koordinator dan pengendali dari operasi SPK secara menyeluruh. Sistem ini menerima, input dari ke tiga subsistem lainnya dalam bentuk baku, serta
menyerahkan output ke sub-sistem yang dikehendaki dalam bentuk baku pula. Fungsi utamanya adalah sebagai penyangga untuk menjamin masih adanya keterkaitan
antara sub-sistem. Manfaat utama SPK adalah pencegahan sedini mungkin dampak lanjut dari keputusan-keputusan yang tidak dikehendaki. Dengan mencegah
terjadinya kesalahan diberbagai kategori keputusan, maka diharapkan program pengembangan menjadi lebih terarah dan berhasil.
2.14. Metode Pengambilan Keputusan
Kompleksitas yang dihadapi dalam memecahkan persoalan aktual dalam mengelola agroindustri sutera alam yang terdiri dari berbagai unit yang beragam
menyebabkan kajian perlu dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dengan pendekatan kesisteman. Beberapa metode alat yang akan digunakan dalam
pengolahan data dijelaskan sebagai berikut
2.14.1. Proses Hirarki Analisis Analytical Hierarchy Process, AHP
AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Suatu masalah yang tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok-
kelompok yang kemudian diatur menjadi suatu hirarki. Dalam penerapannya suatu tujuan yang bersifat umum dijabarkan ke dalam sub-sub tujuan, dilakukan dalam
beberapa tahap sehingga diperoleh tujuan yang operasional. AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan, karena dapat
digambarkan secara grafis, sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Dengan AHP, proses keputusan kompleks dapat
diuraikan menjadi keputusan-keputusan lebih kecil yang dapat ditangani dengan mudah. Selain itu, AHP juga menguji konsistensi penilaian, bila terjadi
penyimpangan yang terlalu jauh dari nilai konsistensi sempurna, maka hal ini menunjukkan bahwa penilaian perlu diperbaiki, atau hirarki harus distruktur ulang
Marimin, 2004. AHP dikembangkan oleh Saaty 1993 untuk memecahkan masalah kompleks
dengan aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak. Kompleksitas juga disebabkan oleh struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi
pengambil keputusan, serta ketidakpastian tersedianya data statistik yang akurat. AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi-obyektif dan
multi-kriteria, berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki.
AHP memberikan satu model tunggal yang mudah dimengerti, untuk aneka ragam persoalan tak berstruktur, memadukan ancangan deduktif dan ancangan
berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks. Proses sistemik dalam AHP memungkinkan pengambil keputusan mempelajari interaksi dari komponen-
komponen yang telah disusun dalam hirarki secara simultan. Keharusan untuk memberikan nilai numerik pada setiap variabel masalah akan membantu pengambil
keputusan mempertahankan pola pikir yang kohesif dan mencapai suatu kesimpulan. Disamping itu AHP dapat memberikan kesempatan bagi perorangan atau
kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang
diinginkan darinya. Proses ini juga memungkinkan orang menguji kepekaan hasilnya terhadap perubahan informasi. AHP dirancang untuk lebih menampung sifat alamiah
manusia dari pada memaksa kita ke cara berpikir yang mungkin justru berlawanan dengan hati.
AHP memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif atas persoalan kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan
keputusan. Pada dasarnya metode AHP memecah-mecah suatu situasi yang kompleks tak terstruktur ke dalam bagian-bagian komponennya, menata bagian atau variabel ini
dalam suatu susunan hierarki dan memberi nilai numerik pada pertimbangan subyektif tentang relatif pentingnya setiap variabel dan mensintesis berbagai
pertimbangan ini untuk menetapkan variabel mana memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
Hirarki melibatkan pengindentifikasian elemen suatu persoalan, pengelompokan elemen-elemen ke dalam kumpulan yang homogen dan menata
kumpulan pada tingkat yang berbeda. Ada dua macam hirarki, struktural dan fungsional. Pada hirarki struktural, sistem yang kompleks disusun ke dalam
komponen pokoknya dalam urutan menurun menurut sifat struktural. Sedangkan hirarki fungsional menguraikan sistem yang kompleks menjadi elemen – elemen
pokok menurut hubungan esensial. Penyusunan secara hirarkis dalam AHP mencerminkan pemilahan elemen
sistem dalam beberapa tingkat yang berlainan dan pengelompokan unsur serupa pada setiap tingkat. Setiap perangkat elemen dalam hirarki fungsional menduduki satu
tingkat hirarki. Tingkat puncak yang disebut fokus, hanya terdiri atas satu elemen yaitu sasaran keseluruhan yang sifatnya luas. Pada tingkat berikutnya masing –
masing dapat memiliki beberapa elemen, meskipun jumlahnya biasanya kecil antara lima dan sembilan. Dalam perencanaan yang menggunakan AHP untuk mengkaji
persoalan mula-mula harus mendefinisikan situasi dengan seksama, memasukkan sebanyak mungkin data yang relevan, kemudian menyusunnya dalam suatu hierarki
yang terdiri dari beberapa tingkat rincian seperti ditunjukkan pada contoh Gambar 16.
