َماَداَم mâdâma Isim Nomina
76
Talqis Nurdianto, Lc., MA
3. Menerima preposisi jar dan dzaraf adverbia, seperti 65
ِةَكِرَشلا يِف ُسِدْنَهُملا Al-muhandisu isy-syarikah
Insinyur:N.nom.S+di dalam:prep+pabrik:N.gen.P
Insinyur itu di dalam pabrik” Kata
ِةَكِرَشلا pada contoh di atas merupakan kata-kata yang berkategori isim dikarenakan dapat bergandengan dengan
preposisi jar, menjadikannya berkasus genitif. Preposisi jar hanya bisa bergandengan dengan isim, maka setiap kata yang
bergandeng dengan preposisi jar ini disebut isim dan menerima kasus genitif pada akhir kata atau frase dengan berbentuk
charakat kasrah pada umumnya. 4. Dapat dijadikan mudlof dan mudlof ilaih. Contoh:
66 ِعِمَت ْسُملا ُمْهَف Fahmul mustami’
Fahmu Paham
:N.nom Al-mustami’
pendengar :N.gen
“Pemahaman pendengar” Mudlof adalah kata yang berada diawal atau disandari oleh
kata lain sedangkan mudlof ilaih adalah kata yang terletak setelah mudlof atau kata yang disandarkan kepada kata lainnya dalam
sebuah frase nomina. Karena frase nomina hanya bisa terbentuk atas dua nomina atau lebih dalam memberikan makna baru
yang relative berbeda dengan makna awal kata tersebut sebelum terbentuk frase. Dari contoh di atas, kata mudlaf penyandar
adalah kata ُمْهَف, sedangkan mudlaf ilaih disandari ِعِمَتْسُملا.
Barakat 2007, 24-40 menjelaskan bentuk ismiyyah dalam bahasa Arab adakalanya berupa sharîh, muawwal, dan
machkiyyah kisah. Termasuk isim sharîh adalah setiap kata isim memberikan arti yang terikat dengan dirinya dan tidak terikat
dengan waktu. Ia juga bisa disebut dengan sesuatu ُئْي َشلا syai`un
77
Nasikh Jumlah Ismiyyah
Kajian Inna dan Kaana Bahasa Arab
dan sesuatu itu adalah isim sharih yang bisa berfungsi sebagai mubtada` atau musnad ilaih.
• Sesuatu yang menunjukkan manusia, sesuatu yang
menunjukkan arti hewan, burung-burung, hewan merayap, sesuatu yang menunjukkan arti tanaman dan pohon-pohonan.
• Sesuatu yang menunjukkan arti tempat, kota, waktu,
perkampungan atau semisal dengannya. •
Sesuatu yang menunjukkan benda-benda mati Jamad, seperti barang tambang, padang pasir, bangunan dengan
bagian-bagian di dalamnya, informasi harian, perabot rumah tangga, peralatan sekolah, komposisi jagad raya dengan
segala isinya, gua-gua dengan istilah-istilah di dalamnya, dan perasaan-perasaan dalam diri seseorang
• Sesuatu yang menunjukkan sifat.
• Sesuatu yang menunjukkan arti maknawi.
• Begitu juga dengan istilah-istilah yang menunjukkan sesuatu
bisa dijadikan mubtada`
.
2. Isim muawwal Isim muawwal adalah bentuk isim nomina yang terbentuk
dari partikel tertentu dengan kata setelahnya, kemudian struktur muawwal itu ditakwilkan mejadi isim masdar nomina original
yang merupakan bagian daripada macam-macam isim dan disebut mashdar muawwal. Isim ini dapat berfungsi sebagai mubtada` dalam
jumlah ismiyyah atau musnad ilaih. Adapun partikel yang dimaksud dalam membentuk masdar muawwal dari struktur ّ
نأ dan ma’mul, ْنأ dan i’il setelahnya, ام masdariyyah dan ma’mul, َاْوَل dan ma’mul
sebagaimana berikut : 1. Mashdar muawwal terbentuk dari ّ
نأ dan ma`mul sasaran perilaku
Masdar muawwal ini terbentuk dengan susunan ّ نأ dengan
harakat fathah atas huruf alif dan tasydid atas huruf nun-nya
78
Talqis Nurdianto, Lc., MA
bergandeng dengan isim setelahnya ma’mul yang menempati
posisi marfû’ nominatif sebagai mubtada`. Contoh:
67 ً ةَع ِشا َخ َض ْرَ ْلا ىَرَت َكَنَأ ِهِتاَيآ ْنِمَو
Wamin âyâtihi annaka taral-ardla khâsyi’atan Wa
dan :par.konj
Min dari
:prep Ayâti
tanda-tanda :N.gen
Hi Dia
:pron.gen Anna
sungguh :par.conv
Ka kamu
:pron.ak.S Tara
melihat :v.imp.II.tg.mask.P
Al-ardla bumi
:N.ak.O Khasyi’atan kering
:N.ak “Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya bahwa kamu
melihat bumi itu kering tandus” QS. Fussilat: 39 Masdar muawwal ini terlihat pada
ى َرَت َكَنَأ annaka tarâ
yang tersusun dari partikel ّ نأ dan ma’mul yang terletak
setelahnya, menempati posisi rafa’ sebagai mubtada` mu`akhkhar
diakhirkan, sedangkan khabar berada di depan yang terbentuk dari semi kalimat berupa preposisi jar dan majrurnya
ِهتاَيآ ْنِمَ . Jika
kalimat diatas ditaqdirkan dalam bentuknya berbunyi;
ه ِتاَيآ ْنِم ًةَع ِشا َخ َض ْرَلا َكُتَيْؤُر.
