Unsur-unsur Seni Rupa Deskripsi Teori
4. Warna Tersier atau warna
ketiga adalah
warna hasil pencampuran dari dua warna sekunder.
Coklat kuning
disebut juga siena mentah,
kuning tersier, yellow ochre
atau olive,
yaitu percampuran jingga
dan hijau, Coklat merah disebut
juga
siena bakar,
merah tersier, burnt siena
atau red
brown, yaitu
pencampuran antara jingga dan ungu,
Coklat biru disebut juga siena sepia, biru
tersier, zaitun atau navy,
blue, yaitu
percampuran warna hijau dan ungu
Hasilnya semakin tidak kontras
dan sedikit
gelap, namun tampak menyatu dan harmonis
karena masing-masing
warnanya saling
ada hubungan, yaitu warna-
warnanya mengandung coklat.
2 Dimensi Value
Menurut Djelantik 1999: 33 value merupakan nada tone adalah menunjukkan kualitas tua atau muda dari warna itu, misalnya “merah-muda, merah-tua”. Value
adalah dimensi mengenai derajat terang gelap atau tua muda warna yang disebut pula dengan istilah lightness atau ke-terang-an warna. Value merupakan nilai
gelap terang untuk memperoleh kedalaman karena pengaruh cahaya. Value dapat pula disebut gejala cahaya yang menyebabkan perbedaan pancaran warna suatu
objek. Value adalah tingkatan ke-terang-an suatu hue dalam perbandingannya dengan akromatis hitam-putih. Value adalah alat untuk mengukur derajat ke-
terang-an suatu warna, yaitu seberapa terang atau gelapnya suatu warna jika dibandingkan dengan skala value atau tingkatan value: tint, tone, dan shade.
3 Dimensi Chroma atau Intensitas Warna
Djelantik menggunakan istilah chroma dengan cerah dan kekuatan intensity warna. Menurut Djelantik 1995:33 intensitas warna ditentukan oleh
taraf kejenuhan zat warna yang berada dalam warna itu. Adapun menurut Sanyoto 2010 chroma adalah tingkatan untuk mengatur tinggi rendahnya intensitas
warna, kuat lemahnya warna, cerah redupnya warna, atau murni kotornya warna. Dimensi chroma juga sering disebut brightness atau kecerahan dan kesuraman
warna, sedangkan peyerapan atau peredaman warna yang menentukan intensitas warna disebut dengan saturation.
Tingkatan chroma adalah urutan perubahan hue dari intensitas tertinggi maksimum pada warna pelangi menuju intensitas terendah minimum pada
warna yang jenuh warna tersebut sudah tidak mempunyai identitas lagi, yakni warna kelabu yang dapat disamakan dengan abu
– abu netral hasil pencampuran hitam dan putih. Untuk menurunkan intensitas warna suatu warna yakni dengan
mencampurkan warna komplemennya ke dalam warna yang bersangkutan. Jika dua warna berkomplemen saling bercampur dalam kondisi sama kuatnya,
keduanya akan saling merusak sehingga menjadi jenuh. Warna redup biasanya digunakan pada kebutuhan tekstil.
b. Garis
Menurut Susanto 2011: 148 garis mempunyai tiga pengertian dan asal muasal: 1. Perpaduan sejumlah titik-titik yang sejajar dan sama besar. Garis
memiliki dimensi memanjang dan punya arah. 2. Dalam seni lukis, garis dapat pula dibentuk dari perpaduan antara dua warna. 3. Sedang dalam seni tiga
dimensi garis dapat dibentuk karena lengkungan, sudut yang memanjang maupun perpaduan teknik dan bahan lainnya.
Garis adalah suatu hasil goresan yang disebut garis nyata atau kaligrafi, batas atau limit suatu benda, batas sudut ruang, batas warna, bentuk massa, dan rangkaian.
Untuk memahami pengertian lebih mendalam mengenai garis, maka dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu ukuran garis, arah garis, potensi garis, dan
karakter garis Sanyato, 2010:87. Ukuran garis sifatnya nisbi karena tergantun tempat atau ruang garis tersebut berada. Arah garis ada tiga yaitu horizontal,
diagonal, dan vertika. Potensi garis meliputi garis nyata dan semu. Sedangkan karakter garis merupakan bahasa rupa dari unsur garis. Komposisi garis atau tata
rupa garis diatur oleh interval tangga garis baik secara raut, ukuran, maupun arah garis Sanyoto: 2010.
c. Bidang
Bidang adalah suatu bentuk raut pipih, datar, dan sejajar dengan dimensi panjang dan lebar serta menutupi permukaan. Bidang dapat diartikan sebagai
bentuk yang menempati ruang dan bentuk bidang sebagai ruangnya sendiri disebut dwimatra Sanyato, 2010:103. Macam-macam bentuk bidang meliputi
bidang geometri dan nongeometri. Bila sebuah garis diteruskan melalu belokan atau paling sedikitnya dua
buah siku sampai kembali lagi pada titik tolaknya, wilayah yang dibatasi di tengah garis tersebut menjadi suatu bidang Djelantik, 1999: 23. Adapun menurut
Susanto 2011: 55 bidang adalah sebuah area yang dibatasi oleh garis baik oleh garis formal maupun garis yang sifatnya ilusi, ekspresi atau sugesti.
Bidang sebagai ruang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu ruang positif dan ruang negatif. Raut bidang terdiri dari raut bidang geometri, organik,
bersudut-sudut bebas, bidang gabungan, dan maya. Ukuran bidang secara nisbi hanya ada dua yaitu luas dan sempit. Arah bentuk bidang hanya ada tiga yaitu
horizontal, vertical, dan diagonal. Komposisi bidang atau tata rupa bidang diatur oleh interval tangga bidang baik secara raut, ukuran, maupun arah garis Sanyoto:
2010.
Tabel 2: Analisis Gerak Irama, Repetisi, Transisi, dan Oposisi
Repetisi Susunan dengan garis semu berulang yang cenderung sejajar.
Transisi Susunan dengan gerak semu berulang dengan dengan
perubahan-perubahan dekat. Oposisi
Membentuk garis-garis
semu berulang
yang saling
bertentangan, saling
berpotongan, dengan
perubahan- perubahan kedudukan secara bebas ke pelbagai tempat pada
suatu ruang, sehingga diperoleh susunan yang kontras.