Gambar 16. Struktur Hirarki AHP
Elemen dalam setiap tingkat diatur dalam kelompok yang homogen dan dibandingkan dengan perhatian terhadap kepentingan dalam membuat
keputusan yang penuh pertimbangan. Perbandingan dari dua elemen mana yang lebih penting dengan memperhatikan with respect to kriteria pada tingkat yang
lebih atas menggunakan skala 1 – 9. Pengalihan bentuk verbal
FOKUS
SKENARIO 1 SKENARIO 2
SKENARIO 3 Tingkat 2
SKENARIO Tingkat 1
FOKUS
Tingkat 3 FAKTOR
Tingkat 4 ALTER-
NATIF
FAKTOR 1 FAKTOR 2
FAKTOR 3 FAKTOR 4
FAKTOR 5
ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
ALTERNATIF 3 ALTERNATIF 4
diterjemahkan dalam angka absolut 1, 3, 5, 7 dan 9 dengan 2, 4, 6 dan 8 sebagai nilai tengahantara di antara dua pertimbangan yang berdekatan.
Perbandingan rating untuk masing-masing tingkat dimulai dari atas hirarki ke bawah. Ketika membandingkan elemen A dengan B, apabila A lebih penting maka
angka tertinggi diterakan, kemudian B menjadi angka sebaliknya. Oleh karena elemen-elemen dalam suatu tingkat akan dibandingkan satu dengan lainnya terhadap
kriteria yang berada di tingkat atas, maka elemen-elemen dalam setiap tingkat harus dari derajat besaran yang sama. Selain identifikasi faktor penting dalam struktur
hirarki, juga diperlukan cara untuk memutuskan apakah faktor mempunyai pengaruh yang sama terhadap hasil atau apakah sebagian boleh diabaikan. Unit dasar analisis
adalah perbandingan berpasangan dengan hubungan a
ji
=1a
ij
. Bilamana matriks menunjukkan a
ij
= 5 berarti aktivitas i penting atau jelas lebih penting dibandingkan dengan aktivitas j. Skala banding berpasangan menurut Saaty 1993 dapat dilihat
pada Tabel 2. Tabel 2. Skala Banding Berpasangan pada AHP
Intensitas Definisi Keterangan
1 Kedua elemen sama penting
Dua elemen menyumbang sama besar pada sifat tersebut
3 Elemen yang satu sedikit
Pengalaman dan pertimbangan lebih
penting dibanding sedikit mendukung satu
lainnya elemen
atas lainnya
5 Elemen yang satu penting
Pengalaman dan pertimbangan atau
sangat penting dengan kuat mendukung satu
dibanding elemen lain elemen atas elemen lainnya
7 Satu elemen
jelas lebih Satuelemen dengan kuat
penting dari elemen lainnya didukung, dan terlihat
dominan pada praktek 9
Satu elemen mutlak lebih Bukti yang mendukung
penting dibanding elemen elemen yang satu atas lainnya
lainnya Memiliki tingkat penegasan
atau yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua
Kompromi diperlukan antara pertimbangan
yangberdekatan dua pertimbangan
Ancangan dalam menyusun hirarki tergantung pada jenis keputusan yang perlu diambil. Jika persoalannya memiliki alternatif, dapat dimulai dari tingkat dasar
dengan menderetkan semua alternatif. Tingkat berikutnya harus terdiri atas kriteria untuk mempertimbangkan alternatif tersebut dan tingkat puncak terdiri atas satu
elemen saja yakni fokus tujuan menyeluruh. Selain itu, AHP juga melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan
berbagai prioritas. Bilamana terjadi penyimpangan terlalu jauh, maka penilaian perlu diperbaiki atau hirarki distruktur ulang Marimin, 2004.
AHP dapat juga dipergunakan bagi penyelesaian masalah konflik. Menurut Saaty 1993, terlebih dahulu dilakukan identifikasi dari pihak – pihak yang
berkonflik, sasaran dan keingingan masing-masing pihak, solusi yang diharapkan, asumsi cara yang diinginkan oleh masing-miasing pihak terutama dalam
pandangannya terhadap pentingnya sasaran dan hasil. Namun, pemecahan masalah konflik dan pencarian informasi dari berbagai pihak yang terlibat resiko
memungkinkan terjadinya bias dalam memahami situasi. Selanjutnya menjadi penting untuk mengetahui konsistensi penetapan keputusan dari para pengambil
keputusan guna memperoleh hasil yang sahih pada dunia nyata. Mencapai tingkat konsistensi sempurna memang sulit, tetapi sebaliknya konsistensi yang rendah juga
akan merefleksikan pertimbangan yang tidak fokus. Rasio konsistensi menjadi parameter yang digunakan untuk memeriksa perbandingan berpasangan telah
dilakukan konsekuen. Rasio konsistensi CR diperoleh dengan pembagian indeks konsistensi dibagi indeks random atau CR. = CI RI. Nilai CR seharusnya tidak lebih
dari 0,10. Teknik komparasi berpasangan yang digunakan dalam AHP dilakukan dengan
wawancara langsung terhadap responden. Responden bisa seorang ahli atau bukan, tetapi terlibat dan mengenal baik permasalahan tersebut. Jika responden merupakan
kelompok, maka seluruh anggota diusahakan memberikan pendapat. Meskipun banyak keuntungan menggunakan metoda AHP dalam pengambilan keputusan,
kesalahan mungkin saja terjadi berhubung dalam penyusunan hierarki pakar juga kemungkinan membuat kesalahan.
2.14.2 Permodelan Struktural Interpretatif Interpretative Structural Modelling, ISM