Fungsi dan Prinsip Organisasi

37 kegiatan-kegiatan; 3 koordinasi kegiatan-kegiatan; 4 sentralisasi dan desentralisasi. Kemudian aspek-aspek hierarki dalam organisasi yang berkaitan dengan tingkat-tingkat kekuasaan meliputi: 1 lini dan staf; 2 rentang kendali; 3 panitia dan satuan tugas.

5. Klasifikasi dan Bagan Organisasi Pendidikan

Menurut Mulyono 2009: 105, “apabila dilihat dari jumlah peserta didik, maka sekolah dapat dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu sekolah sangat kecil, sekolah kecil, sekolah sedang normal, sekolah besar, sekolah sangat besar”. Penjelasan tersebut dapat disederhanakan dalam tabel berikut: Tabel 1. Klasifikasi Sekolah Menurut Jumlah Murid 5 interval No. Gol. Sekolah Jumlah Siswa TK Jumlah Siswa SDMI Jumlah Siswa SLTPSLTA 1 Sekolah sangat kecil Maksimal 20 Maksimal 120 Maksimal 60 2 Sekolah kecil 21 – 40 121 – 239 61 – 120 3 Sekolah sedang 41 – 80 240 – 1500 121 – 720 4 Sekolah besar 81 – 120 1501 – 2500 721 – 1200 5 Sekolah sangat besar 120 ke atas 2501 ke atas 1201 ke atas Tabel 2. Klasifikasi Sekolah Menurut Jumlah Murid 3 interval No. Gol. Sekolah Jumlah Siswa TK Jumlah Siswa SDMI Jumlah Siswa SLTPSLTA 1 Sekolah kecil Maksimal 40 Maksimal 239 Maksimal 120 2 Sekolah sedang 40 – 80 240 - 1500 121 - 720 3 Sekolah besar 81 ke atas 1500 ke atas 721 ke atas 38 Mulyono 2009: 106 juga mengemukakan bahwa yayasan atau pengelola penyelenggara pendidikan dapat dikelompokkan berdasarkan satuan pendidikan yang dikelolanya sebagai berikut: a. Yayasan pendidikan kecil apabila mengelola satuan pendidikan berjumlah maksimal dua satuan pendidikan. Contohnya Yayasan Imam Mahdi Desa Prayungan Kec. Sawo Kab. Ponorogo yang hanya mengelola satuan pendidikan MTs Al-Imam dan TPQ Al-Imam. b. Yayasan pendidikan sedang apabila mengelola antara tiga sampai dengan lima satuan pendidikan. Contohnya Yayasan Sunan Kalijaga Karangbesuki Malang yang mengelola satuan pendidikan: PlaygroupTK, MI, dan MTs Sunan Kalijaga. c. Yayasan pendidikan besar apabila mengelola minimal lima satuan pendidian dalam satu lokasi daerah daerah induk. Misalnya Yayasan Pondok Wali Songo Ngabar Ponorogo yang mengelola satuan pendidikan: PlaygroupTK, MI, MTs Putra, MTs Putri, MA Putra, MA putri dan Institut Agama Islam. Contoh lain, Pondok Tebuireng dan Pondok Tambak Beras Jombang, dan lain-lain. d. Yayasan pendidikan sangat besar apabila mengelola minimal lima satuan pendidikan dalam satu lokasi daerah induk serta memiliki cabang-cabang lain di luar daerah induk. Contoh: Pondok Modern Gontor Ponorogo, Yayasan Al-Azhar Kebayoran Jakarta. 39

C. Mutu Pendidikan

1. Pengertian Mutu

Menurut Sallis 2010: 33, “mutu merupakan sebuah filosofi dan metodologi yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal”. “Mutu dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampaui kebutuhan pelanggan” Sallis, 2010: 56. Menurut Peters Austin Sallis, 2010: 29, “mutu adalah sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri”. Fandy Tjiptono Anastasia Diana 2003: 3 memberikan definisi kualitas dari beberapa pengertian tentang kualitas sebagai berikut. a. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan b. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah. Menurut Goetsch Davis Fandy Tjiptono Anastasia Diana, 2003: 4, “kualitas mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. Uselac Fandy Tjiptono Nastasia Diana, 2003: 3 juga menegaskan, “kualitas bukan hanya mencakup produk dan jasa, tetapi juga meliputi proses, lingkungan dan manusia”. “Mutu sebagai derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang maupun jasa. Dalam konteks pendidikan, barang dan jasa itu dapat dilihat dan tidak dapat dilihat, juga dapat dirasakan kebermanfaatannya secara menyeluruh” Sudarwan Danim, 2002: 53. Crosby Bush Coleman,

Dokumen yang terkait

Proses Adaptasi Melalui Komunikasi Dalam Hubungan Interpersonal di Komunitas Santri (Studi Penetrasi Sosial Pada Santri Kelas I Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 3)

1 32 22

PERAN IDENTITAS SUKU JAWA DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Peran Identitas Suku Jawa Dalam Komunikasi Antarbudaya (Studi Deskriptif Kualitatif Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Putri yang ada di Demak).

0 1 14

PENDAHULUAN Peran Identitas Suku Jawa Dalam Komunikasi Antarbudaya (Studi Deskriptif Kualitatif Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Putri yang ada di Demak).

0 5 43

(Studi DePE Peran Identitas Suku Jawa Dalam Komunikasi Antarbudaya (Studi Deskriptif Kualitatif Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Putri yang ada di Demak).

0 1 14

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MAHFUZAT DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRIWATI PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PUTRI 5 KEDIRI.

0 0 175

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MAHFUẒAT DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRIWATI PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PUTRI 5 KEDIRI.

0 1 175

INTERRELASI INTELEKTUAL ANTARA UNIVERSITAS AL-AZHAR KAIRO DENGAN PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR : STUDI ANALISIS KURIKULUM KULLIYATU AL-MU’ALLIMIN AL-ISLAMIYAH DI PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR.

0 0 35

Implementasi Nilai-nilai Amanah pada Karyawan Hotel Darussalam Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo

0 0 13

MANAJEMEN PONDOK PESANTREN MODERN PERSPEKTIF SUSTAINABILITY THEORY (Studi pada Pondok Pesantren Modern Alumni Gontor di Provinsi Lampung) - Raden Intan Repository

0 1 13

APLIKASI TAMRIN LUGHOH (PEMBELAJARAN BAHASA ARAB) PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR BERBASIS MOBILE

0 4 6