Gambar 37: Gambar promosi kegiatan Live in Puncak Acara Pasar Tenun Rakyat
Sumber: Dokumentasi Pasar Tenun Rakyat, 10 April 2016
68
BAB V MOTIF TENUN
RAINBOW SETAGEN
Filosofi nama tenun Rainbow Setagen disebut “rainbow” dengan harapan
adanya inovasi ini mampu menjadikan kehidupan penenun menjadi lebih berwarna-warni sejahtera, sedangkan motif diambil dari tenun khas Yogyakarta
yakni tenun lurik yang sangat filosofis dengan makna menggambarkan kesederhanaan masyarakat Jawa. Meski hidup dalam kesederhanaan masyarakat
dapat hidup sejahtera dan bahagia Fitriani, Februari 2016. Istilah pelangi juga digunakan pada salah satu kain tenun lurik yaitu motif kluwung, kata tersebut
diambil dari Bahasa Jawa. Makna filosofi motif kluwung karena pelangi merupakan keajaiban alam dan ciptaan serta tanda Kebesaran Tuhan Yang Maha
Pencipta Djoemena, 2000: 54. Motif-motif tenun Rainbow Setagen terdiri dari motif polos, motif udan
grimis, motif lurik, dan motif kotak-kotak. Ciri khas motif-motif tersebut nampak pada perpaduan warna-warna benang pada lungsi dan pakan. Susunan warna
benang pada lungsi maupun pakan masing-masing terdiri dari dua jenis. Susunan warna benang lungsi terdiri dari lungsi polos dan lungsi warna-warni. Lungsi
polos disusun dari satu warna benang dan digunakan pada motif polos serta motif udan grimis. Lungsi warna-warni disusun dari berbagai macam warna benang
yang telah dirumuskan oleh penenun dan digunakan pada motif lurik serta motif kotak-kotak Wawancara Sumirah, 25 April 2016.
Jumlah helai benang pada rumus tersebut mengacu pada jumlah benang susunan lungsi tenun setagen polos hitam yang biasa dibuat oleh penenun di
Dusun Sejati Desa yaitu rata-rata 50 helai benang. 50 helai tersebut untuk membuat kain tenun setagen diulang sebanyak 7 kali pada proses nyekir, sehingga
jumlah helai benang pada lungsi untuk tenun setagen sebanyak 350 helai. Namun, seiring perkembangannya, jumlah helai dalam satu rumus kurang atau lebih dari
50 helai karena menyesuaikan motif yang diinginkan. Susunan warna benang pada pakan terdiri dari pakan polos dan pakan
warna-warni. Pakan polos disusun dari satu warna benang dan digunakan pada motif polos serta motif lurik. Pakan warna-warni disusun dari dua sampai 4 warna
benang dan digunakan pada motif udan grimis dan kotak-kotak. Pakan warna- warni pada motif udan grimis yaitu disusun dari 2-3 warna dalam satu palet
sedangkan pada motif kotak-kotak disusun dari dua warna dan masing-masing warna tersebut digulung dalam palet yang berbeda. Kedua palet tersebut disusun
secara bergantian.
Tabel 4: Jenis susunan warna benang motif tenun Rainbow Setagen Motif
Lungsi Pakan
Polos Lungsi polos
Pakan polos Udan grimis
Lungsi polos Pakan warna-warni dua sampai
empat warna benang Lurik
Lungsi warna-warni disusun berdasarkan rumus
Pakan polos Kotak-kotak
Lungsi warna-warni disusun berdasarkan rumus
Pakan warna-warni dua awarna benang
Gambar 38: Lungsi polos
Dokumentasi Tiya Sholahiyah, 28 April 2015
Gambar 39: Lungsi warna-warni
Dokumentasi Tiya Sholahiyah, 20 Juni 2015 Pola anyaman yang digunakan adalah anyaman sasag atau dasar. Struktur
anyaman sasag merupakan anyaman yang teknik jalinannya paling sederhana. Anyaman sasag adalah jenis anyam yang dalam proses pembuatannya
menggunakan cara mengangkat satu dan menumpangkan satu iratan pakan pada iratan lungsi secara selang-seling, atau bisa juga sebaliknya angkat satu dan
menumpangkan satu lungsi pada pakan Garha, 2001: 8. Susunan benang pakan lebih tebal dari susunan benang lungsi. Jumlah helai benang tiap iratan pada
lungsi adalah satu helai sedangkan pakan adalah 3-4 helai, sehingga perbandingan jumlah helai benang pada satu iratan adalah 1:3 atau 1:4. 3-4 helai tersebut dibuat
pada saat proses memalet benang pakan.
Tabel 5: Jumlah helai benang lungsi dan pakan tenun Rainbow Setagen Struktur
Jumlah helai benang
Lungsi Satu helai benang
Pakan Tiga sampai empat helai benang
Gambar 40: Pola anyaman setagen
Digambar kembali oleh Tiya Sholahiyah, Mei 2016 Gambar kiri pada gambar 40 menjelaskan bahwa ukuran pakan dalam satu iratan
lebih tebal terdiri dari 3 helai dari ukuran lungsi. Garis horizontal pada gambar tersebut menunjukkan pakan sedangkan garis vertikal menunjukkan lungsi.
Namun, 3 helai benang pakan tersebut nampak sebuah satu kesatuan dan lebih tebal dari satu iratan benang pada lungsi karena proses penerapan 3 helai tersebut
pada saat memalet benang pakan seperti gambar 40 sebelah kanan. Terciptanya motif tenun Rainbow Setagen tidak terlepas dari alat dan
bahan yang digunakan. Bahan pada lungsi menggunakan benang jahit. Penggunaan benang jahit karena dari segi material sangat kuat, variasi warna lebih
banyak, mudah diperoleh, dan mudah saat ditenun. Adapun bahan pakan menggunakan jenis benang pakan dan ada pula yang menggunakan benang jahit.
Warna-warna benang pakan yang digunakan pada tenun Rainbow Setagen menggunakan warna biru dongker, hijau, hitam, kuning, dan merah marun, hanya
saja warna hitam penggunaannya lebih sedikit adapun warna kuning hanya pada motif lurik kode L.K.20. Masing-masing warna benang pakan yang sudah ditenun