Secara Teoretis Secara Praktis

serta kekuatan supernatural lainnya, pelengkap arsitektur bangunan agama atau tempat ibadah, dan kain-kain upacara agama. Kedua, produk kriya pada konteks kebutuhan adat istiadat, misalnya kain-kain adat seperti batik keraton, kain songket, kain prada, ulos, dan hinggi dalam berbagai bentuk dan ukuran, ukiran pada rumah adat, antara lain Minangkabau, Toraja dan batak, juga ukiran pada berbagai benda pusaka seperti keris, perisai, tombak, perangkat gamelan, dan tempat sirih, berbagai aksesoris busana tradisional atau busana adat seperti selendang, kerudung, ikat kepala, ikat pinggang, dan alas kaki, juga perhiasan dalam beragam rupa dan bentuk, perlengkapan furnitur, aksesoris, dan dekorasi pelaminan pengantin, peralatan musik tradisional seperti gamelan, gong, angklung, aneka alat tiup, alat tabuh dan rebab dalam berbagai jenisnya. Ketiga, kriya dalam kaitannya dengan perlengkapan sehari-hari. Contoh-contohnya tampak antara lain pada peralatan pertanian atau peternakan seperti sabit, cangkul, golok, sangkar, keranjang, dan kurungan, peralatan masak-memasak misalnya anglo, talenan, cobek, kuali, dan parutan, permainan tradisional, seperti congklak, gasing, dan layang-layang, juga aneka bahan bangunan, yaitu bilik, anyaman bambu, bata, genteng, daun pintu, dan jendela. Keempat, produk kriya untuk melayani pasar pariwisata. Umumnya produk-produk kriya di kategori ini merupakan modifikasi dari kriya pada kategori-kategori di atas dengan kandungan aspirasi pasar di dalamnya. Artinya, produk-produk kriya tersebut dibuat dengan implikasi komersial. Kategori ini mencakup berbagai subkategori, mulai dari cenderamata yang paling sederhana hingga ke produk-produk kriya yang bernilai seni tinggi, bergantung segmen pasar yang dituju. Oleh sebab itu, dari segi kualitas produk kriya dalam kategori ini amat beragam. Selain mengaplikasikan kualitas kriya yang inferior, tidak sedikit produk kriya dalam kategori ini tampil dalam mutu desain, bahan, dan pengerjaan yang amat baik. Pengertian kerajinan menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan yaitu hasil karya manusia berupa benda pada prosesnya membutuhkan keuletan, ketelitian, dan kreatifitas manusia juga berkaitan erat dengan lingkungan alam dan manusia disekitarnya, dan orang yang mengerjakannya dapat memiliki kemahiran atau profesi tertentu. Adapun kerajinan atau kriya di Indonesia memiliki kemajemukan makna yang dapat disusun ke dalam empat kategori yaitu produk kriya yang dibuat untuk kebutuhan religi atau kepercayaan, produk kriya pada konteks kebutuhan adat istiadat, kriya dalam kaitannya dengan perlengkapan sehari-hari, dan melayani pasar pariwisata.

2. Tinjauan tentang Kerajinan Tenun

Kerajinan tenun lahir sejalan dengan kebutuhan sandang yang terus berkembang. Pentingnya kebutuhan sandang disadari oleh manusia yang pada awal mulanya menggunakan kulit binatang, kulit kayu, sampai ditemukannya kain. Kegiatan menenun menurut Affendi 1987: 3 para ahli Antropologi telah lama memperkirakan kebudayaan menenun telah lahir di sekitar Mesopotamia dan Mesir pada tahun 500 Sebelum Masehi. Kemudian dari negeri itu “keterampilan menenun” menyebar ke Eropa dan Asia. Sedangkan di Asia daerah lembah sungai negeri Cina dan India dengan pesatnya tumbuh kebudayaan menenun. Masih menurut Affendi, teori lain mengatakan bahwa keterampilan menenun tumbuh tanpa diketahui asal mulanya di beberapa negara di dunia. Melalui bukti penemuan aneka ragam alat pintal tenun dan kelosan benang yang menandakan kebudayaan menenun tumbuh bersama dengan peradaban manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:1443 tenun merupakan hasil kerajinan berupa bahan kain yang dibuat dari benang kapas, sutera, dsb dengan cara memasuk-masukkan pakan secara melintang pada lungsin: abah-abah alat perkakas. Sedangkan menurut Harmoko 1995: 31 tenun merupakan selembar kain persilangan benang-benang memanjang lungsi dan melebar pakan berdasarkan suatu pola anyam tertentu dengan bantuan alat tenun. Semakin rumit pola anyaman, semakin beragam pula tampilan permukaan latar kain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 849 lungsin merupakan benang yang membujur pada barang tenun sedangkan pengertian pakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 1001 adalah benang yang dimasukan melintang pada benang lungsi ketika menenun kain. Jadi berdasarkan seluruh pendapat di atas pengertian tenun adalah hasil kerajinan yang dibuat dengan persilangan dua struktur benang yaitu lungsi dengan susunan benang memanjang dan pakan dengan susunan benang melebar berdasarkan pola anyaman yang beraneka ragam motif berdasarkan pola anyaman yang bervariasi, sedang alat yang digunakan adalah alat tenun. Naluri manusia akan kebutuhan kain pula adalah pentingnya untuk melindungi tubuh dari segala ancaman luar dirinya. Naluri lain selain hal yang paling pokok tersebut adalah kebutuhan mengekspresikan diri. Menilik pertenunan di Indonesia, eksistensi dua kebutuhan tersebut terwujud pada keanekaragaaman motif tenun Indonesia kemudian masing-masingnya memiliki

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman lumut sejati di Taman Nasional Gunung Merapi Sleman, Yogyakarta

1 18 25

GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 3 13

PENDAHULUAN GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 5 5

LANDASAN TEORI GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

1 6 8

PELAKSANAAN PROGRAM USAHA EKONOMI PRODUKTIF OLEH BINA KELUARGA LANSIA (BKL) MUGI WARAS DUSUN BLENDUNG, DESA SUMBERSARI, MOYUDAN, SLEMAN, YOGYAKARTA.

4 20 217

PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA.

1 3 127

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PENDAMPINGAN DESA MANDIRI DAN PRODUKTIF DI DUSUN GAMPLONG 1 DESA SUMBER RAHAYU KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA.

3 17 234

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI FASILITAS SIMPAN PINJAM OLEH CREDIT UNION CINDELARAS TUMANGKAR DI DUSUN PULUHAN SUMBERARUM MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA.

0 3 183

SEJARAH KEBERLANGSUNGAN INDUSTRI TENUN DI DUSUN GAMPLONG KABUPATEN SLEMAN

1 1 10

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Lansia di Dusun Celungan Sumberagung Moyidan Sleman Yogyakarta -

0 0 12