Pengertian Total Quality Management dalam Pendidikan
49
methodological objectives, dan penguasaan ketrampilan yang aplikatif dalam kehidupan sehari-hari
life skill objectives. Ketiga, perubahan kultur. Konsep ini bertujuan membentuk budaya
organisasi yang menghargai mutu dan menjadikan mutu sebagai orientasi semua komponen organisasional. Jika manajemen ini diterapkan di institusi
pendidikan, maka pihak pimpinan harus berusaha membangun kesadaran para anggota mulai dari pemimpin, staf, guru, pelajar, dan berbagai unsur terkait
termasuk di dalamnya orangtua dan pengguna lulusan untuk mempertahankan mutu baik mutu hasil dan mutu proses. Di sinilah letak pentingnya faktor
rekayasa dan faktor motivasi agar secara bertahap kultur mutu akan berkembang di organisasi institusi pendidikan. Perubahan kearah kultur mutu
ini ditempuh dengan cara-cara; perumusan keyakinan bersama, intervensi nilai-nilai keagamaan, dilanjutkan dengan perumusan visi dan misi organisasi
institusi pendidikan. TQM merupakan sebuah perubahan budaya change of
culture. TQM tidak akan membawa hasil dalam waktu yang singkat. Perubahan budaya pada sebuah institusi adalah sebuah proses yang lambat dan
tidak tergesa-gesa. Dapat ditarik kesimpulan bahwasanya untuk mencapai mutu pendidikan diperlukan sebuah proses panjang dengan upaya perubahan
budaya organisasi pendidikan yang melibatkan partisipasi seluruh komponen pendidikan.
Keempat, perubahan struktur organisasi upside-down organization.
Perubahan organisasi ini bukan berarti perubahan wadah organisasi melainkan sistem atau struktur organisasi yang menyangkut perubahan kewenangan,
50
tugas-tugas, dan tanggungjawab. Pada konteks TQM, struktur organisasi berubah terbalik dari struktur konvensional dari atas ke bawah;
senior manager, middle manager, teacher dan support staff ke dalam struktur yang
baru, yaitu dalam struktur organisasi layanan, keadaannya berbalik dari atas ke bawah berturut-turut
; learner, team, teacher and s upport, staff, dan leader. Kelima, mempertahankan hubungan dengan pelanggan
keeping close the customer. Karena organisasi pendidikan menghendaki kepuasan pelanggan,
maka mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan menjadi sangat penting. Hal ini dikembangkan dalam unit
public relations. Berbagai informasi antar organisasi pendidikan dan pelanggan harus terus dipertukarkan
agar institusi pendidikan senantiasa dapat melakukan perubahan-perubahan atau improvisasi yang diperlukan.
Schmidt Fininigan Fandy Tjiptono Anastasia Diana, 2003: 6 mengemukakan pendapat bahwasanya terdapat beberapa aspek TQM,
diantaranya: 1 manajemen ilmiah, yaitu berupaya menemukan satu cara terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan; 2 dinamika kelompok, yaitu
mengupayakan dan mengorganisasikan kekuatan pengalaman kelompok; 3 pelatihan dan pengembangan yang merupakan investasi dalam sumber daya
manusia; 4 motivasi berprestasi; 5 keterlibatan karyawan; 6 sistem sosioteknikal, di mana organisasi beroperasi sebagai sistem yang terbuka; 7
pengembangan organisasi; 8 budaya organisasi, yakni menyangkut keyakinan, mitos, dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku setiap orang
dalam organisasi; 9 teori kepemimpinan baru, yakni menginsipirasikan dan
51
memberdayakan orang lain untuk bertindak; 10 konsep lingking-pin dalam organisasi, yaitu membentuk tim fungsional silang; 11 perencanaan
strategik. Menurut Syafaruddin 2002: 36 setidaknya ada empat 4 hal yang perlu
dikemukakan lebih mendalam dalam memahami hakikat mutu terpadu pendidikan
Total Quality in Education. Hal-hal tersebut adalah : a. Pencapaian dan Pemuasan Harapan Pelanggan
Perubahan paradigma untuk fokus atas pencapaian dan pemuasan harapan pelanggan merupakan hal yang menakjubkan. Pemuasan harapan
pelanggan ini berarti mengantisipasi kebutuhan pelanggan masa datang, mengambil resiko dan mengembangkan produk, serta melayani pelanggan
yang tidak pernah mereka lihat, namun mereka suka atau membutuhkan. Demikian pula lembaga pendidikan, hal yang paling penting diketahui
sumber daya personalia untuk bekerja sama antara penyelia dan pelanggan agar menghasilkan produk pendidikan yang dapat mencapai kepuasan para
pengguna pendidikan. b. Perbaikan Terus-Menerus
Perbaikan terus menerus berarti sesuatu yang belum pernah dilakukan. Suatu tinndakan pengejaran atas mutu, prosesnya harus secara terus
menerus diperbaiki dengan diubah, ditambah, dikembangkan,dan dimurnikan. Oleh karena itu, tuntutan terhadap pelayanan terbaik juga
menjadi perhatian manajemen mutu terpadu, tak terkecuali dalam pendidikan. Sekolah-sekolah pada tidak hanya cukup menawarkan