Dari hasil pemilihan dengan menggunakan metode AHP diperoleh hasil bahwa
lokasi pengembangan klaster yang prioritas adalah daerah Kabupaten Wajo. Dari
hasil pengamatan situasi dan kondisi agroindustri di Kabupaten Wajo yang sebagian besar terdiri dari usaha kecil menengah dengan pasarnya masih lokal dengan kualitas
produksi yang rendah sehingga bentuk klaster yang dikembangkan adalah ”survival cluster”
6.2. Model Industri Inti
Model tersusun dari sub model identifikasi rantai nilai dan sub model pemilihan industri inti serta sub model pengembangan industri inti. Pengembangan
industri inti diharapkan akan menjadi penggerak utama dari klaster yang akan dikembangkan.
6.2.1 Sub Model Identifikasi Rantai Nilai
Rantai nilai perusahaan menurut Porter 1994 terdiri dari aktivitas utama dan aktivitas penunjang. Aktivitas utama terdiri dari transportasi, operasional produksi
termasuk teknologi, pemasaran, sedangkan aktivitas penunjang meliputi aktivitas pada pengadaan bahan baku, pengembangan sumber daya manusia dan aktivitas
pengembangan disain produk riset dan pengembangan, dan permodalan. Setiap elemen pada rantai nilai perusahaan saling mendukung dan memberikan kontribusi
dalam memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Dalam agroindustri sutera alam rantai nilai diidentifikasikan sebagai rantai
keterkaitan dalam suatu kegiatan usaha sejak bahan baku produsen hingga produk dipasarkan. Berdasarkan pohon industri dan kajian pustaka rantai nilai agroindustri
sutera alam dapat diidentifikasikan industri atau institusi yang memiliki keterkaitan horisontal dan vertikal. Keterkaitan vertikal kegiatan usaha agroindustri sutera alam
pada rantai nilai utama 1 petanipemelihara ulat sutera yang menghasilkan kokon produsen kokon, 2 industri pemintalan, 3industri pertenunan, dan 4 industri
pembatikan. Dari rantai nilai ini akan dilakukan pemilihan untuk menentukan industri inti.
6.2.2 Sub Model Pemilihan Industri Inti
Penentuan industri inti dilakukan melalui metode Analytical Hierarchy Process AHP sebagai berikut :
Meningkatkan Jumlah Nilai
Pendapatan Tambah
Usaha Tani Masyarakat 0,4159
0,0803 0,4281
Meningkatkan Kemampuan
Industri Pendapatan
Ekspor Pemintalan
Daerah 0,2524 0,2122 Pemilihan
0,2816 Industri Inti
1.00 Meningkatkan
Jumlah Industri
Penyerapan T. Kerja Pertenunan
Tenaga Kerja
0,1961 0,6049
0,1661 Memperluas Keterkaitan
Industri Lap.
Usaha Usaha Pembatikan 0,1242 0,1357
0,1036
Gambar 38. Hirarki Pemilihan Industri Inti
Gambar 39. Hirarki Elemen dan Vektor Penentuan Industri Inti
Dari proses pemilihan dan analisis tersebut dapat ditentukan bahwa industri inti untuk agroindustri sutera alam adalah “Industri Pertenunan Sutera Alam”. Dapat
diasumsikan dalam pengembangan agroindustri sutera alam melalui pendekatan klaster pengembangan dan peningkatan industri inti akan berdampak terhadap
berkembangnya industri ke arah hulu karena dapat berfungsi sebagai pembeli dan juga ke arah hilirnya yaitu industri pembatikan dimana industri pemintalan dapat berfungsi
sebagai pemasok bahan bakunya.
6.2.3. Sub Model Pengembangan Industri Inti