1. Dinas Kehutanan Kabupaten Kota Kabupaten Enrekang, Soppeng, Wajo, Bone, Sidrap, Barru, Tanah Toraja, Sinjai, Gowa dan Maros
2. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kota Kabupaten Enrekang, Soppeng, Wajo, Bone, Sidrap, Barru, Tanah Toraja, Sinjai, Gowa dan Maros
3. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Kota Kabupaten Enrekang, Soppeng, Wajo, Bonne, Sidrap, Barru, Tanah Toraja, Sinjai, Gowa
dan Maros 4. Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan
5. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan 6. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Propinsi Sulawesi Selatan
7. Balai Persuteraan Alam Bili-Bili Kabupaten Gowa 8. Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Sulawesi Selatan
9. Universitas Hasanudin Makassar 10. Aosiasi Sutera Enrekang ASE
11. Asosiasi Pengusaha Sutera Alam APESRA Kabupaten Wajo 12. Perbankan
4.3. Analisis Kebutuhan
Sistem pengembangan agroindustri sutera yang dirancang, dalam operasionalisasinya harus diupayakan dapat memenuhi kebutuhan stakeholder
pelakulembaga yang ikut berperan dalam pengembangan secara optimal. Hasil kajian pustaka, observasi lapangan dan diskusi dengan pelaku dan pakar,
industrilembaga yang terkait dalam pengembangan agroindustri sutera mencakup usaha agroindustri sutera alam petanipemelihara ulat sutera, industri pemintalan
sutera, industri pertenunan sutera, industri pembatikan, Asosiasi, Koperasi, eksportir, importir, lembaga keuangan, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan
pengembangan, pemerintah pemerintah daerah dan pemerintah pusat, dan fasilitator. Masing-masing pelakuinstitusi mempunyai kebutuhan dan kepentingan.
Analisis kebutuhan diperlukan untuk melakukan identifikasi kebutuhan atau kepentingan para pelaku yang terlibat dalam penyusunan strategi pengembangan
agroindustri sutera alam melalui pendekatan klaster. Sistem pengembangan
agroindustri sutera alam akan efektif bila kebutuhan dari semua pelaku yang terlibat dapat dipenuhi.
Permodelan dalam strategi pengembangan agroindustri sutera alam dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah atau tahapan penting yang berurutan yaitu
tahap pemilihan lokasi pengembangan, pemilihan dan pengembangan industri inti, pengembangan kelembagaan, analisis kelayakan usaha, dan analisis kesetaraan harga.
Pihak-pihak yang sangat berkepentingan dalam pengembangan agroindustri sutera alam ini adalah : 1 Pengusaha Agroindustri sutera alam, 2 Asosiasi Persuteraan
Alam, 3 Koperasi, 4 Pemerintah Daerah, 5 Eksportir, 6 Importir, sedangkan pada tahap strukturisasi sistem pengembangan industri inti pihak yang berkepentingan
adalah : 1 Pengusaha Agroindustri sutera alam, 2 Asosiasi Persuteraan Alam, 3 Koperasi, 4 Pemerintah Daerah, 5 Eksportir, 6 Importir, 7 Lembaga Keuangan, 8
Perguruan Tinggi, 9 Produsen Mesin Peralatan, 10 Fasilitator dan 11 Lembaga Litbang. Tabel 3 menyajikan kebutuhan pelaku pengembangan agroindustri sutera
alam, Tabel 4 menyajikan kebutuhan para pelaku dapat bersinergi antara satu dengan yang lainnya, Tabel 5 menyajikan kebutuhan yang memungkinkan terjadinya konflik
kepentingan dan Tabel 6 menyajikan kebutuhan yang tidak saling mempengaruhi netral.
Tabel 3. Kebutuhan Pelaku Agroindustri Sutera Alam
NO PELAKU KEBUTUHAN
1 Agroindustri sutera Alam
1. Kualitas produk meningkat 2.
Produktivitas meningkat 3.
Pendapatan meningkat 4. Bahan baku tersedia
5. Teknologi meningkat
6. Tenaga kerja terampil
7. Iklim usaha kondusif 8.
Harga yang tinggi 9.
Infrastruktur yang mendukung 10.
Perhatian pemerintah 11.
Modal cukup 12.
Keterkaitan dengan usaha lain
13. Pasar berkembang 14.
Adanya kelembagaan yang mendukung
15. Bunga pinjaman murah 16.
Peningkatan ekspor 2. Pemerintah
Daerah 1. Pendapatan daerah meningkat
2. Penyerapan tenaga kerja
meningkat 3.
Lapangan usaha semakin luas 4. Koordinasi dengan instansi lain
semakin baik 5.
Kualitas SDM meningkat
6. Iklim usaha kondusif
7. Peningkatan ekspor
3. Pemerintah Pusat
1. Koordinasi dengan instansi terkait semakin baik
2. Penyerapan tenaga kerja meningkat 3. Perluasan lapangan usaha
4.
Peningkatan ekspor 5. Pengurangan impor
6. Peningkatan pendapat- an masyarakat
7. Iklim usaha yang
kondusif 8. Peningkatan ekspor
4. Asosiasi 1. Peningkatan penyerapan tenaga
kerja 2.
Peningkatan lapangan usaha 3. Kerjasama dengan instansi
pemerintah semakin baik 4. Kerjasama antar pelaku usaha
semakin baik 5.
