untuk mengimplementasikan strategi maupun kesepakatan-kesepakatan yang telah ditetapkan secara bersama.
Berbagai fungsi dan kepentingan masing-masing pelaku dalam pengembangan agroindustri sutera alam sehingga ULPU yang merupakan lembaga pengembangan
agroindustri sutera alam diharapkan dapat mengkoordinasikan semua kepentingan para stakeholder. Lembaga tersebut diharapkan dapat mengatur pembagian
keuntungan yang proporsional bagi semua pelaku usaha dalam klaster. Melalui upaya- upaya yang dilakukan diharapkan tujuan pengembangan agroindustri sutera alam
dapat tercapai.
7.3.5. Upaya Mengatasi Hambatan Pembentukan Klaster
Dari hasil pengolahan data tingkat kepentingan sub elemen hambatan pembentukan klaster ditemukan kurangnya pemahaman pengusaha tentang manfaat
klaster, sulitnya melakukan koordinasi sesama stakeholder dan belum adanya sikap saling percaya antar pengusaha. Ketiga elemen tersebut perlu diatasi melalui
sosialisasi untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya pengembangan industri melalui pendekatan klaster.
Peran pemerintah yang independen sangat diperlukan dalam hal mensosialisasikan konsep klaster, memfasilitasi dan mengkoordinasikan pertemuan-
pertemuan dalam rangka menciptakan saling percaya antar pelaku usaha agroindustri sutera alam. Kepercayaan dapat tumbuh melalui pertemuan, perkenalan dan
dilanjutkan dengan komunikasi secara intensif baik melalui pertemuan-pertemuan formal maupun informal. Semakin meningkatnya keakraban tentunya kepercayaan
dapat tumbuh dengan sendirinya. Berkembangnya teknologi informasi memungkinkan untuk melakukan komunikasi secara intensif dan efisien.
7.3.6. Peningkatan Peran Pemerintah
Dari hasil pengolahan data tingkat kepentingan sub elemen peningkatan peran pemerintah ditemukan bahwa melakukan koordinasi antar instansi terkait,
melaksanakan diklat dan sosialisasi, memberikan bantuan mesin dan peralatan serta memfasilitasi pertemuan antar anggota klaster. Elemen-elemen tersebut merupakan
elemen yang sangat perlu diperhatikan dalam pengembangan klaster agroindustri
sutera alam. Meskipun selama ini pemerintah telah banyak melakukan kegiatan-kegiatan
seperti tersebut di atas, dalam pengembangan klaster perlu ditingkatkan dan difokuskan sesuai dengan kendala yang dihadapi. Pemerintah juga harus berperan
aktif untuk meningkatkan kesadaran pengusaha akan pentingnya kerjasama, membangun jaringan, sikap saling mempercayai dan bersaing secara sehat.
Selain itu dalam pembentukan klaster ditemukan hambatan lain yaitu kurangnya pemahaman para pengusaha tentang pentingnya atau manfaat dari klaster
sehingga diperlukan sosialisasi tentang konsep dan kebijakan klaster bagi pengusaha. Sosialisasi dapat dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan fasilitator yang
berada di daerah. Fasilitator merupakan elemen penting dalam pengembangan klaster, untuk itu pemerintah telah melatih tenaga-tenaga fasilitator, namun sampai saat ini
jumlah dan kemampuannya masih sangat terbatas. Untuk itu diperlukan pelatihan- pelatihan untuk menambah jumlah dan kemampuan fasilitator.
Dari hasil pengolahan data tingkat kepentingan aktivitas ditemukan bahwa elemen mengembangkan kelembagaan usaha, meningkatkan kemampuan teknologi,
menciptakan kesepakatan harga berdasarkan standar merupakan hal yang harus diupayakan oleh pengusaha industri inti pertenunan. Dalam rangka pengembangan
kelembagaan dan meningkatkan kemampuan teknologi melalui bantuan peralatan pengusaha tidak dapat berjalan sendiri mengingat keterbatasan pengusaha, untuk itu
peran pemerintah sangat diharapkan. Para pengusaha pertenunan dapat meningkatkan harga produknya apabila
produk yang dihasilkan memenuhi standar. Saat ini telah ada beberapa peralatan uji di Unit Pelayanan Teknis Kabupaten Wajo yang pengadaannya difasilitasi oleh
Pemerintah Pusat, namun pemanfaatannya belum optimal. Hal tersebut disebabkan karena masih kurangnya kesadaran para pengusaha untuk melakukan pengujian
produk yang dihasilkan. Pada penjelasan sebelumnya terlihat bahwa rendahnya kualitas produk yang
dihasilkan oleh pengusaha pertenunan. Untuk itu para pengusaha harus mengubah sikap untuk meningkatkan kesadaran meningkatkan mutu produk. Peran pemerintah
sangat diharapkan dalam hal tersebut untuk melakukan pelatihan peningkatan
kesadaran maupun melalui sosialisasi bahkan jika memungkinkan mengikutsertakan dalam studi banding ke negara-negara penghasil sutera yang telah maju seperti China,
Thailand, dan Vietnam. Kemungkinan ditemui kesulitan untuk mencapai kesepakatan atau persetujuan
dari pengusaha yang dikurangi pendapatannya karena penyetaraan BC untuk meningkatkan pendapatan usaha lainnya. Dalam hal ini peran pemerintah di dalam
klaster sangat diperlukan terutama dalam memberikan pemahaman kepada semua pelaku usaha. Perlu dijelaskan kepada para pengusaha bahwa selain peningkatan daya
saing tujuan lainnya dari pembentukan klaster adalah untuk menjaga kesinambungan semua usaha.
Sebagai kompensasi dari kerugian yang dialami oleh pengusaha yang diturunkan pendapatannya pemerintah dapat memberikan insentif. Departemen
Perindustrian yang bertanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan industri telah melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat insentif kepada industri kecil
menengah antara lain melakukan pelatihan peningkatan SDM, peningkatan kualitas dan disain produk, mengikutsertakan pengusaha kecil menengah untuk mengikuti
pameran baik dalam dan luar negeri, memberikan bantuan permodalan melalui dana bergulir, memberikan bantuan mesin peralatan, mendirikan Unit Pelayanan Teknis
UPT yang dapat dipergunakan oleh para pengusaha dan lain-lain. Pemberian insentif masih merupakan solusi yang cukup baik dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi oleh agroindustri sutera alam. Pemberian insentif dalam pengembangan agroindustri sejalan dengan bahasan Yusuf 2007 tentang Desain
Mekanisme. Fondasi dari Teori Desain Mekanisme diletakkan oleh tiga pemenang hadiah Nobel Ekonomi tahun ini yaitu Leonid Hurwich, Eric Maskin dan Roger
Myerson. Teori tersebut menjelaskan bahwa pemberian insentif masih tetap diperlukan untuk kepentingan bersama. Selanjutnya dorongan kepentingan individu
akan tetap pada akhirnya menciptakan kepentingan bersama, seperti digagas Adam Smith lebih dari dua abad yang lalu, dan teori Desain Mekanisme memberikan jalan
untuk mewujudkannya.
7.3.7. Kelayakan Usaha