6.3. Model Kelembagaan
Model pengembangan kelembagaan tersusun dari 1 Sub-sub model identifikasi elemen sistim dan 2 Sub-sub model strukturisasi elemen pengembangan. Sub-sub
model identifikasi ditujukan untuk menentukan atau mendapatkan elemen-elemen penting sistem dan sub-sub model strukturisasi ditujukan untuk menentukan hirarki
dan klasifikasi elemen sistem.
6.3.1. Sub model identifikasi elemen sistem pengembangan kelembagaan
Identifikasi elemen sistem pengembangan kelembagaan didasarkan atas kajian pustaka, survey lapangan dan pendapat ahli. Elemen sistem mencakup pelakulembaga
terkait. Penentuan tingkat kepentingan setiap elemen sistem dilakukan oleh pakar dengan metoda Independent Preference Evaluation IPE dan proses agregasinya
dilakukan dengan menggunakan metoda OWA operator
1 Elemen Pelakulembaga terkait
Dari hasil verifikasi sub-model identifikasi terhadap elemen pelakulembaga dalam sistem pengembangan agroindustri sutera alam dari 24 elemen pelaku,
teridentifikasi 10 elemen penting yaitu : 1 Agroindustri sutera alam, 2 Produsen MesinPeralatan, 3 Eksportir, 4 Lembaga Litbang, 5 Importir, 6 Pemerintah
Pusat, 7 Pemerintah Daerah, 8 Asosiasi, 9 Perguruan Tinggi, 10 Lembaga Keuangan, 11 Fasilitator
2. Elemen Keberhasilan Pengembangan Klaster
Dari hasil verifikasi sub-model identifikasi terhadap elemen keberhasilan pengembangan klaster agroindustri sutera alam dari 25 elemen keberhasilan,
teridentifikasi 12 dua belas elemen penting yaitu 1 KerjasamaNetwork Keterkaitan, 2 Komunikasi, 3 Dukungan Perguruan Tinggi, 4 Dukungan
Lembaga Litbang, 5 Dukungan Pemerintah Daerah, 6 Tersedianya SDM Terampil, 7 Tersedianya SDA, 8 Adanya Industri Inti, 9 Akses ke
Permodalan, 10 Dukungan infrastruktur, 11 KepemimpinanKewirausahaan, 12 Dukungan fasilitator
3 Elemen Hambatan Pembentukan Klaster
Dari hasil verifikasi sub-model identifikasi terhadap elemen hambatan pembentukan klaster dalam sistem pengembangan agroindustri sutera alam dari 10
elemen hambatan pembentukan klaster, teridentifikasi 9 sembilan elemen penting yaitu 1 Sulitnya melakukan koordinasi sesama stakeholder, 2 Adanya
persaingan yang tidak sehat, 3 Kurangnya pemahaman pengusaha tentang manfaat klaster, 4 Lemahnya sistem kelembagaan, 5 Perbedaan kepentingan
antar perusahaan, 6 Belum adanya sikap saling percaya antar pengusaha, 7 Belum terbentuknya kerjasama yang saling mendukung, 8 Budaya perusahaan
yang beragam, 9 Kurangnya tenaga fasilitator.
4. Elemen Peran Pemerintah
Dari hasil verifikasi sub-model identifikasi terhadap elemen peran pemerintah dalam sistem pengembangan agroindustri sutera alam dari 14 elemen peran,
teridentifikasi 10 sepuluh elemen penting yaitu : 1 Memberikan bantuan permodalan, 2 Melaksaknakan pendidikan dan pelatihan, 3 Memberikan
bantuan mesin dan peralatan produksi, 4 Mendirikan sarana pelayanan teknis, 5 Memfasilitasi penyediaan informasi, 6 Memfasilitasi akses ke lembaga keuangan
baik bank maupun non bank, 7 Melakukan koordinasi antar instansi terkait, 8 Memfasilitasi pertemuan-pertemuan antar anggota klaster, 9 Memfasilitasi
penelitian bekerjasama dengan perguruan tinggi dan Lembaga Litbang lainnya, 10 Melaksanakan promosi produk.
6.3.2. Strukturisasi elemen pengembangan kelembagaan