Reduksi Data Display Data
15 Tegal Donon
16 Sermo
Kegiatan menenun setagen di Dusun Sejati Desa sudah ada lebih dari 50 tahun lalu. Kehadiran tenun setagen karena dahulunya para penenun di sana
sebagai buruh tenun di Dusun Pakelan dan Dusun Sermo Lambat laun mereka memiliki alat tenun sendiri. ATBM yang dimiliki sebagian dari mereka, selain
membeli secara langsung juga merupakan hasil dari upah sebagai buruh tenun yang disisihkan dan disimpan di tempat mereka bekerja. Oleh karena itu mereka
akan mendapatkan ATBM jika upah yang disisihkan tersebut sudah terkumpul. Sebelum adanya kegiatan menenun setagen, para penenun membuat kain gendong
dengan menggunakan alat tenun gendong namun lambat laun beralih menenun setagen. Alasannya karena kain tenun gendong lebih murah akan tetapi prosesnya
lebih rumit jika dibandingkan dengan setagen. Maka dari itu sampai saat ini di Dusun Sejati Desa banyak industri rumah tangga tenun setagen Wawancara
Jimah 20 Juni 2015. Menenun setagen sudah menjadi sumber pemenuhan kebutuhan sehari-hari
bagi sebagian masyarakat Dusun Sejati Desa. Para penenunnya adalah ibu-ibu rumah tangga untuk mengisi waktu luang. Saat ini 2016 rata-rata usia penenun
yaitu 34 sampai 78 tahun yang berjumlah 63 orang. Kegiatan menenun pada zaman dahulu bukan dikerjakan oleh orang tua ibu-ibu saja melainkan oleh
anak-anak sebagai buruh tenun kemudian upahnya digunakan untuk biaya sekolah dan kebutuhan lainnya. Hal tersebut didorong atas dasar kebanyakan orang tua
saat itu memiliki banyak anak sedangkan penghasilan yang didapat tidak mencukupi untuk memenuhi seluruh kebutuhan, maka untuk menambah dan
meringankan biaya hidup, sebagian anak-anaknya mencari uang salah satunya sebagai buruh tenun Wawancara Jimah 20 Desember 2015.
Tenun setagen yang mereka buat adalah setagen polos berwarna hitam benang yang digunakan adalah warna hitam berukuran 100 cm x 14 cm.
Adapun fungsi setagen digunakan untuk pengencang perut seperti pada ibu-ibu setelah
melahirkan, pengencang kain pada pakaian adat dan lain-lain. Setagen juga dapat digunakan saat bekerja di sawah supaya tubuh lebih kuat jika dibandingkan
dengan tidak menggunakan setagen Sumirah, 28 April 2015. Setagen yang dihasilkan perharinya adalah 10 meter sampai 30 meter.
Perbedaan tersebut dikarenakan waktu dan kecepatan yang variatif dari masing- masing penenun pada proses pengerjaannya Wawancara Sumirah 28 April 2015.
Hal yang membedakan hasil setagen halus atau kasar tergantung ketelatenan penenun dan hasil tersebut pula berpengaruh terhadap nilai jual. Hasilnya dijual
ke beberapa pengepul diantaranya pengepul yang biasa datang ke dusun setiap hari Kliwon,
pasar Ngijon, dan tengkulak yang masih berada di Desa
Sumberarum. Harga untuk persetagen Rp 15.000,-00 sampai Rp 20.000,-00 Wawancara Sumirah, 28 April 2015. Harga setagen semakin hari semakin
menurun, misalnya pada saat lebaran dan tahun baru harga setagen turun tetapi harga benang semakin naik. Alasan tersebut adalah ketika tahun baru dan lebaran
stok menumpuk sedangkan harga benang naik Jimah, 28 April 2015. Ibu-ibu di Dusun Sejati Desa yang mayoritasnya penenun memiliki sebuah
kelompok yaitu Kelompok Wanita Tani KWT. Selain KWT juga pernah terbentuk sebuah kelompok yang bernama Arum Sari berjumlah 70 anggota.