Tahap Penggugahan atau Tantangan Teamwork Storming
163
tidak berubah dan telah berjalan hingga saat ini, khususnya bertujuan pula untuk kelancaran pada tiap-tiap proses kegiatan yang dikerjakan.
Norma aturan yang tertulis terdiri dari pelaksanaan, disiplin kerja, kelengkapan, dan tujuan. Namun terdapat lebih banyak lagi disiplin pondok
yang tidak tertulis. Disiplin pondok yang tidak tertulis ini berkaitan dengan tanggung jawab moral dan
dhomir hati nurani. Dan norma aturan tersebut akan berfungsi tergantung bagaimana personel tim di dalamnya dapat
berupaya keras untuk mentaati norma. Seperti yang diutarakan oleh salah satu Guru Senior sebagai berikut.
“Sama halnya dengan disiplin pondok, disiplin pondok yang tertulis itu masih sedikit, karena sebenarnya masih banyak lagi disiplin pondok yang
tidak tertulis, inilah yang dinamakan dengan dhomir hati nurani. Segala
tindakan di pondok dilakukan dengan menggunakan dhomir” GS.06.
Terciptanya proses pendidikan seperti itu, tentu harus didasari oleh
kesadaran akan makna hidup dan kehidupan yang penuh makna. Maka dalam mendidik santriwati selalu ditanamkan suatu pandangan bahwa hidup
haruslah bermakna, “hidup sekali hiduplah yang berarti”. Dari hasil
wawancara dengan Guru Senior, dijelaskan beberapa falsafah pendidikan Gontor di antaranya sebagai berikut.
“In akhsantum akhsantum lianfusikum” jika kamu itu berbuat baik, maka sebenarnya kamu berbuat baik untuk diri sendiri. Hidup akan bermakna
apabila dapat memberi manfaat bagi orang lain. Dengan demikian semakin besar manfaat seseorang bagi orang lain, maka semakin besarlah nilai
kebaikan seorang itu. Hal ini juga terdapat dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad Thabrani dan Daruquthni yang berbunyi
”…khoirunnaasi anfa’uhum linnaasi” yang berarti bahwa sebaik-baik manusia ialah yang
paling bermanfaat untuk sesamanya. Dengan ungkapan lain, “berjasalah
tapi jangan minta jasa”. Artinya, yang penting adalah berbuat terlebih dahulu bagi maslahat orang banyak, maka biarlah orang yang menilai.
164
Bukan meminta orang menilai apa yang telah sungguh-sungguh diperbuat” GS.06.
Pandangan-pandangan yang selalu didengungkan di lingkungan kehidupan pondok ini sangat penting bagi pendidikan santriwati untuk menumbuhkan
kesadaran santriwati akan pentingnya nilai-nilai hidup ini, sehingga manfaat yang diperoleh dari proses belajar ini akan banyak ditentukan oleh seberapa
besar kesadaran akan makna dari proses belajarnya, sesuai ungkapan lainnya yaitu
“sebesar keinsyafanmu sebesar itu pula keberuntunganmu”. Terdapat pula ungkapan lain yang disampaikan pula oleh Guru Senior
sebagai berikut. “Seperti halnya ungkapan,
“apabila melempar bola, semakin kencang dan kuat kamu melempar, maka semakin kencang dan k uat pula maka
pantulannya”. Artinya semakin banyak kita berbuat untuk pondok, maka semakin banyak pula hal-hal yang didapatkan. Maka ketika kita tidak
memiliki itu tadi, maka sebenarnya kita tidak akan berrmanfaat juga baik untuk diri sendiri maupun bagi yang lain” GS.06.
Dapat dikatakan bahwa semua warga pondok yang berbuat juga akan merasa mendapatkan Hal itu pun dapat dimaknai bahwa semakin banyak
santriwati berbuat, maka semakin banyak pula hal-hal atau manfaat yang didapatkan baik untuk diri sendiri maupun orang lain, dengan harapan
santriwati kelak dapat menjadi generasi penerus bangsa yang beriman dan bertakwa pada Allah SWT. Berkaitan dengan
teamwork, selain adanya falsafah-falsafah hidup yang ditanamkan dalam pondok sebagai nilai dasar
norma tidak tertulis pada teamwork di Gontor Putri 3, terdapat nilai dasar yang
paling utama yaitu nilai keikhlasan yang dijunjung tinggi sebagai nilai aturan yang dianut seluruh personel tim. Masalah ego, materialistik, dan
interest
165
pribadi dianggap sebagai musuh perjuangan pondok. Salah satu contoh penerapan nilai keikhlasan yaitu semua sertifikasi yang diterima oleh guru
senior akan dimasukkan ke dalam pondok, untuk digunakan pondok dan bukan untuk guru secara pribadi. Karena jika tidak, hal ini dianggap akan
merusak dasar keikhlasan yang menjadi nilai nomer satu di pondok. Beberapa ungkapan yang telah disebutkan merupakan falsafah dan pandangan hidup
yang diterapkan sebagai salah satu nilai dan ajaran pondok sekaligus sebagai norma tidak tertulis yang terdapat pada
teamwork di Gontor Putri 3. Dapat di lihat bahwasanya pembentukan tata aturan kerja atau norma yang
terdapat pada teamwork di Gontor Putri 3 sesuai dengan pendapat BW
Tuckman Sallis, 2010: 184 bahwasanya pada tahap penataan norma tim mengupayakan pembentukan dan pengembangan tata aturan, norma, metode
dalam bekerja di dalam sebuah tim. Maka dapat di ambil kesimpulan bahwasanya pada tahap penataan norma
teamwork di Gontor Putri 3 terdapat dua jenis norma aturan yaitu norma aturan tertulis dan tidak tertulis. Tim
berupaya membentuk tata aturan kerja dengan menyusun job description, AD
ART, dan SOP yang terdiri dari pelaksanaan, displin kerja, kelengkapan, dan tujuan sebagai norma tertulis. Kemudian adanya penanaman falsafah-falsafah
hidup dalam kehidupan pondok sebagai nilai yang di anut, termasuk di dalam nya nilai keikhlasan, merupakan norma tidak tertulis yang digerakkan oleh
hati nurani dhomir. Norma aturan tidak tertulis ini menjadi penggerak utama
yang difungsikan untuk menyamakan persepsi antar anggota dalam sebuah tim. Hal ini akan berdampak pada upaya untuk membangun tim dalam sebuah
166
kebersamaan yang dapat membawa tim pada satu tujuan yang sama dan meminimalisir adanya perbedaan pemikiran yang dapat menghambat kerja di
dalam sebuah teamwork.