Motif Udan Grimis kode U.BH-BK.B

Garis-garis membedakan garis satu dengan lainnya. Garis tersebut yaitu Garis polos, garis dari dua warna benang berselingan, dan garis warna-warni. Berikut merupakan uraian dari 3 jenis garis tersebut: 1. Garis polos Garis polos dibuat atau disusun dari satu warna benang benang pada rumus lungsi warna-warni. Seluruh rumus menggunakan garis polos. Susunan benang lungsi yang memanjang vertikal pada garis polos nampak sebagai bentuk garis lurus vertikal polos. Bentuk garis tersebut merupakan kesan yang nampak karena pada dasarnya garis tersebut berselingan dengan susunan benang pakan. Berikut merupakan gambar dari garis polos. Gambar 65: Garis polos Digambar kembali oleh Tiya Sholahiyah, Mei 2016 Gambar 66: Pola anyaman garis polos Digambar kembali oleh Tiya Sholahiyah, Mei 2016 Gambar 66 merupakan pola anyaman dari garis polos yang ditenun dengan pakan polos warna biru. Garis vertikal pink pada gambar di atas merupakan susunan benang lungsi sedangkan garis horizontal warna biru merupakan susunan benang pakan. Ukuran garis dari garis polos tergantung jumlah helai benang yang disusun pada suatu rumus lungsi warna-warni. Jumlah helai benang yang digunakan adalah 2 sampai dengan 40 helai. Adapun jumlah yang banyak digunakan adalah 6, 8, 10, dan 12 helai. Ukuran garis memberi kesan yang berbeda-beda. Garis ukuran besar nampak seperti bidang sedangkan garis ukuran kecil nampak seperti garis. Jika garis yang berukuran kecil berwarna sama atau memiliki kesamaan dan keduanya berada dikedua sisi garis berukuran besar, maka seperti outline dari garis besar tersebut. Kesan outline mempertegas garis yang berukuran besar. Kesan garis dan besar kecilnya ukuran yang ditimbulkan dari garis polos tergantung perbandingan dengan ukuran garis lainnya. 2. Garis dua warna berselingan Garis dua warna berselingan dibuat dari dua warna benang yang berselingan pada rumus lungsi warna-warni. Perselingan tersebut dengan perbandingan 1:1 dan 2:1. Perbandingan 1:1 artinya dua warna disusun dengan jumlah yang sama misalnya masing-masing kedua warna tersebut berselingan satu helai yaitu dengan urutan 1 helai warna A - 1 helai warna B - 1 helai warna A – 1 helai warna B dan seterusnya, masing-masing warna berselingan 2 helai yaitu 2 helai warna A – 2 helai warna B – 2 helai warna A – 2 helai warna B dan seterusnya dan masing-masing warna berselingan 3 helai yaitu 3 helai warna A – 3 helai warna B – 3 helai warna A – 3 helai warna B dan seterusnya. Gambar 67: Garis dua warna berselingan 1:1 persatu helai Digambar kembali oleh Tiya Sholahiyah, Mei 2016 Perselingan dua warna benang dengan perbandingan 1:1 persatu helai setelah ditenun nampak bentuk garis horizontal. Adapun lungsi warna-warni yang menggunakan garis dua warna berselingan 1:1 persatu helai adalah rumus nomor 02, 04, 06, 07, 08, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 29, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, dan 42. Garis dua warna berselingan 1:1 persatu helai yang sudah ditenun dengan pakan menghasilkan garis horizontal. Berikut bentuk garis horizontal pada tenun Rainbow Setagen motif lurik kode L.H.18. Gambar 68 : Contoh garis horizontal pada motif lurik kode L.H.18 Dokumentasi Tiya Sholahiyah, 1 Desember 2015 Namun garis horizontal tersebut hanya kesan yang nampak karena pada dasarnya garis tersebut berselingan dengan benang pakan, sebagaimana pada gambar berikut: Garis horizontal

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman lumut sejati di Taman Nasional Gunung Merapi Sleman, Yogyakarta

1 18 25

GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 3 13

PENDAHULUAN GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 5 5

LANDASAN TEORI GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

1 6 8

PELAKSANAAN PROGRAM USAHA EKONOMI PRODUKTIF OLEH BINA KELUARGA LANSIA (BKL) MUGI WARAS DUSUN BLENDUNG, DESA SUMBERSARI, MOYUDAN, SLEMAN, YOGYAKARTA.

4 20 217

PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA.

1 3 127

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PENDAMPINGAN DESA MANDIRI DAN PRODUKTIF DI DUSUN GAMPLONG 1 DESA SUMBER RAHAYU KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA.

3 17 234

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI FASILITAS SIMPAN PINJAM OLEH CREDIT UNION CINDELARAS TUMANGKAR DI DUSUN PULUHAN SUMBERARUM MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA.

0 3 183

SEJARAH KEBERLANGSUNGAN INDUSTRI TENUN DI DUSUN GAMPLONG KABUPATEN SLEMAN

1 1 10

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Lansia di Dusun Celungan Sumberagung Moyidan Sleman Yogyakarta -

0 0 12