66
Talqis Nurdianto, Lc., MA
Seperti verba ashbacha yang bisa menjadi i’il tâmm harus
mengikuti pola af’ala yuf’ilu, verba adlcha juga harus berpola af’ala
yuf’ilu untuk menjadi i’il tâmm. Verba adlcha yang berupa i’il tâmm memiliki nomina setelahnya yang berkasus nominatif menjadi subjek
fa’il dari verbanya sendiri. Contoh: 51
ِةَيِلُكْلا ىَلِإ ُتْهَجَوَت ُتْيَح ْضَأ اَمَل Lammâ adlchaitu tawajjahtu ilal-kulliyyati
Lammâ ketika
: Par.konj adlchaitu
saya di waktu pagi : v.perf.I.mask.tg.P
tawajjahtu saya berangkat
: v.perf.I.mask.tg.P ilal
ke : Par.prep
kulliyyati kampus
: N.gen,fem.tg “Ketika masuk waktu pagi, saya berangkat ke kampus”
Verba adlchâ ini bermakna i’il tâmm dengan adanya nomina
nominatif setelahnya yaitu kata ganti dlomir berfungsi subjek fa’il
dari verba sebelumnya.
5. َ ل َظ zhalla waktu siangselama siang hari
Verba zhalla termasuk fi’il nâqish yang berperilaku pada
mubtada` dan khabar dengan menjadikan mubtada` sebagai isim- nya dan menjadikan khabar mubtada` sebagai khabar-nya Barakât,
2007a: 302. Contoh: 52
ِهِلَم َع ْيِف اًبْوُؤَد ُلِماَعْلا َل َظ Zhallal-‘âmilu da`ûban fî ‘amalihi
Zhallal waktu siang
: v.inc. âmilu
pekerja : N.nom.mask.tg.S
da`ûban kelelahan
: N.ak.mask.tg.P Fî
pada : Par.prep
amalihi pekerjaannya : N.gen.mask.tg+pron.III.mask,tg
“Pekerja itu kelelahan pada pekerjaannya sepanjang siang hari” Verba zhalla pada contoh di atas berarti
i’il nâqish. Karena diikuti oleh nomina berkasus nominatif ُ
لِماَعْلا al-âmilu ‘pekerja’ sebagai isim-nya dan nomina akusatif
اًب ْوُؤَد da`ûban ‘kelelahan’ berfungsi sebagai khabar-nya. Disebut
i’il nâqish karena maknanya
67
Nasikh Jumlah Ismiyyah
Kajian Inna dan Kaana Bahasa Arab
tidak sempurna dengan adanya fa’il saja, tetapi masih membutuhkan
khabar berkasus akusatif. Verba zhalla yang berarti thâla ‘selama’ merupakan
i’il tâmm. Contoh:
53 ُمْوَيْلا َل َظ
Zhallal-yaumu Zhallal
sepanjang : v.perf.III.mask.tg.P
yaumu hari
: N.nom.S “Sepanjang hari”
Verba zhalla mencukupkan dirinya dengan perilaku atas nomina setelahnya sebagai
fa’il-nya dan tidak membutuhkan nomina akusatif berfungsi khabar karena zhalla dalam contoh ini bermakna thâla
‘selama’ termasuk i’il tâmm.
6. َتاَب bâta waktu malamsepanjang malam hari
Fi’il naqish yang berarti terjadinya sesuatu sepanjang malam. Verba bâta disebut
i’il nâqish karena berperilaku atas jumlah ismiyyah dengan menjadikan mubtada` berkasus nominatif sebagai isim-nya
dan menjadikan khabar mubtada` berkasus akusatif sebagai khabar- nya Barakât, 2007a: 303. Contoh:
54 ِه ِش ِع ْيِف ُرِئا َطلا َتاَب
Bâtath-thâiru fî ‘isysyihi Bâtath
bermalam : v.inc.III.mask.tg.
thâiru burung
: N.nom.mask.tg.S Fî
di :Par.prep
isysyihi sarang
: N.gen.mask.tg.P “Burung itu bermalam di sarangnya”
Pada contoh di atas, verba bâta sebagai i’il nâqish yang
berperilaku atas ُرِئا َطلا ath-thairu ‘burung’ berkasus nominatif
berfungsi sebagai isim bâta dan berperilaku atas frase preposisi syibhul-jumlah setelahnya
ِه ِش ِع ْيِف fî ‘isysyihi ‘di sarangnya’ sebagai
khabar-nya. Kategori i’il nâqish pada contoh di atas menunjukkan