Tabel 5. Kebutuhan yang Menciptakan Konflik Kepentingan.
NO Kebutuhan menciptakan
konflik Pelaku Keterangan
1 Harga produk
Agroindustri, Eksportir
Agroindustri menginginkan harga tinggi sementara eksportir menginginkan harga murah
2 Bunga pinjaman
Agroindustri, Lembaga
Keuangan Agroindustri menginginkan bunga pinjaman
murah, sementara eksportir, lembaga keuangan menginginkan bunga sesuai pasar.
3 Pengurangan impor
Pemerintah Pusat, Importir
Pemerintah cenderung mengurangi impor sedangkan importir mempunyai penghasilan
dengan adanya kegiatan impor.
Tabel 6. Kebutuhan yang tidak saling mempengaruhi netral
NO Kebutuhan yang tidak saling mempengaruhi Pelaku
1 Produktivitas meningkat, bahan baku tersedia, infrastruktur
mencukupi, perhatian pemerintah, pasar berkembang, adanya kelembagaan yang mendukung,
Agroindustri, 2
Meningkatnya saling percaya antara sesama pelaku usaha dan meningkatnya kerjasama antar pelaku usaha
Asosiasi, Koperasi
3 Pengembalian kredit lancar
Lembaga Keuangan
4 Meningkatnya kesadaran pengusaha untuk melakukan penelitian Lembaga
Litbang 5
Meningkatnya jiwa kewirausahaan pengusaha, meningkatnya lulusan perguruan tinggi yang menjadi wirausahawan
Perguruan Tinggi
6 Stabilitas nilai
tukar, Eksportir,
Importir 7
Bea masuk yang sesuai. Importir
4.4. Formulasi Permasalahan
Beberapa kendala dan permasalahan yang teridentifikasi dalam sistem pengembangan agroindustri sutera alam antara lain sebagai berikut:
1. Belum terbentuknya kerjasama baik antar sesama pengusaha agroindustri sutera alam maupun dengan lembaga terkait lainnya
2. Belum terbentuknya keterkaitan usaha baik vertikal maupun horisontal antara pelaku industri inti, terkait, dan industri pendukung yang menyebabkan daya
saing rendah.
3. Belum berfungsinya kelembagaan yang dibutuhkan dalam rangka pengembangan klaster.
4. Keterbatasan dalam penguasaan informasi pasar dan kemampuan untuk memperluas pasar ekspor
5. Masih terbatasnya akses pasar, permodalan, manajemen dan teknologi
4.5. Identifikasi Sistem
Dalam rangka penyusunan model strategi pengembangan agroindustri sutera alam melalui pendekatan klaster pengenalan keterkaitan atau pengaruh antar
kebutuhan dari seluruh elemen yang terlibat dalam sistem pengembangan perlu dilakukan. Identifikasi sistem pengembangan dapat dilihat pada Gambar 21 yang
disajikan dalam bentuk diagram sebab akibat causal loop diagram. Gambar 22 menunjukkan hubungan antara masukan dengan keluaran dari rekayasa model
strategi pengembangan agroindustri sutera alam melalui pendekatan klaster.
Pengembangan Agroindustri Sutera
Alam Nilai
Tambah
Kualitas
Meningkatkan penyerapan
tenaga Kerja
Memperluas Lapangan
usaha
Produktivitas Daya Saing
Keterkaitan Usaha
Ekspor Iklim
Usaha
Inovasi Pendapatan
Daerah
Kerja- sama
antar pelaku
Pengembang- an daerah
Investasi
Diversifikasi produk
Pendapatan masyarakat
Devisa
- +
+ +
+
+
+ +
+ +
+ +
+ +
+
+ +
+ +
+
+ +
+
Gambar 21. Diagram Sebab Akibat Sistem Pengembangan Agroindustri Sutera Alam Melalui
Pendekatan Klaster
SISTEM PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SUTERA
ALAM MELALUI PENDEKATAN KLASTER
MANAJEMEN PENGENDALIAN INPUT LINGKUNGAN
• Globalisasi Perdagangan • Kebijakan Pemerintah
• Kondisi Sosial Ekonomi
INPUT TIDAK TERKENDALI
• Persaingan Usaha • Kurs Rupiah
• Permintaan Pasar • Perilaku Pelaku
OUTPUT DIKEHENDAKI • Meningkatnya produktivitas dan
kualitas produksi • Memperluas lapangan usaha
• Meningkatnya pemasaran • Berkembangnya pasar
• Meningkatnya pendapatan daerah • Meningkatnya pendapatan masyarakat
• Meningkatnya diversifikasi produk • Meningkatnya teknologi
• Kerjasama yang saling menguntungkan
INPUT TERKENDALI • Peraturan Daerah
• Pembinaan Usaha • Kegiatan Penelitian dan
Pengembangan • Infrastruktur ekonomi
• Kelembagaan Usaha • Perubahan Teknologi
OUTPUT TIDAK DIKEHENDAKI
• Iklim usaha yang kurang kondusif
• Pendapatan tidak seimbang • Kesenjangan permodalan
Gambar 22. Diagram Input-Output Sistem Pengembangan Agroindustri Sutera Alam Melalui Pendekatan Klaster.
Hubungan antara masukan dengan keluaran dari rekayasa model strategi pengembangan agroindustri sutera alam melalui pendekatan klaster melalui proses
transformasi yang digambarkan dengan kotak hitam. Input terdiri dari input yang terkendali dan tidak terkendali. Output terdiri dari output yang dikehendaki dan tidak
dikehendaki. Manajemen pengendalian melalui pengaturan input terkendali dapat melakukan pengendalian terhadap pengoperasian sistem untuk menghasilkan output
yang dikehendaki dan untuk menghindari atau mengurangi output yang tidak dikehendaki. Output yang dikehendaki dari sistem pengembangan adalah
meningkatnya produktivitas dan kualitas produksi, memperluas lapangan usaha, meningkatnya penyerapan tenaga kerja, meningkatnya pemasaran, berkembangnya
pasar, meningkatnya pendapatan daerah, meningkatnya pendapatan masyarakat, meningkatnya diversifikasi produk, meningkatnya teknologi dan meningkatnya
kerjasama yang saling menguntungkan.
BAB V KONFIGURASI DAN PEMODELAN SISTEM