Pondok Modern Darussalam Gontor pada Era Kepemimpinan
106
memperoleh perhatian yang serius dalam kurikulum Gontor. Kegiatan tersebut teraplikasikan di Pondok Modern Gontor Putri 3 diantaranya: kegiatan
mengajar, organisasi, disiplin, ketrampilan, kesenian, akhlak, ibadah, nisaiyah,
pramuka, pidato, muhadatsah, olah raga, ubudiyah, dan berbagai macam
kegiatan lainnya. Adapun pelaksanaan aktifitas di dalam kelas dan di luar kelas, baik
kurikuler maupun ekstra-kurikuler ditangani dan dikontrol secara langsung oleh Al-Ustadz H. Saepul Anwar, S.Ag selaku wakil pengasuh dan direktur
KMI di Pondok Modern Gontor Putri 3. Tenaga pendidik dan pengajar Pondok Modern Darussalam Gontor adalah tamatan KMI Gontor, ISID
Gontor, dan lulusan dari berbagai perguruan tinggi di dalam maupun luar negeri. Sedangkan para santriwatinya terdiri dari tamatan Sekolah Dasar dan
Menengah yang datang dari berbagai penjuru tanah air dan luar negeri. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, PMDG menerapkan sebuah
strategi pendidikan di mana kehidupan pondok dengan segala totalitasnya menjadi media pembelajaran dan pendidikan itu sendiri. Maka seluruh unsur
pembentuk pesantren, baik manusainya kyai, guru, santri, dan pihak-pihak yang terkait, maupun sarana dan prasarana baik fisik maupun nonfisik,
diarahkan untuk mendukung penciptaan lingkungan pendidikan yang mendukung penciptaan lingkungan pendidikan.
Untuk itu, lingkungan PMDG Putri 3 secara keseluruhan dirancang untuk kepentingan pendidikan yang berbasis komunitas, sehingga segala apa yang
didengar, dilihat, dirasakan, dikerjakan, dan dialami para santri bahkan seluruh
107
warga pesantren dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Ini menjadi salah satu prinsip pondok yang disebut dengan “syi‘ar pondok“. Dr. KH.
Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. 2005: 78 salah satu dari pimpinan pondok saat ini menyatakan bahwa:
Dengan cara ini, PMDG tak asing lagi dengan ide ‘masyarakat belajar‘ learning society, dengan empat prinsip pendidikan dan pengajaran yang
telah ditetapkan UNESCO, yaitu: belajar mengetahuiberpikir learning to
know; belajar berbuatbekerja learning to do; belajar hidup bersama learning to live together; dan belajar menjadi diri sendiri learning to
be. Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 3 memiliki visi dan misi yang
sama dengan Gontor Pusat, yaitu: a. Visi
: Sebagai lembaga pendidikan Islam yang mencetak kader-kader pemimpin ummat, menjadi tempat ibadah dan sumber ilmu pengetahuan
agama dan umum dengan tetap berjiwa pesantren. b. Misi :
1 Mempersiapkan generasi yang unggul dan berkualitas menuju terbentuknya
khairu ummah. 2 Mendidik dan mengembangkan generasi mukmin muslim yang
berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas,dan berpikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat.
3 Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya ulama yang intelek.
4 Mempersiapkan warga negara yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
108
Pondok juga memiliki nilai-nilai yang mesti dijiwai oleh siapapun yang berkecimpung di Gontor. Tidak hanya santri, tetapi juga berlaku untuk para
guru, kyai, bahkan para keluarga kyai. Panca Jiwa tersebut meliputi jiwa Keikhlasan, Kesederhanaan, Berdikari, Ukhuwah Diniyyah, dan Kebebasan.
Tujuan umum kegiatan-kegiatan pondok adalah untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi manusia yang bermanfaat dalam sebuah masyarakat
bahkan menjadi anggota yang aktif, konstruktif, dan mampu meneropong dan memimpin masyarakat dengan mengadakan pembaharuan dalam kehidupan.
Sehingga terdapat nilai kepribadian yang diharapkan tertanam dalam setiap individu dengan 4 karakter utama yang disebut dengan Motto Pondok,
diantaranya: berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas.
Pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 3 berorientasi terhadap 4 hal, yaitu: kemasyarakatan, hidup sederhana, tidak berpartai, dan
ibadah tholabul ilmi. Kemasyarakatan artinya tidak mengarah kepada sipil
efect, maka dari itu santriwati diajarkan untuk belajar kehidupan bermasyarakat melalui kegiatan-kegiatan di pondok sehingga santriwati
mendapatkan ilmu kehidupan dimana pelajaran dan kegiatan diarahkan untuk memenuhi hajat umat di masa mendatang. Maka dari itu pula tidak ada istilah
pengangguran bagi para alumni Gontor. Kemudian hidup sederhana berarti hidup wajar sesuai keadaan, lingkungan, dan
maqomnya. Santriwati dididik untuk dapat memposisikan diri sesuai tugasnya, siap hidup dimanapun dalam
keadaan apapun dengan tetap memiliki jiwa besar.
109
Tidak berpartai berarti bahwasanya pondok tidak fanatik terhadap suatu golongan namun Gontor berdiri di atas semua golongan sebagai perekat
ummat. Ibadah tholabul ilmi juga dimaknai sebagai tujuan pokok dimana
semua aktifitas kegiatan santriwati adalah untuk ibadah, bukan untuk mencari kelas atau ijazah dan diterapkan bahwsanya ilmu adalah untuk beramal.
Selain Panca Jiwa, Motto dan Orientasi di atas, terdapat 4 model lembaga pendidikan yang menjadi sintesa perpaduan terkait dengan sistem dan nilai
yang menjiwai Gontor, yaitu: a. Universitas Al-Azhar Kairo
Universitas ini termasuk perguruan tinggi tertua di dunia. Usianya lebih dari 10 abad. Al-Azhar yang didirikan oleh Dinasti Fatimiyah ini memiliki
kemampuan untuk membiayai dirinya sendiri, bahkan memberikan bantuan beasiswa kepada mahasiswanya dari harta wakaf yang
dikelolanya. Kemandirian dengan model wakaf inilah yang diambil sebagai contoh oleh Gontor.
b. Universitas Aligarh Dari perguruan yang terletak di India ini, Gontor mengambil model
pendidikan modern, yang membekali santrinya sekaligus dengan ilmu pengetahuan umum dan ilmu-ilmu agama.
c. Perguruan Shantiniketan Perguruan ini terletak di India. Keberhasilan sistem pendidikan ini adalah
mampu mempertahankan nilai-nilai humanisme bangsa India seperti kesederhanaan dan kekeluargaan yang memberi nuansa kedamaian. Hal ini