Lungsi warna-warni 39 Motif Lurik

Gambar di atas menunjukkan motif lurik kode L.M.39. Motif lurik L.M.39 merupakan perpaduan dari rumus lungsi warna-warni 39 dengan pakan warna benang merah marun. Perpaduan lungsi dan pakan tersebut kain berwarna merah. Warna garis horizontal merah pada garis dua warna berseling merah 050 + putih 735 dengan pakan merah marun nampak lebih kuat. Warna pakan lebih mendominasi saat bersilangan dengan garis warna-warni sedangkan benang warna-warni tersebut nampak seperti titik-titik warna-warni di atas warna merah marun. Persilangan pakan merah dengan susunan kuning 802 dan warna-warni 1:1 nampak satu baris garis horizontal kuning dan baris selanjutnya garis warna- warni. Berikut merupakan kain tenun Rainbow Setagen motif lurik kode L.M.39 berukuran lebar 14 cm dan panjang rata-rata 5 meter. Gambar 271: Tenun Rainbow Setagen motif lurik kode L.M.39 Dokumentasi Tiya Sholahiyah, 1 Desember 2015 Pada gambar kain tenun Rainbow Setagen motif lurik kode L.M.39 menunjukkan pengulangan yang digunakan adalah pengulangan repetisi, artinya susunan setiap pengulangan seperti halnya susunan pertama yaitu warna kuning 133b +hitam 181 urutan pertama dan warna ungu muda 221 urutan terakhir sehingga ketika diulang keduanya akan bertemu atau berdampingan.

