Tinjauan tentang Setagen Deskripsi Teori

ukuran, arah, tekstur, warna, value, dan ruang. Unsur-unsur seni rupa dan desain sebagai bagian merupa menyusun seni, satu sama lain saling berhubungan sehingga merupakan satu kesatuan. Setiap karya seni atau desain di dalamnya pasti memiliki semua unsur tersebut. Ruang dwimatra maupun trimatra menempati bentuk berupa titik, garis, bidang, dan gempal yang masing-masing bentuk memiliki raut, ukuran, arah, tekstur, warna, dan value. Alat untuk menata rupa adalah tangga rupa yang terwujud interval-interval tangga rupa. Interval adalah jarak, antara, dan tingkatan. Adapun unsur rupa yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Warna Warna menurut Susanto 2011: 433 merupakan getaran atau gelombang yang diterima indera penglihatan manusia yang berasal dari pancaran cahaya melalui sebuah benda. Warna dapat didefinisikan secara objektif atau fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan atau secara subjektif atau psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. Secara objektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik Sanyoto, 2010:11. Menurut Sanyoto 2010: 24 Dimensi-dimensi warna atas dasar warna pokok bahan tinta cetak terdiri dari tiga warna: cyan, magenta, dan yellow. Terdapat tiga dimensi warna yang sangat besar pengaruhnya terhadap tata rupa yaitu hue, value, dan chroma. 1 Hue Realitas, Rona atau Corak Warna Menurut Djelantik 1999: 33 Hue merupakan jenis warna itu sendiri, misalnya “merah”, “biru”, dan “orange kekuningan”. Hue merupakan karakteristik, ciri khas, atau identitas yang digunakan untuk membedakan sebuah warna dari warna lainnya. Hue adalah warna dan hue berkaitan dengan klasifikasi, nama, dan jenis warna Sanyoto: 2010: 24. Tabel 1: Klasifikasi warna hue, nama, dan hasil penyusunannya Klasifikasi Warna Hue Nama Warna Susunan Hue Berdasarkan Klasifikasi Warna 1. Warna Primer atau warna pokok karena tidak dapat dibentuk dari warna lain dan juga digunakan sebagai bahan pokok pencampuran untuk memperoleh warna-warna lain. Biru cyan, Merah magenta, dan Kuning yellow. Hasilnya kontras, kuat, tajam, brilian, tetapi tampak kurang menyatu karena masing-masing warnanya saling tidak ada hubungan, sehingga terasa kurang harmonis. 2. Warna Sekunder atau warna kedua adalah warna jadian dari pencampuran dua warna primer. Jingga orange pencampuran merah dan kuning, Ungu violete, percampuran merah – biru, dan Hijau percampuran biru dan kuning. Hasilnya sedikit kurang kontras dan sedikit kurang tajam karena warna-warnanya merupakan percampuran dari dua warna primer, namun sedikir nampak ada harmonis. 3. Warna Intermediate atau warna perantara adalah warna yang ada diantara warna primer dan sekunder pada lingkaran warna. Kuning hijau sejenis moon green, Kuning jingga sejenis yellow deep yellow, Merah jingga red atau verlmilion, Merah ungu purple, Biru violet sejenis blue atau indigo, Biru hijau sejenis sea green. 4. Warna Tersier atau warna ketiga adalah warna hasil pencampuran dari dua warna sekunder. Coklat kuning disebut juga siena mentah, kuning tersier, yellow ochre atau olive, yaitu percampuran jingga dan hijau, Coklat merah disebut juga siena bakar, merah tersier, burnt siena atau red brown, yaitu pencampuran antara jingga dan ungu, Coklat biru disebut juga siena sepia, biru tersier, zaitun atau navy, blue, yaitu percampuran warna hijau dan ungu Hasilnya semakin tidak kontras dan sedikit gelap, namun tampak menyatu dan harmonis karena masing-masing warnanya saling ada hubungan, yaitu warna- warnanya mengandung coklat. 2 Dimensi Value Menurut Djelantik 1999: 33 value merupakan nada tone adalah menunjukkan kualitas tua atau muda dari warna itu, misalnya “merah-muda, merah-tua”. Value adalah dimensi mengenai derajat terang gelap atau tua muda warna yang disebut pula dengan istilah lightness atau ke-terang-an warna. Value merupakan nilai gelap terang untuk memperoleh kedalaman karena pengaruh cahaya. Value dapat pula disebut gejala cahaya yang menyebabkan perbedaan pancaran warna suatu objek. Value adalah tingkatan ke-terang-an suatu hue dalam perbandingannya dengan akromatis hitam-putih. Value adalah alat untuk mengukur derajat ke- terang-an suatu warna, yaitu seberapa terang atau gelapnya suatu warna jika dibandingkan dengan skala value atau tingkatan value: tint, tone, dan shade.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman lumut sejati di Taman Nasional Gunung Merapi Sleman, Yogyakarta

1 18 25

GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 3 13

PENDAHULUAN GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 5 5

LANDASAN TEORI GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

1 6 8

PELAKSANAAN PROGRAM USAHA EKONOMI PRODUKTIF OLEH BINA KELUARGA LANSIA (BKL) MUGI WARAS DUSUN BLENDUNG, DESA SUMBERSARI, MOYUDAN, SLEMAN, YOGYAKARTA.

4 20 217

PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA.

1 3 127

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PENDAMPINGAN DESA MANDIRI DAN PRODUKTIF DI DUSUN GAMPLONG 1 DESA SUMBER RAHAYU KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA.

3 17 234

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI FASILITAS SIMPAN PINJAM OLEH CREDIT UNION CINDELARAS TUMANGKAR DI DUSUN PULUHAN SUMBERARUM MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA.

0 3 183

SEJARAH KEBERLANGSUNGAN INDUSTRI TENUN DI DUSUN GAMPLONG KABUPATEN SLEMAN

1 1 10

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Lansia di Dusun Celungan Sumberagung Moyidan Sleman Yogyakarta -

0 0 12