27
transparan, dan jelas baik yang bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan. Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan Islam seperti
pondok pesantren akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip organisasi yaitu kebebasan, keadilan, dan
musyawarah. Jika kesemua prinsip ini dapat diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan pondok pesantren akan sangat membantu bagi para
manajer atau pengelola pondok pesantren dalam malaksanakan tugasnya. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pengorganisasian merupakan
tahap kedua setelah perencanaan. Pengorganisasian terjadi karena pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat untuk ditangani oleh satu orang saja,
dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran, tangan, dan keterampilan
dihimpun menjadi satu yang harus dikoordinasi bukan saja untuk diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan, tetapi juga untuk menciptakan kegunaan bagi
masing-masing anggota kelompok tersebut terhadap keinginan, keterampilan, dan pengetahuan.
c. Fungsi pengarahan directing “Directing is a basic management function that includes building an
effective work climate and creating opportunity for motivation, supervising, scheduling, and disciplining” www.businessdictionary.com
.
Kutipan tersebut memiliki makna bahwasanya pengarahan merupakan sebuah fungsi
manajemen dasar yang mencakup pembangunan iklim kerja yang efektif dan
28
menciptakan kesempatan untuk memotivasi, mengawasi, melakukan penjadwalan, dan mendisiplinkan.
Dalam hal ini supaya isi pengarahan yang diberikan kepada orang yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan dengan baik maka seorang pengarah
setidaknya memberi keteladanan, konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan yang baik kepada pihak yang diarahkan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa fungsi pengarahan dalam manajemen pendidikan di pondok pesantren adalah proses bimbingan yang didasari prinsip-prinsip
religius kepada rekan kerja, sehingga orang tersebut mau melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh dan bersemangat disertai keikhlasan yang
tinggi. d. Fungsi pengawasan controlling
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya. Didin Hendri 2003:156 menyatakan bahwa dalam pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk meluruskan
yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak. Dalam pendidikan Islam pengawasan didefinisikan sebagai proses
pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara konsekuen baik yang bersifat materil maupun spirituil. Menurut
Ramayulis 2008: 274, “pengawasan dalam pendidikan Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut: pengawasan bersifat material dan spiritual,
29
monitoring bukan hanya manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia”.
Dengan karakteristik tersebut dapat dipahami bahwa pelaksana berbagai perencanaan yang telah disepakati akan bertanggung jawab kepada
manajernya dan Allah sebagai pengawas yang Maha Mengetahui. Di sisi lain, pengawasan dalam konsep Islam yang diterapkan di pondok pesantren lebih
mengutamakan menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang dijiwai oleh nilai-nilai keislaman.
Dapat disimpulkan bahwasanya manajemen pendidikan di pondok pesantren secara garis besar memiliki konsep yang sama dengan manajemen
pendidikan secara umum seperti merencanakan, mengorganisasikan, memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan. Hanya saja terdapat
penambahan konsep nilai-nilai pendidikan Islam di dalam proses pemanfaatan semua sumber daya yang terkait di dalam pondok pesantren
hingga tujuan bersama bisa dicapai secara efektif, efesien, dan produktif.
B. Pondok Pesantren sebagai Organisasi Pendidikan
1. Pengertian Organisasi
Pondok pesantren merupakan suatu organisasi pendidikan dalam sistem sosial. Organisasi adalah sistem dari kegiatan manusia yang bekerja sama.
Menurut Atchison Winston W. Hill Effendy, 1993: 2, “Organisasi adalah sistem yang dipolakan orang untuk melaksanakan tujuan atau untuk mencapai
sasaran organization are systems that are designed by people to accomplish
30
some purpose or achieve some goal”. Definisi tersebut hampir sama maknanya dengan definisi Everett M. Rogerts Rekha Agarwala-Rogers
Effendy, 1993: 2 bahwa organisasi adalah sistem yang mapan dari orang- orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama melalui suatu
jenjang kepangkatan dan pembagian kerja a stable sistem of individuals who
work together to achieve, through a hierarchy of ranks and division of labor, common goals.
Menurut Sutopo Mulyono, 2009: 71, “Organisasi adalah sekelompok orang dua atau lebih yang dipersatukan secara formal dalam suatu kerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. “Organisasi adalah kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar
diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama” Oteng Sutisna, 1989: 205. “Organisasi adalah suatu kerjasama yang dilakukan oleh
sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama” Yusak Burhanuddin, 2005: 54. Menurut Barnard Eka Prihatin, 2011: 88,
“Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih”. Mulyono 2009: 72 menyatakan bahwa suatu organisasi harus memenuhi
beberapa prinsip umum, di antaranya: 1 organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas dan kesamaan pandangan seluruh personal yang terlibat di
dalamnya; 2 organisasi harus memiliki pimpinan yang mampu mengarahkan para anggotanya dan mendelegasikan tugas, wewenang, dan tanggungjawab
kepada mereka sesuai dengan bakat, pengetahuan, dan kemampuan mereka;
31
dan 3 organisasi memiliki struktur organisasi yang disusun sesuai dengan kebutuhan sehingga batasan wewenang pekerjaan antarpersonal menjadi jelas.