40. Lungsi warna-warni 40

Lungsi warna-warni 40 ditenun dengan benang pakan warna biru dan merah marun, sehingga menghasilkan motif lurik kode L.B.40 dan L.M.40. Adapun rumus lungsi warna-warni 40 adalah Tabel 49: Rumus lungsi warna-warni 40 No Warna benang dan kode benang Jumlah helai benang Jumlah pengulangan 1 Hijau pupus 368 7 87 helai tersebut diulang sebanyak 4 kali. 87 x 4 = 348 2 Orange 436+hijau terang 756 1+1 3 Hijau pupus 368 8 4 Orange 436 +ungu 792 1+1 5 Hijau pupus 368 8 6 Hitam 181 +orange 436 1+1 7 Cokelat kemerah-merahan 667 7 8 Orange 436 +hijau toska 009b 1+1 9 Cokelat kemerah-merahan 667 7 10 Putih 735 +hitam 1+1 11 Cokelat kemerah-merahan 667 87 12 Orange 436 +hijau toska 009b 1:1 13 Kuning tua 177b 8 14 Biru dongker 398 +putih 735 1+1 15 Kuning tua 177b 8 16 Biru dongker 398 +merah marun 1+1 17 Kuning tua 177b 8 18 Biru muda + putih 735 1:1 Jumlah helai benang rumus lungsi warna-warni 40 87 Tabel di atas menjelaskan bahwa rumus lungsi warna-warni 40 terdiri dari 87 helai benang. Jumlah tersebut diulang sebanyak 4 kali sehingga jumlah helai benang lungsi untuk kain tenun Rainbow Setagen adalah 348 helai benang. Susunan benang rumus lungsi warna-warni 40 sebelum pengulangan nampak pada gambar dibawah ini: Gambar 272: Lungsi warna-warni 40 Digambar kembali oleh Tiya Sholahiyah, Mei 2016 Garis pada rumus lungsi 40 terdiri dari garis polos dan garis dua warna berselingan 1:1 persatu helai. Warna garis polos adalah warna hijau pupus 368, cokelat kemerah-merahan 667, dan kuning tua 177B sedangkan garis dua warna berselingan adalah warna orange 436 + ungu 792, hitam 181 + orange 436, putih 756 + hitam 181, biru 398 + putih 735, biru 398 + merah marun dan biru muda + putih 735. Garis polos warna hijau toska, cokelat kemerah-merahan, dan kuning tua masing-masing terdiri dari tiga tempat. Masing-masing warna yang sama saling berdekatan dan diseling garis-garis yang lebih kecil. Garis yang berada diantara warna hijau toska adalah warna orange 436+ hijau terang 756 antara garis hijau toska pertama dan kedua, dan warna orange 436 +ungu 792 antara hijau toska kedua dan ketiga. Garis yang berada diantara warna cokelat kemerah- merahan adalah warna orange 436 + hijau toska 009b diantara garis cokelat kemerah-merahan yang pertama dan kedua, dan garis warna putih 735 +hitam diantara garis cokelat kemerah-merahan yang kedua dan ketiga. Garis yang berada diantara warna kuning tua adalah garis biru dongker 398 +merah marun diantara garis kuning tua yang pertama dan kedua, dan garis warna biru muda + putih 735 diantara garis kedua dan ketiga. Selain garis antara satu warna terdapat pula garis antara satu warna dengan warna lainnya yaitu garis warna hitam 181 +orange 436 diantara warna hijau toska dan cokelat kemerah-merahan dan garis warna orange 436 +hijau toska 009b diantara warna cokelat kemerah-merahan dan garis kuning tua. Warna cokelat kemerah-merahan dan kuning tua nampak harmonis sedangkan warna hijau kontras dengan kedua warna tersebut. Warna hijau memberi kesan dingin dan terang diantara warna cokelat kemerah-merahan dan kuning tua. Jika diulang, susunan tersebut nampak bersusun dari warna gelap ke terang atau sebaliknya. Adapun rumus tersebut diberi pakan maka hasilnya sebagai berikut: Gambar 273: Motif lurik kode L.B.40 Digambar kembali oleh Tiya Sholahiyah, Mei 2016 Gambar di atas menunjukkan motif lurik kode L.B.40. Motif lurik kode L.B.40 merupakan perpaduan rumus lungsi warna-warni dengan pakan warna biru dongker. Perpaduan lungsi dan pakan tersebut menghasilkan kain warna gelap. Warna cokelat kemerah-merahan dan kuning tua nampak lebih gelap. Berikut merupakan kain tenun Rainbow Setagen motif lurik kode L.B.40 berukuran lebar 14 cm dan panjang rata-rata 5 meter. Lungsi Pakan Gambar 274: Tenun Rainbow Setagen motif lurik kode L.B.40 Dokumentasi Tiya Sholahiyah, 1 Desember 2015 Gambar 275: Motif lurik kode L.M.40 Digambar kembali oleh Tiya Sholahiyah, Mei 2016 Gambar di atas menunjukkan moti lurik kode L.M.40. Motif lurik kode L.M.40 merupakan perpaduan rumus lungsi warna-warni 40 dengan pakan warna benang merah marun. Perpaduan lungsi dan pakan tersebut warna kain nampak orange kemerahan dan lebih cerah dari moti lurik kode L.B.40. Warna cokelat kemerahan nampak lebih kuat dan warna kuning tua nampak berwarna orange. Berikut merupakan kain tenun Rainbow Setagen motif lurik kode L.M.40 berukuran lebar 14 cm dan panjang rata-rata 5 meter. Pakan Lungsi

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman lumut sejati di Taman Nasional Gunung Merapi Sleman, Yogyakarta

1 18 25

GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 3 13

PENDAHULUAN GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 5 5

LANDASAN TEORI GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

1 6 8

PELAKSANAAN PROGRAM USAHA EKONOMI PRODUKTIF OLEH BINA KELUARGA LANSIA (BKL) MUGI WARAS DUSUN BLENDUNG, DESA SUMBERSARI, MOYUDAN, SLEMAN, YOGYAKARTA.

4 20 217

PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA.

1 3 127

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PENDAMPINGAN DESA MANDIRI DAN PRODUKTIF DI DUSUN GAMPLONG 1 DESA SUMBER RAHAYU KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA.

3 17 234

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI FASILITAS SIMPAN PINJAM OLEH CREDIT UNION CINDELARAS TUMANGKAR DI DUSUN PULUHAN SUMBERARUM MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA.

0 3 183

SEJARAH KEBERLANGSUNGAN INDUSTRI TENUN DI DUSUN GAMPLONG KABUPATEN SLEMAN

1 1 10

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Lansia di Dusun Celungan Sumberagung Moyidan Sleman Yogyakarta -

0 0 12