Pengasuhan Santriwati Jenis-Jenis Teamwork di Gontor Putri 3

153 menyebutkan 4 tahap pertumbuhan dan kematangan dalam perkembangan tim diantaranya tahap perkembangan, tahap tantangan, tahap penataan norma, dan tahap kerja keras. Namun pada proses pembentukan teamwork di Gontor Putri 3 ditemukan adanya tahap pra pembentukan pre-forming sebelum memasuki tahap pembentukan forming. Masing-masing tahapan pembentukan teamwork di Gontor Putri 3 tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Tahap Pra Pembentukan Pre-Forming

Proses pembentukan teamwork di Gontor Putri 3 diawali dengan penerapan sistem kaderisasi yang telah berjalan dari awal berdirinya pondok, sehingga pada proses pembentukan teamwork hanya mengikuti prosedur yang telah berjalan. Kaderisasi merupakan sebuah strategi dan program untuk jangka panjang yang mana kaderisasi ini termasuk di dalam Panca Jangka sebagai nilai dan sunnah pondok yang harus dijalankan demi keberlangsungan sistem pendidikan di Gontor Putri 3. Proses kaderisasi menjadi media pembelajaran bagi seluruh warga Gontor Putri 3 khususnya para santriwati. Sejak fase awal masuk pondok sebagai santriwati baru, masing-masing santriwati belajar dengan cara melihat, merasakan, dan mendengar segala sesuatu yang dikerjakan oleh kakak-kakak angkatannya. Proses pembelajaran santriwati ini bermula ketika mereka menjadi pengurus-pengurus bagian kecil seperti menjadi ketua kamar, ketua kelas, pengurus keamanan rayon, pengurus bahasa rayon dan pengurus klub- klub santriwati. 154 Para santriwati terdidik untuk berorganisasi, seperti halnya belajar untuk memimpin dan dipimpin, belajar memecahkan masalah, dan belajar untuk bekerjasama dalam sebuah tim. Pembelajaran melalui proses kaderisasi ini terus berlangsung hingga pada tahap pembentukan tim di tingkat santriwati seperti OPPM dan Koordinator Gerakan Pramuka, juga terus menerus berlangsung hingga pada pembentukan tim di tingkat guru di mana guru-guru di Gontor Putri 3 merupakan alumni Gontor Putri 3. Keseluruhan anggota tim baik dari organisasi santriwati maupun guru telah dikaderkan pada setiap jenjang atau tingkatan sesuai dengan kapabilitas personal anggota yang telah terlatih sejak fase awal menjadi santriwati baru hingga menjadi guru. Hal-hal tersebut menunjukkan adanya proses pendidikan dan pelatihan dalam teamwork di Gontor Putri 3 yang menjadi komponen penting dari implementasi TQM. Sesuai dengan teori Sallis 2010: 183 yang menjelaskan bahwa pelatihan untuk memiliki keterampilan memecahkan masalah dalam sebuah tim kerja adalah hal yang sangat dibutuhkan. Seluruh anggota tim harus belajar bekerjasama. Proses kaderisasi sebagai media pembelajaran santriwati untuk berorganisasi dalam sebuah teamwork ini juga sesuai dengan beberapa teori Sallis 2010: 184 yang berpendapat bahwa tim tidak terbentuk begitu saja, tim harus melalui proses pembentukan yang sangat penting agar bisa berfungsi sebaiknya. Philip Crosby Sallis, 2010: 183 juga mengemukakan bahwasanya menjadi bagian dari sebuah tim bukanlah sebuah fungsi alami manusia, hal itu harus dipelajari. 155 Maka dari pembahasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum memasuki tahap pembentukan teamwork di Gontor Putri 3, pembentukan teamwork diawali dengan tahap pra pembentukan teamwork dengan menerapkan sistem kaderisasi di mana sejak fase awal santriwati mengalami proses pembelajaran atau pelatihan untuk dapat memecahkan masalah, mampu memimpin dan dipimpin dalam berorganisasi serta bekerjasama di dalam sebuah teamwork.

