Strukturisasi Elemen Keberhasilan Pengembangan Klaster

Gambar 49. Klasifikasi elemen pelakulembaga pengembangan Gambar 49 di atas, menunjukkan bahwa Pemerintah Pusat E6, Pemerintah Daerah E7 dan Fasilitator E11 termasuk dalam peubah bebas sektor independent. Hasil ini memberi pengertian bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai kekuatan penggerak yang besar dan mempunyai sedikit ketergantungan dalam pengembangan agroindustri industri sutera alam. Elemen Produsen MesinPeralatan E2, Eksportir E3, Lembaga Litbang E4, Importir E5 dan Perguruan Tinggi E9 dan Lembaga Keuangan E10 termasuk peubah linkage. Hasil ini memberi pengertian bahwa peubah-peubah tersebut harus dikaji secara hati-hati sebab hubungan antar peubah saling terkait dan tidak stabil. Perubahan terhadap satu elemen akan berdampak terhadap elemen lainnya. Elemen ini dapat dikategorikan elemen yang mempunyai kekuatan penggerak yang cukup besar dalam pengembangan agroindustri sutera alam. Elemen Agroindustri Sutera Alam E1 dan Asosiasi E8 termasuk peubah tidak bebas dependent. Hasil ini memberi makna bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai kekuatan penggerak yang relatif kecil dan sangat tergantung dengan peubah-peubah lainnya.

2. Strukturisasi Elemen Keberhasilan Pengembangan Klaster

Strukturisasi terhadap 12 duabelas elemen keberhasilan pengembangan klaster dengan menggunakan teknik ISM menghasilkan matriks reachability , struktur hirarki dan klasifikasi elemen. Hasil reachability matriks final dari elemen E1, E8 E2, E3, E4, E5, E9, E10 E6, E7 E11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 [IV] Independent [III] Linkage [I] Autonomous [II] Dependent Da y a Doron g Ketergantungan hambatan pembentukan klaster dalam pengembangan agroindustri sutera alam disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Reachability Matriks Final dan Interpretasinya dari Elemen Keberhasilan Pengembangan Klaster. Hasil Pengolahan ISM VAXO Kode E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 Drv E1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 E2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 E3 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 E4 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 E5 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 E6 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4 E7 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4 E8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 E9 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 E10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 E11 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 E12 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 Dep 3 3 8 8 8 10 10 3 12 12 5 5 Kode Sub Elemen E1 KerjasamaNetworkKeterkaitan E2 Komunikasi E3 Dukungan Perguruan Tinggi E4 Dukungan Lembaga Litbang E5 Dukungan Pemerintah Daerah E6 Tersedianya SDM Terampil E7 Tersedianya SDA E8 Adanya Industri Inti E9 Akses ke Permodalan E10 Dukungan infrastruktur E11 KepemimpinanKewirausahaan E12 Dukungan Fasilitator Merujuk Tabel 18 terlihat bahwa elemen kerjasamanetwork, komunikasi, dan adanya industri inti memiliki driver power DP atau daya dorong dengan peringkat tertinggi yang disebut sebagai key element elemen kunci. Hasil ini memberi pengertian bahwa ketiga elemen tersebut mempunyai peran yang sangat besar dalam mendukung keberhasilan pengembangan klaster agroindustri sutera alam. Hasil strukturisasi terhadap elemen keberhasilan pengembangan klaster agroindustri suetra alam disajikan pada Gambar 50 berikut. Gambar 50. Strukturisasi Elemen Keberhasilan Pengembangan Klaster Merujuk struktur hirarki Gambar 50, terlihat bahwa kerjasamanetwork, komunikasi dan adanya industri inti menempati level tertinggi level 5, kepemimpinankewirausahaan dan dukungan fasilitator menempati level 4 empat, Elemen dukungan Lembaga Litbang, Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah menempati hirarki level 3 tiga, elemen tersedianya SDM terampil dan tersedianya sumberdaya alam menempati hirarki level 2 dua dan akses ke permodalan dan dukungan infra struktur menempati hirarki terendah level 1. Hasil tersebut memberi makna bahwa kerjasamanetwork, komunikasi dan adanya industri inti merupakan kunci keberhasilan pembentukan klaster dan harus didukung oleh faktor lainnya seperti adanya kemampuan kepemimpinan kewirausahaan, dukungan fasilitator, dukungan Lembaga Litbang, Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah, tersedianya SDM terampil, tersedianya sumberdaya alam, kemudahan akses ke permodalan dan dukungan infra struktur. Hasil pengelompokan elemen keberhasilan pengembangan klaster ke dalam empat vector driver power dependence disajikan pada Gambar 51. E9 E 10 E6 E 7 E3 E 4 E 5 E11 E 12 E1 E 2 E 8 Gambar 51. Klasifikasi Keberhasilan Pengembangan Klaster Gambar 51 di atas, menunjukkan bahwa kerjasamanetwork E1, komunikasi E2, adanya industri inti E8, kepemimpinankewirausahaan E11 dan dukungan fasilitator E12 termasuk dalam peubah bebas sektor independent. Hasil ini memberi pengertian bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai kekuatan penggerak yang besar dan mempunyai sedikit ketergantungan dalam pengembangan agroindustri sutera alam. Elemen tersebut mempunyai peran yang sangat besar dalam keberhasilan pembentukan klaster. Dukungan perguruan tinggi E3, dukungan lembaga litbang E4 dan dukungan pemerintah daerah E5 termasuk peubah linkage. Hasil ini memberi pengertian bahwa peubah-peubah tersebut harus dikaji secara hati-hati sebab hubungan antar peubah saling terkait dan tidak stabil. Perubahan terhadap satu elemen akan berdampak terhadap elemen lainnya. Elemen ini dapat dikategorikan elemen yang mempunyai kekuatan penggerak yang cukup besar dalam pengembangan agroindustri sutera alam. Peubah yang masuk kelompok linkage berperan cukup besar dalam pembentukan klaster. Tersedianya SDM terampil E6, tersedianya SDA E7, akses ke permodalan E9 dan dukungan infrastruktur E10 termasuk peubah tidak bebas dependent. Hasil ini memberi makna bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai kekuatan penggerak yang relatif kecil dan sangat tergantung dengan peubah-peubah lainnya. E1, E2, E8 E3, E4, E5 E6, E7 E9, E10 E11, E12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 [IV] Independent [III] Linkage [I] Autonomous [II] Dependent Da y a Doron g Ketergantungan

3. Strukturisasi Elemen Hambatan Pembentukan Klaster