Berdasarkan beberapa definisi dan prinsip umum organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
membentuk kerja sama dalam satu wadah untuk mencapai visi, misi, dan tujuan bersama secara efektif dan efisien. Terdapat tiga hal penting yang harus
dimiliki organisasi. Pertama, adanya visi, misi dan tujuan. Sebab tanpa visi, misi dan tujuan tidak ada alasan organisasi tersebut dibentuk. Kedua, untuk
mencapai tujuan, maka setiap organisasi perlu menyusun dan memiliki program, dan menentukan metode bagaimana program itu dapat dilaksanakan.
Ketiga, setiap organisasi akan memiliki pimpinan atau manajer yang bertanggungjawab terhadap organisasi dalam mencapai tujuan. Hal-hal
tersebut menunjukkan betapa pentingnya peranan manajemen dalam eksistensi suatu organisasi. Oleh sebab itu. kegiatan administrasi, manajemen, dan
kepemimpinan merupakan rangkaian kegiatan yang perlu dilaksanakan di setiap organisasi, termasuk di lembaga pendidikan pondok pesantren.
2. Aspek-Aspek Organisasi
Menurut Mulyono 2009: 73 organisasi dapat dilihat dari dua aspek. Pertama, aspek struktur organisasi. Aspek ini meliputi pengelompokan orang
secara formal dan bagan organisasi. Kedua, aspek proses perilaku. Setelah struktur organisasi dengan manusiaorang, maka terjadi proses perilaku.
Proses perilaku adalah aktivitas kehidupan dalam struktur organisasi, antara
32
lain: 1 komunikasi; 2 pembuatan keputusan; 3 motivasi; dan 4 kepemimpinan.
“Organisasi secara khusus dapat ditinjau dari aspek hubungan diantara orang-orang anggota organisasi” Mulyono, 2009: 74 . Hoy Miskel 2008:
99 berpendapat bahwasanya organisasi informal muncul dari sistem formal di dalam sekolah dan organisasi informal ini selanjutnya mempengaruhi
organisasi formal. Sistem formal dan informal berjalan secara bersama-sama , bagaimanapun akhirnya hanya terdapat satu organisasi. Namun perbedaan ini
berguna bagi dinamika kehidupan organisasi di sekolah untuk elaborasi dan umpan balik bagi sekolah yang berproses secara terus menerus. Menurut F.X
Soedjadi Mulyono, 2009: 74: Organisasi formal adalah organisasi yang dengan penuh kesadaran dan
dengan sengaja dibentuk, di mana di dalamnya terdapat suatu sistem dan hierarki hubungan, wewenang, tugas dan tanggung jawab para anggota
demi terlaksananya suatu kerja sama dalam rangka tercapainya tujuan. Sedangkan organisasi informal timbul dengan tidak sengaja. Organisasi ini
muncul tidak karena ditentukan peraturan, melainkan spontan terwujud karena: 1 persamaan kebutuhan, perasaan, hobi, dan lain-lain; 2
persamaan asal daerah, persamaan alumni suatu universitas, pondok pesantren, dan lain-lain.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa di dalam organisasi terdapat dua aspek yaitu aspek struktur organisasi dan aspek
perilaku individu-individu dalam organisasi. Adapun organisasi ditinjau dari hubungan anggota di dalamnya dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu
organisasi formal dan organisasi informal. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan formal menjadi sebuah sistem sosial yang dibentuk dengan
berbagai aspek sebagaimana administrasi dan manajemen di dalamnya.
33
Pelaksanaan kurikulum dan kebijakan-kebijakan dikeluarkan oleh penyelenggara atau pihak manajemen yang terkait. Sedangkan organisasi
informal yang merupakan kelompok tidak resmi akan tetapi mempengaruhi kehidupan dan aktivitas perseorangan. Misalnya Ikatan Alumni Pondok
Modern Gontor IKPM, Ikatan Alumni UIN Malang.
3. Fungsi dan Prinsip Organisasi
Menurut Mulyono 2009: 75 organisasi memiliki berbagai fungsi, yaitu: a. Menetapkan bidang-bidang kerja, metode dan alat yang dibutuhkan,
serta personal yang dibutuhkan. b. Membina hubungan antara personal yang terlibat, tanggung jawab,
wewenang, hak dan kewajiban mereka sehingga mempercepat tercapainya tujuan organisasi.
Lembaga Administrasi Negara RI 1997 Mulyono, 2009: 76 mengemukakan adanya 13 azas organisasi dalam penyusunan kelembagaan
pemerintah, termasuk di dalamnya Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, dan sekolah termasuk pondok pesantren sebagai lembaga
formal yang mengelola kegiatan pendidikan. Ketiga belas azas itu adalah: a. Azas kejelasan tujuan
b. Azas pembagian tugas c. Azas fungsional
d. Azas pengembangan jabatan fungsional e. Azas koordinasi
f. Azas kesinambungan g. Azas kesederhanaan
h. Azas keluwesan i. Azas akordion
j. Azas pendelegasian wewenang k. Azas rentang kendali
l. Azas jalur dan staf m. Azas kejelasan dalam pembaganan