b. Tahap Pembentukan Teamwork Forming

Secara operasional, pembentukan tim di Gontor Putri 3 terbagi menjadi dua yaitu pembentukan tim di tingkat guru dan di tingkat santriwati. Pembentukan tim di tingkat guru berbeda dengan pembentukan tim di tingkat santriwati. Pada tingkat guru seperti staf KMI, staf Pengasuhan Santriwati, DEMA, dan sektor-sektor unit usaha guru diawali dengan perumusan calon- calon personel baru di masing-masing tim mengajukan calon anggota tim dari guru-guru yang dipandang layak. Penentuan anggotanya melalui proses internal guru dari setiap bagian sektor guru. Tidak ada masa jabatan khusus pada tim di tingkat guru karena rotasi dapat berubah sewaktu-waktu. Namun, pada setiap tim di tingkat guru terdiri dari guru-guru dari setiap angkatan, dari tahun termuda hingga tertua senior-junior sebagai bentuk kaderisasi, sehingga senior di dalam tim berfungsi pula untuk memimpin anggota tim dalam mengkomunikasikan tugas dan tujuan tim. Proses pembentukan kaderisasi pada tingkat santriwati harus melibatkan seluruh santriwati dengan diadakannya acara pergantian pengurus rayon, 156 OPPM dan Koordinator Gerakan Pramuka tiap tahun sekali pada masa pergantian pengurus. Tim di tingkat santriwati ini secara formal memiliki kejelasan struktur organisasi. Pembentukan tim di tingkat santriwati seperti OPPM, Koordinator Gerakan Pramuka, dan pengurus rayon asrama santriwati pun dipilih secara demokratis oleh santriwati dengan bimbingan dan arahan staf Pengasuhan Santriwati. Seluruh pembentukan tim baik di tingkat guru maupun santriwati diputuskan oleh bapak Wakil Pengasuh di mana legalitas keseluruhan pembentukan tim terdapat pada keputusan Wakil Pengasuh Gontor Putri 3 baik dari pengangkatan personel baru atau rotasi keanggotaan tim. Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Syafaruddin 2002: 73 bahwasanya pada fase pembentukan tim masih terdiri dari kumpulan orang dengan persepsi masing-masing sehingga yang terpenting adalah terdapat unsur pimpinan untuk membantu mengkomunikasikan visi dan sasaran tim serta meluruskan keadaan. Peran senior di dalam tim dan keterlibatan Wakil Pengasuh Gontor Putri 3 ini menunjukkan adanya unsur pimpinan di dalam tahap pembentukan tim di Gontor Putri 3. Pembentukan tim telah diperkirakan 4 bulan sebelum masa pergantian anggota tim baru yang mana dilakukan setiap tahun sekali dikarenakan hal ini sudah sudah ada di dalam program kerja tahunan yang tertera pada kalender tahunan. Namun pada pada prosesnya tidak ada patokan masa lama kerja bagi tiap anggota tim, karena sewaktu-waktu dapat dilakukan rotasi, kembali lagi ke kapasitas dan intensitas kemampuan masing-masing anggota dalam etos kerja. Rotasi bisa sewaktu-waktu terjadi apabila ada anggota tim yang dirasa

Dokumen yang terkait

Proses Adaptasi Melalui Komunikasi Dalam Hubungan Interpersonal di Komunitas Santri (Studi Penetrasi Sosial Pada Santri Kelas I Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 3)

1 32 22

PERAN IDENTITAS SUKU JAWA DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Peran Identitas Suku Jawa Dalam Komunikasi Antarbudaya (Studi Deskriptif Kualitatif Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Putri yang ada di Demak).

0 1 14

PENDAHULUAN Peran Identitas Suku Jawa Dalam Komunikasi Antarbudaya (Studi Deskriptif Kualitatif Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Putri yang ada di Demak).

0 5 43

(Studi DePE Peran Identitas Suku Jawa Dalam Komunikasi Antarbudaya (Studi Deskriptif Kualitatif Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Putri yang ada di Demak).

0 1 14

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MAHFUZAT DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRIWATI PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PUTRI 5 KEDIRI.

0 0 175

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MAHFUẒAT DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRIWATI PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PUTRI 5 KEDIRI.

0 1 175

INTERRELASI INTELEKTUAL ANTARA UNIVERSITAS AL-AZHAR KAIRO DENGAN PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR : STUDI ANALISIS KURIKULUM KULLIYATU AL-MU’ALLIMIN AL-ISLAMIYAH DI PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR.

0 0 35

Implementasi Nilai-nilai Amanah pada Karyawan Hotel Darussalam Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo

0 0 13

MANAJEMEN PONDOK PESANTREN MODERN PERSPEKTIF SUSTAINABILITY THEORY (Studi pada Pondok Pesantren Modern Alumni Gontor di Provinsi Lampung) - Raden Intan Repository

0 1 13

APLIKASI TAMRIN LUGHOH (PEMBELAJARAN BAHASA ARAB) PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR BERBASIS MOBILE

0 4 6