Tahap Pra Pembentukan Pre-Forming
157
tidak sesuai dengan standard kualitas, baik disebabkan dari menurunnya etos kerja maupun kurangnya pemahaman anggota terhadap nilai-nilai yang
ditanamkan tim, karena hal ini dianggap menghambat kinerja tim. Di sisi lain, pada pergantian pengurus atau anggota tim ditanamkan nilai-nilai pondok
yaitu “siap dipimpin dan siap memimpin”, sehingga nampak bahwasanya pembentukan tim dengan sistem kaderisasi merupakan sebuah bentuk
pendidikan bagi seluruh warga Gontor Putri 3 baik guru maupun santriwati. Dalam pemilihan anggota
teamwork pun tidak ada kualifikasi khusus, artinya tidak pilih-pilih karena semua santriwati berhak untuk dididik. Namun
tetap dalam konteks pemimpin terdapat 13 kualifikasi pemimpin yang menjadi standard Gontor, diantaranya: ikhlas, dapat dipercaya, jujur dan terbuka, tegas,
mau berkorban, bekerja keras dan sungguh-sungguh, mempunyai kemampuan berkomunikasi, menguasai masalah dan menyelesaikannya, membuat
networking dan memanfaatkannya, selalu mengambil inisiatif, bernyali besar dan berani mengambil resiko, baik
mu’amalah ma’allah, dan baik mu’amalah ma’an-nas. Calon personel tim yang memiliki kualifikasi tersebut diutamakan
untuk dipilih sebagai anggota tim. Meskipun demikian, calon anggota tim dinilai dari adanya kemampuan
dan kemauan, dikarenakan tidak semua yang dipilih adalah orang yang bisa atau ahli. Sistem kaderisasi ini bukan mengajar orang yang bisa namun
mengajarkan orang yang bahkan tidak bisa untuk diajarkan dan dituntut supaya bisa. Khususnya santriwati, sehingga tidak harus calon yang
dikaderkan adalah santriwati yang tahu dalam suatu bidang tertentu. Namun,
158
tugas dan tanggungjawab diberikan kepada guru dan santriwati atas dasar ‘kepernahan’, supaya semua pernah merasakan untuk belajar dan terdidik
ketika mengemban amanah. Hal ini menjadi salah satu bentuk pemberdayaan empowerment bagi seluruh warga Gontor Putri 3 di mana seluruhnya dapat
memiliki kesempatan untuk belajar menggali potensi dan berorganisasi dalam sebuah tim. Synder Syafaruddin, 2002: 72 berpendapat bahwa kerjasama tim
dalam menangani suatu proyek perbaikan atau pengembangan mutu pendidikan merupakan salah satu bagian dari pemberdayaan
empowerment pegawai atau anggota kelompok kerja dengan pemberian tanggung jawab yang
lebih besar. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan
pada tahap pembentukan teamwork di Gontor Putri 3. Pertama, memasuki
tahap pembentukan teamwork di Gontor Putri 3 secara operasional,
pembentukan tim di Gontor Putri 3 terbagi menjadi dua yaitu pembentukan tim di tingkat guru dan pembentukan di tingkat santriwati. Proses
pembentukan tim tingkat guru dilakukan secara internal dari anggota-anggota tim yang mengajukan calon anggota tim baru. Pada tingkat santriwati
pembentukan tim dilakukan secara demokratis dengan diadakan pemilihan satu tahun sekali pada masa pergantian kepengurusan.
Kedua, terdapat unsur pimpinan yang membantu dalam pembentukan teamwork di Gontor Putri 3. Senior di dalam tim pada tingkat guru berfungsi
untuk mengarahkan anggota tim dalam segala situasi. Sedangkan ditingkat santriwati, terdapat unsur ketua dalam struktur tim yang bertugas untuk
159
mengarahkan visi misi tim. Kemudian Wakil Pengasuh Gontor Putri 3 selaku pimpinan berperan untuk memberikan keputusan dan legalitas dalam
pembentukan teamwork di Gontor Putri 3.
Ketiga, pembentukan tim dengan sistem kaderisasi merupakan sebuah bentuk pendidikan bagi seluruh warga Gontor Putri 3 baik guru maupun
santriwati sehingga rotasi maupun pergantian anggota dapat dilakukan kapan saja. Tidak ada kualifikasi khusus bagi calon anggota tim dengan penilaian
yang didasarkan pada kemampuan dan kemauan calon anggota. Tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepada guru dan santriwati atas dasar
‘kepernahan’, yang bertujuan supaya seluruh warga Gontor Putri 3 belajar dan terdidik untuk melaksanakan tugas di dalam tim. Beberapa hal tersebut
menunjukkan adanya pemberdayaan empowerment dan pendidikan bagi
seluruh warga Gontor Putri 3 di mana seluruhnya dapat memiliki kesempatan untuk belajar menggali potensi dan berorganisasi dalam sebuah tim.