Verba Wajib Feminim Jumlah Ismiyyah dan Kana Wa Akhwatuha

135 Nasikh Jumlah Ismiyyah Kajian Inna dan Kaana Bahasa Arab dengan menunjukkan feminism dengan tanda tâ` marbûthah ً ةَمِهاَف fâhimatan ‘perempuan yang paham’. Pada contoh 21, khabar harus menyesuaikan isim-nya dari sisi jender kefemininannya. 22 ً ةَعِلا َط ُسْم َشلا ِتَناَك Kânatisy-syamsu thali’atan Kânat Adalah :v.inc.III.tg.fem Asy-syamsu Matahari :N.nom.tg.fem.S Thâli’atan terbit :N.ak.fem.P “Matahari telah terbit” Isim kâna ُسْم َشلا asy-syamsu ‘matahari’ muannats majâzi tidak ada tanda khusus yang menunjukkan muannats karena muannats ditandai dengan adanya jumlah berpasangan dengan ُرَمَقلا al-qamaru ‘bulan’. Apabila isim muannats majâzi maka khabar-nya harus menunjukkan feminin muannats ً ةَعِلا َط thâli’atun ‘terbit’ dengan tanda muannats tâ` marbuthah diakhir kata tersebut . 2. Apabila isim berupa isim dlamir munfasil marfu’ berjenis muannats feminin, maka khabar-nya harus feminim. Contoh: 23 ً ة َسِرَدُم ُنْوُكَت َيِه Hiya takûnu mudarrisatan Hiya Dia pr :pron.nom.tg.fem.S Takûnu Adalah :v.inc.III.tg.fem.P Mudarrisatan Guru perempuan :N.ak.tg.fem.P “Dia pr seorang guru” Verba kâna berperilaku atas jumlah ismiyyah. Isim-nya berupa dlomir mustatir َيِه hiya ‘dia pr’ terkandung pada verba kâna yang kembali kepada dlomir munfasil َيِه hiya ‘dia pr’. Isim yang berjenis feminin ditunjukkan dengan tempat kembalinya dlamir tersebut َيِه hiya ‘dia pr’ maka khabar harus menyesuaikan jenis dengan isim-nya yang menunjukkan feminin. Tanda khusus bagi khabar adalah tâ` marbuthah ً ة َسِرَدُم mudarrisatan ‘guru perempuan’. 136 Talqis Nurdianto, Lc., MA

7. Al-Muthâbaqah Al-‘Adadiyyah Kongruensi Jumlah

Maksud dari al-muthabaqah al-‘adadiyah adalah kesesuaian jumlah numbers, adanya kesamaan jumlah numbers antara verba, isim dan kabar-nya dari sisi mufrad tunggal, mutsanna ganda, atau jama` plural Barakât, 2007b: 172. Dalam bahasa Arab, jika verba dalam jumlah i’liyyah disandarkan pada fa’il atau nâib fâ’il yang berupa isim zhâhir apparent noun, baik tunggal, dual, maupun plural, maka i’il tersebut harus tetap menunjukkan tunggal. Dengan demikian tidak ada tanda-tanda khusus yang menunjukkan dual atau plural Sibawaih, tt.:16. Kongruensi jumlah akan terlihat jelas pada isim dan khabar kâna wa akhwatuha. Apabila isim-nya menunjukkan mufrad tunggal maka khabar harus berupa isim mufrad, atau menunjukkan isim mutsanna ganda maka khabar berupa isim mutsanna, dan atau isim jama’ maka khabar juga isim jama` plural. Kesesuaian keduanya tercermin pada kata berupa mufrad tunggal, mutsanna ganda, atau jama’ plural. Contoh: 24 ً اقِدا َص ُل ُجَرلا َناَك Kânar-rajulu shâdiqan Kâna adalah :v.inc.mask Ar-rajulu seorang laki-laki :N.nom.tg.mask Shâdiqan orang yang jujur :N.ak.tg.mask “Seorang laki-laki itu orang yang jujur” Isim kâna ُ ل ُجَرلا ar-rajulu ‘orang laki-laki’ menunjukkan maskulin mufrad tunggal berkasus nominatif, maka khabar-nya juga harus menunjukkan maskulin mufrad tunggal berkasus akusatif. Kesesuaian jumlah numbers antara isim dan khabar-nya seperti pada contoh lain: 25 ِنْيَقِدا َص ِنَا ُجَرلا َناَك Kânar-rajulâni shâdiqaini Kâna adalah :v.inc.mask Ar-rajulâni dua orang laki-laki :N.nom.dl.mask.S Shâdiqaini orang yang jujur :N.ak.dl.mask.P “Dua orang laki-laki itu orang yang jujur” 137 Nasikh Jumlah Ismiyyah Kajian Inna dan Kaana Bahasa Arab Isim kâna ِنَا ُج َرلا ar-rajulâni ‘dua orang laki-laki’ menunjukkan mutsanna dual berkasus nominatif yang ditandai dengan churuf alif sebelum akhir. Khabar-nya juga harus sesuai dengan isim-nya ِنْيَقِدا َص shâdiqaini ‘dua orang laki-laki jujur’ berkasus akusatif yang ditandai dengan churuf yâ` dan nûn diakhir kata. Keserasian juga terdapat pada kata yang menunjukkan jama’ plural. Contoh lain: 26 َنْيِقِدا َص ُلا َجِرلا َناَك Kânar-rijâlu shâdiqîna Kâna adalah :v.inc.mask Ar-rijâlu para laki-laki :N.nom.pl.mask.S Shâdiqîna orang-orang yang jujur :N.ak.pl.mask.P “Para laki-laki itu orang-orang yang jujur” Isim kâna ُ لا َجِرلا ar-rijâlu ‘para laki-laki’ jama’ taksir broken plural dari bentuk mufrad ُ ل ُجَرلا ar-rajulu ‘seorang laki-laki’ berkasus nominatif yang ditandai dengan charakat dlammah vocal u, maka khabar berupa jama’ mudzakkar sâlim pada posisi akusatif ditandai dengan نَْي churuf yâ bercharakat sukun dan nûn bercharakat fatchah. Kesesuaian antara isim dan khabar verba kâna wa akhwâtuhâ dari sisi mufrad tunggal, mutsanna dual, dan jama’ plural tidak merubah bentuk verba kepada bentuk mutsanna dan jama’. Akan tetapi verba ber- isim mutsanna dan jama’ harus berada dalam bentuk mufrad tunggal. Berbeda dengan contoh sebelumnya, bahwa isim kâna dan khabar- nya berjumlah mutsanna atau jama’ berjenis muannats feminin maka verba tetap tunggal dengan menunjukkan bentuk muannats. Contoh lain: 27 ً ةَقِدا َص ُةَمِل ْسْملا ِتَلاَزاَم Mâzâlatil-muslimatu shâdiqatan Mâzâlat masih :v.inc.fem Al-muslimatu wanita muslimah :N.nom.tg.fem.S Shâdiqatan orang yang jujur :N.ak.tg.fem.P “Wanita muslimah itu orang jujur” 28 ِنْيَتَقِدا َص ِنَاَتِمْل ُسْملا ِتَلاَزاَم Mâzâlatil-muslimatâni shâdiqataini