Pengertian Minat Belajar Minat Belajar

19 berhubungan dari subyek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari objek. 24 Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono dalam bukunya psikologi belajar mengatakan bahwa “ tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar”. 25 Sedangkan menurut Winkel dalam bukunya psikologi pengajaran, “ minat diartikan sebagai kecendrungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang dengan materi itu”. 26 Dalam minat terdapat 3 unsur penting, yaitu unsur kognisi berupa informasi dan pengetahuan menganai obyek yang dituju, unsur emosi atau afeksi berupa rasa senang terhadap obyek, dan unsur konasi berupa kemauan atau hasrat untuk melakukan sesuatu. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecendrungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat secara terus menerus terhadap sesuatu orang, benda, kegiatan yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari serta membuktikannya lebih lanjut. Adapun definisi belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 27 “Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri”. 28 24 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab. Psikologi suatu Pengantar. Jakarta:Prenada Media.2004.cet.ke1.h.263 25 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004,cet ke-2.h.83 26 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1996.h.188 27 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.2010,cet.ke-4.h.2 28 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2010.cet.ke11.h.21 20 Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono dalam bukunya Psikologi Belajar mengatakan bahwa: Rendahnya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan menimbulkan kesulitan belajar. Belajar tidak disertai minat mungkin tidak sesuai dengan bakat, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan kecakapan, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak yang menimbulkan problema pada dirinya. Karena itu pelajaran pun tidak pernah terjadi proses dalam otak, akibatnya timbul kesulitan. 29 Menurut James O. Wittaker dalam buku Wasty Soemanto dengan judul bukunya Psikologi Pendidikan, “belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”. 30 Sedangkan menurut Mulyono Abdurrahman dalam bukunya pendidikan bagi anak berkesulitan belajar mendefinisikan bahwa “ belajar merupakan suatu proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap”. 31 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam bukunya strategi belajar mengajar mendefinisikan bahwa : Belajar sebagai proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap: bahkan meliputi segenap aspek organism atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, keduanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan. 32 29 Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar…, H. 79 30 Wasty Soemanto, M.Pd, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT.Rineka Cipta,2006,cet.ke- 5.h.104 31 Mulyono Abdurarahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999.hal.28 32 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta.2006.cet.ke-2.h.11 21 Berdasarkan beberapa pengertian mengenai belajar dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif menetap. 2. Perubahan tingkat laku tersebut diperoleh melalui latihan dan pengalaman 3. Perubahan itu dilakukan melalui kegiatan, usaha atau praktek yang disengaja. Jadi yang dimaksud dengan minat belajar adalah kecendrungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat secara terus menerus terhadap sesuatu orang, benda atau kegiatan yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajarinya serta membuktikannya dalam perubahan tingkah laku atau sikap yang sifatnya menetap.

b. Macam-macam Minat Belajar

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain berdasarkan timbulnya minat dan berdasarkan arahnya minat. 1. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan beraktivitas dan seks. b Minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan kita sendiri. Misalnya minat belajar, individu punya pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan akan lebih menghargai orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat penghargaan dari lingkungan, hal ini mempunyai arti yang sangat penting bagi harga dirinya. 22 2. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktifitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar. Misalnya, seseorang belajar karena memang pada ilmu pengetahuan tau karena memang senang membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau penghargaan. b Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang, misalnya seseorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas. 33

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat belajar

Keberhasilan suatu pendidikan ditentukan oleh proses pendidikan, karena pada proses pendidikan diperlukan peran siswa secara aktif. Sementara itu, keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar erat kaitannya dengan kondisi minat belajarnya. Minat belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan diri siswa meliputi kondisi fisik dan psikisnya. Kondisi fisik yang dimaksud adalah kondisi yang berkaitan dengan keadaan jasmani seperti kelengkapan anggota tubuh, kenormalan fungsi organ tubuh serta kesehatan fisik dari berbagai penyakit. Faktor intern yang lain yang mempengaruhi minat belajar adalah faktor psikis, yaitu kondisi kejiwaan yang berkaitan dengan perasaan atau emosi, motivasi, bakat, inteligensi, dan kemampuan dasar dalam suatu bidang yang akan dipelajari. “Perasaan merupakan keadaan-keadaan sesaat pada individu yang muncul ketika terpadu secara pribadi dengan situasi yang 33 Abdul Rahman, Muhibb Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana,2009, hal 265-268

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Tentang Fungsi melalui Model Pembelajaran Numbered Heads Together bagi Siswa SMP

0 3 9

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Pati Kidul 05 Tahun Pelajaran 2013/2014

0 1 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV SDN Pati Kidul 05 Tahun Pelajaran 2013/2014

0 2 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI STRATEGI NUMBERED HEADS TOGETHER DISERTAI READING Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Melalui Strategi Numbered Heads Together Disertai Reading Guide Dalam Meningkatkan Partisipasi Dan Hasil Belajar S

0 1 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI STRATEGI NUMBERED HEADS TOGETHER DISERTAI READING Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Melalui Strategi Numbered Heads Together Disertai Reading Guide Dalam Meningkatkan Partisipasi Dan Hasil Belajar Sis

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15