Peningkatan pendapatan anggota 6. Meningkatnya saling
kepercayaan sesama pelaku usaha
7. Kesadaran terhadap lingkungan semakin
meningkat 8. Iklim usaha yang
kondusif 9. Peningkatan ekspor
5. Koperasi 1. Peningkatan penyerapan tenaga
kerja 2. Peningkatan pendapatan anggota
3. Peningkatan lapangan usaha
4. Kerjasama dengan instansi pemerintah semakin baik
5. Kesadaran terhadap lingkungan
semakin meningkat 6. Iklim usaha yang kondusif
7. Tersedianya modal usaha
8. Kerjasama antar pelaku usaha semakin baik
9. Meningkatnya saling kepercayaan sesama
pelaku usaha 10.Peningkatan ekspor
Tabel 3. Kebutuhan Pelaku Agroindustri Sutera Alam Lanjutan
6. Fasilitator 1. Meningkatnya kerjasama antar
pelaku usaha 2. Meningkatnya koordinasi
antar instansi 7. Lembaga
Keuangan 1. Berkembangnya usaha
2. Terpenuhinya modal usaha 3. Pengembalian kredit
lancar 4. Bunga pinjaman sesuai
pasar 8 Lembaga
Litbang 1. Meningkatnya kualitas teknologi
produksi 2. Meningkatnya temuan-temuan
teknologi baru 3. Meningkatnya kesadaran
pengusaha untuk melakukan penelitian
9. Perguruan Tinggi
1. Meningkatnya jiwa kewirausahaan pengusaha
2. Meningkatnya lulusan perguruan
tinggi yang menjadi wirausahawan
3.Meningkatnya temuan- temuan baru
10. Eksportir 1. Kualitas produk semakin
meningkat 2. Pasokan barang terjamin
3. Stabilitas nilai tukar 4. Harga yang murah
5. Iklim usaha yang kondusif
6. Ekspor meningkat
11. Importir 1.
Stabilitas nilai tukar 2. Iklim usaha yang kondusif
3. Bea masuk sesuai
Tabel 4. Kebutuhan yang Saling Bersinergi.
NO Kebutuhan yang
bersinergi Pelaku
1 Kualitas produk meningkat
Agroindustri sutera alam, eksportir 2
Pendapatan meningkat Agroindustri, Pemerintah Daerah,
Pemerintah Pusat, Asosiasi, Koperasi 3
Meningkatnya penyerapan tenaga kerja
Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, Asosiasi Persuteraan Alam
4 Perluasan lapangan usaha
Pemda, Pemerintah Pusat, Asosiasi, Koperasi
5 Harga yang sesuai
Eksportir, Agroindustri 6
Peningkatan ekspor Agroindustri, Pemda, Pemerintah Pusat,
Eksportir, Asosiasi 7
Teknologi meningkat Agroindustri, Lembaga Litbang,
Perguruan Tinggi 8
Tenaga kerja terampil Agroindustri, Pemda
9 Penyerapan tenaga kerja meningkat
Pemda, Pemerintah Pusat, Asosiasi 10
Iklim usaha yang kondusif Agroindustri, Pemda, Pemerintah Pusat,
Asosiasi, Koperasi, Eksportir, Importir 11
Terpenuhinya modal usaha Agroindustri, Lembaga Keuangan
12 Meningkatnya kerjasama antar instansi
Pemda, Pemerintah Pusat, Asosiasi, Koperasi, Fasilitator
13 Meningkatnya temuan-temuan baru
Lembaga Litbang, Perguruan Tinggi
Tabel 5. Kebutuhan yang Menciptakan Konflik Kepentingan.
NO Kebutuhan menciptakan
konflik Pelaku Keterangan
1 Harga produk
Agroindustri, Eksportir
Agroindustri menginginkan harga tinggi sementara eksportir menginginkan harga murah
2 Bunga pinjaman
Agroindustri, Lembaga
Keuangan Agroindustri menginginkan bunga pinjaman
murah, sementara eksportir, lembaga keuangan menginginkan bunga sesuai pasar.
3 Pengurangan impor
Pemerintah Pusat, Importir
Pemerintah cenderung mengurangi impor sedangkan importir mempunyai penghasilan
dengan adanya kegiatan impor.
Tabel 6. Kebutuhan yang tidak saling mempengaruhi netral
NO Kebutuhan yang tidak saling mempengaruhi Pelaku
1 Produktivitas meningkat, bahan baku tersedia, infrastruktur
mencukupi, perhatian pemerintah, pasar berkembang, adanya kelembagaan yang mendukung,
Agroindustri, 2
Meningkatnya saling percaya antara sesama pelaku usaha dan meningkatnya kerjasama antar pelaku usaha
Asosiasi, Koperasi
3 Pengembalian kredit lancar
Lembaga Keuangan
4 Meningkatnya kesadaran pengusaha untuk melakukan penelitian Lembaga
Litbang 5
Meningkatnya jiwa kewirausahaan pengusaha, meningkatnya lulusan perguruan tinggi yang menjadi wirausahawan
Perguruan Tinggi
6 Stabilitas nilai
tukar, Eksportir,
Importir 7
Bea masuk yang sesuai. Importir
4.4. Formulasi Permasalahan