setagen di Dusun Sejati Desa merupakan kegiatan mentradisi sampai saat ini. Berdasarkan alasan itu pula Komunitas Dreamdelion Yogyakarta menjadikan setagen sebagai salah satu objek pengembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sana. Adapun alasan lain karena menenun sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Dusun Sejati Desa dan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan mudah untuk dikembangkan. Adapun Inovasi setagen lurik merupakan ide bersama antara Komunitas Dreamdelion dan penenun di Dusun Sejati Desa. Munculnya ide tersebut pula merupakan sebuah proses dengan berbagai upaya diantaranya menggali pengalaman penenun yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan dan mengikuti kegiatan di luar yang berkaitan dengan kerajinan tenun. Nama tenun setagen hasil inovasi tersebut adalah tenun Rainbow Setagen. Kata Rainbow yang berarti pelangi memiliki makna supaya dengan membuat Rainbow Setagen masyarakat di Dusun Sejatidesa hidupnya lebih berwarna sejahtera Fitriani, 28 April 2015. Motif tenun Rainbow Setagen yang dihasilkan selama dua tahun 2013- 2015 mereka membaginya menjadi tenun Rainbow Setagen motif polos, udan grimis, lurik dan kotak-kotak. Motif yang terinspirasi dari kain tenun tradisional lurik tersebut tidak seperti halnya motif- motif lurik tradisional yang memiliki makna simbolik maupun filosofi yang mendasarinya karena motif-motif tersebut merupakan proses inovasi dari setagen hitam polos menjadi berwarna-warni tersebut muncul dari kreativitas penenun yang dibantu atau didukung oleh Komunitas Dreamdelion. Inovasi tenun setagen tersebut selain dari aspek motif juga dikembangkan dari aspek fungsi yakni sebagai bahan baku produk fashion seperti tas, kaos, sepatu, dan jam tangan. Nama produk-produk tersebut adalah Rainbow Weaving Craft. Berdasarkan uraian di atas terdapat dua hal pokok yang berkaitan dengan hasil inovasi dari setagen hitam polos yang biasanya dibuat oleh para penenun di Dusun Sejati Desa, yaitu dari aspek motif tenun dan aspek fungsi. Adapun dari kedua aspek tersebut yang diuraikan pada penelitian ini adalah dari aspek motif- motif tenun Rainbow Setagen. Alasan peneliti mengkaji motif-motif tenun Rainbow Setagen karena merupakan inovasi dari setagen hitam polos sebagai salah satu upaya untuk menambah nilai jual tenun setagen.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan penelitian ini difokuskan pada motif tenun Rainbow Setagen Dreamdelion di Dusun Sejati Desa, Sumberarum, Moyudan, Sleman, Yogyakarta.

C. Tujuan

Berdasarkan fokus masalah di atas, maka dapat diuraikan tujuannya adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan motif tenun Rainbow Setagen Dreamdelion di Dusun Sejati Desa, Sumberarum, Moyudan, Sleman, Yogyakarta.

D. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini terbagi atas dua bagian yaitu manfaat teoretis dan praktis.

1. Secara Teoretis

Hasil penelitian ini dapat memberi pengetahuan terhadap dunia pendidikan kerajinan atau kriya dan kebudayaan. Melalui produk kerajinan sebagai salah satu kearifan lokal suatu daerah, memacu sikap apresiatif terhadap keanekaragaman kerajinan yang berada di Indonesia khususnya kerajinan tenun Rainbow Setagen Dreamdelion di Dusun Sejati Desa, Sumberarum, Moyudan, Sleman Yogyakarta.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengembangan pengetahuan secara umum. Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Program Studi Pendidikan Kriya sebagai referensi penelitian pada bidang yang serupa. Selain itu hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk masyarakat luas, referensi untuk pihak yang akan berkecimpung pada bidang yang serupa, pemerintah Kabupaten Sleman, Dusun Sejati Desa, Sumberarum, Moyudan, khususnya bagi para penenun tenun di Dusun Sejati Desa dan Yayasan Dreamdelion sebagai bentuk apresiasi serta spirit untuk tetap berkarya serta meningkatkan kreativitas didalamnya. 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Tinjauan tentang Kerajinan

Kerajinan menurut Kusnadi 1986: 11 yaitu kata harfiahnya dilahirkan oleh sifat rajin dari manusia. Dikatakan pula bahwa titik berat penghasilan atau pembuatan seni kerajinan bukan dikarenakan oleh sifat rajin sebagai lawan dari sifat malas, tetapi lahir dari sifat terampil seseorang dalam menghasilkan suatu produk kerajinan. Keterampilan diperoleh dari pengalaman dan ketekunan dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan tehnik penggarapan suatu produk, kualitas kerja seseorang yang akhirnya memiliki keahlian bahkan kemahiran dalam profesi tertentu. Kerajinan berasal dari kata rajin; kegiatan yang berarti suka bekerja yang dilakukan dengan rutin Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 922. Pendapat lain mengenai kerajinan juga diuraikan oleh Wiyadi, dkk 1991: 915 yaitu semua kegiatan dalam bidang industri atau pembuatan barang sepenuhnya dikerjakan oleh sifat rajin, terampil, ulet serta kreatif dalam upaya pencapaiannya. Kerajinan merupakan bagian dari hasil karya manusia yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan manusia pendukungnya. Kerajinan tersebut membutuhkan modal ketelitian, keuletan, ketekunan dan mengandalkan ketrampilan tangan Sumintarsih dalam Isyanti, dkk, 2003: 17. Menurut Achjadi 2009: 9 kerajinan atau kriya di Indonesia memiliki kemajemukan makna yang dapat disusun ke dalam empat kategori. Pertama, produk kriya yang dibuat untuk kebutuhan religi atau kepercayaan. Kategori ini meliputi ukiran pada pura, kuil, candi, patung-patung dewa dewi, nenek moyang

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman lumut sejati di Taman Nasional Gunung Merapi Sleman, Yogyakarta

1 18 25

GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 3 13

PENDAHULUAN GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 5 5

LANDASAN TEORI GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

1 6 8

PELAKSANAAN PROGRAM USAHA EKONOMI PRODUKTIF OLEH BINA KELUARGA LANSIA (BKL) MUGI WARAS DUSUN BLENDUNG, DESA SUMBERSARI, MOYUDAN, SLEMAN, YOGYAKARTA.

4 20 217

PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA.

1 3 127

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PENDAMPINGAN DESA MANDIRI DAN PRODUKTIF DI DUSUN GAMPLONG 1 DESA SUMBER RAHAYU KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA.

3 17 234

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI FASILITAS SIMPAN PINJAM OLEH CREDIT UNION CINDELARAS TUMANGKAR DI DUSUN PULUHAN SUMBERARUM MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA.

0 3 183

SEJARAH KEBERLANGSUNGAN INDUSTRI TENUN DI DUSUN GAMPLONG KABUPATEN SLEMAN

1 1 10

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Lansia di Dusun Celungan Sumberagung Moyidan Sleman Yogyakarta -

0 0 12