2. Mashdar muawwal terbentuk dari ْ نأ dan i’il
Hadi 2007a,139 menyebutkan, bahwa unsur pembentuk kalimat yang terdiri dari
أن dan i’il mudlori’ verba imperfek
disebut mashdar muawwal. Kata muawwal berarti takwil perubahan sehingga berupa isim mashdar sebagaimana istilah
yang dikenakan padanya. Contoh: 68
ْمُكَل ٌرْي َخ اوُمو ُصَت ْنَأَو Wa `an-tashûmû khairul lakum
Wa dan
:par.konj An
agar :par.ori
79
Nasikh Jumlah Ismiyyah
Kajian Inna dan Kaana Bahasa Arab
Tashûmû puas
:v.imp.II.pl.mask.P Khairun
lebih baik :N.nom.P
La bagi
:prep Kum
kalian :pron.gen
“Dan puasa kalian lebih baik bagi kalian” QS. Al-Baqarah: 184
Contoh 68 adalah jumlah ismiyyah yang mubtada` adalah bentukan dari ْ
نأ dan i’il mudlari’ setelahnya menempati posisi rafa’ nominatif berfungsi sebagai sebagai mubtada`, sehingga
jika ditakwilkan kepada isim berbunyi
ْمُكَل ٌرْي َخ ْمُكُماَي ِص shiyâmukum khairul lakum.
3. Mashdar muawwal terbentuk dari اَم masdariah dan i’il.
Contoh: 69
؟ َكِعْن َص ْنِم َمْوَيْلا َتْلَعَف اَمَأ ammâ fa’altal yauma min shan’ika
Ammâ apakah
:par.inter Fa’alta
kerjakan :v.perf.II.tg.mask.P
Al-yauma hari ini
:N.ak Min
dari :prep
Shan’i perbuatan
:N.gen Ka
kamu :pron.gen
“apakah yang telah kamu lakukan hari ini termasuk perbuatanmu?”
Contoh 69 mashdar muawwal terbentuk dari partikel mâ mashdariyah dan verba setelahnya َ
تْلَعَف اَم kalau ditakwilkan
kepada bentuk isim berbunyi َ
كِعْن َص ْنِم كُلعِفأ ai’luka min shan’ika.
Partikel اَم mâ sebagai partikel masdariyah yang mabni dengan
bentuknya, tidak memiliki modus dalam kalimat, bergandeng dengan verba
i’il, masdar muawwal, menempati posisi rafa’ sebagai mubtada`. Sedangkan khabar-nya berupa syibul-jumlah,
َكِعْن َص ْنِم min shan’ika.
80
Talqis Nurdianto, Lc., MA
4. Mashdar muawwal terbentuk dari ْول dan i’il. Contoh:
70 ماَعْلا اَذَه ِلَوَ ْلا ِزَكْرَمْلا ىَلَع ُتْل َصَح ْوَل ْيِتاَيِنَمَأ
Amaniyyatî lau chashaltu ‘alâl-markazil-awwali hadzal-‘am Amaniyyati
Harapan :N.nom.S
Lau Jika
:par.neg Chashaltu
Mendapatkan :v.perf.I.tg.P
‘alâ Atas
:prep Al-markazi
Peringkat :N.gen
Al-awwali Pertama
:N.gen Hadza
Ini :N.
Al-‘âmi tahun
:N.gen “Harapanku seandainya tahun ini saya peringkat satu”
Masdar muawwal dalam kalimat ini bentukan dari partikel ْوَل dan i’il-nya menempati posisi rafa’ sebagai mubtada`
mu`akhkhar sedangkan khabar-nya terbentuk dari semi kalimat يتاينمأ نم. Maka kalimat ini menjadi ْنِم ِلَوَ ْلا ِزَكْرَمْلا ىَلَع ْيِلْو ُصُح
ْيِتاَيِنَمَأ. Begitu juga masdar muawwal yang terbentuk dari susunan
ول dan i’il-nya terdapat pada kalimat ُباَبْلا َحَتَف وْلَ ْيِيْأَر ْنِم Barakât, 2007a: 31.