Al-Muthâbaqah Al-‘Adadiyyah Kongruensi Jumlah

139 Nasikh Jumlah Ismiyyah Kajian Inna dan Kaana Bahasa Arab sebuah jumlah disertai qarinah dalil menunjukkan mubtada` yang dilesapkan. Berikut ini adalah kondisi pelesapan mubtada`: a. Apabila mubtada` sebagai man’ut dari na’at yang sudah diketahui. Hal ini terjadi apabila man’ut sudah diketahui dari na’at yang tersebut dalam kalimat dikarenakan ada dalil yang menunjukkan maka wajib hukumnya baik bertujuan memuji, mencela atau menghormati mubtada yang dilesapkan. Contoh: 30 ِمْي ِحَرلا ِنَم ْحَرلا ِه ِم ْسِب Bismillâhir-rachmânir-rachîm Bi dengan :prep Ismi nama :N.gen Allahi Allah :N.gen Ar-rachmâni Maha Pengasih :N.gen Ar-rachîmi Maha Penyayang :N.gen “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang” Contoh 30 menggambarkan bahwa mubtada` merupakan man’ût kata yang disifati dari na’at sifat yang tersebut pada kalimat yaitu kata ِنَم ْحَرلا ar-rachmâni ‘Maha Pengasih’. Pada contoh ini terjadi pelesapan mubtada` dengan alasan tersebut di atas. Apabila mubtada` yang dilesapkan ditampilkan berbunyi ُنَم ْحَرلا َوُه huwar-rachmânu ‘Dia Maha Pengasih’. Pelesapan ini bersifat wajib 31 ِمْي ِجَرلا ِنا َطْيَشلا َنِم ِهاِب ُذْوُعَأ A’udzu billahi minasy-syaithânirrajîm A’ûdzu berlindung :v.imp.I.tg.P Bi kepada :prep Allahi Allah :N.gen Min dari :prep Asy-syaithâni syetan :N.gen Ar-rajîmi terkutuk :N.gen “Saya berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk” Pada contoh 31, khabar dalam kalimat di atas adalah kata ِمْي ِجَرلا ar-rajîm ‘yang terkutuk’ sedangkan mubtada` dilesapkan 140 Talqis Nurdianto, Lc., MA dikarenakan sudah diketahui dari sifat yang tersebut dalam kalimat. Apabila mubtada` ditampilkan ` adalah َوُه huwa ‘dia’ sehingga berbunyi ُمْي ِجَرلا َوُه huwar-rajîmu ‘dia terkutuk’. 32 ِنْيِك ْسِمْلا َيِرا َج ُتْي َط ْع َأ A’thaitu jâriyal miskîni A’thaitu memberi :v.imp.I.tg.P Jâriya pengemis :N.aks.O Al-miskîni miskin :N.gen “Saya beri pengemis miskin itu” Khabar mubtada` pada contoh 32 ِنْيِك ْسِمْلا al-miskîn ‘orang yang miskin’ sedangkan mubtada` dilesapkan. Pelesapan mubtada` terjadi karenanya sudah dapat dipahami dari sifat yang tersebut dalam kalimat yaitu ِنْيِك ْسِمْلا al-miskin. Dan mubtada` pada contoh ini adalah َوُه huwa ‘dia’ maka berbunyi ُنْيِك ْسِمْلا َوُه huwal-miskînu ‘dia orang miskin’. b. Apabila mubtada` berbentuk qasam sumpah. Contoh: 33 َ ه َنَي ِض ْرَ َل ْيِتَمِذ ْيِف Fî dzimmatî la`ardliyannallâha Fi Pada :prep Dzimmati Tanggunganku :N.gen.P La`ardliyanna Ridla :v.imp.I.tg. Allâha Allah :N.aks “Dalam tanggunganku sungguh saya ridlo kepada Allah” Pada contoh 33 khabar berupa frase preposisi sedangkan mubtada` dilesapkan, apabila dimunculkan berbunyi ْيِم َسَق ْيِتَمِذ ْيِف i dzimmatî qasamî ‘. Syibhul-jumlah ْيِتَمِذ ْيِف menempati posisi kata berkasus nominatif berfungsi khabar sedangkan mubtada` yang dilesapkan berbunyi ْيِم َسَق qasamî ‘sumpahku’, taqdir kata ini berlaku untuk menyatakan sumpah dan tidak bisa dipakai untuk mengungkapkan makna lain kecuali sumpah. Kata qasam sumpah ini disebut qasam sharih Barakat, 2007:135. c. Apabila mubtada` memiliki khabar berbentuk isim mashdar original berperilaku sebagaimana perilaku i’il-nya. Contoh: 141 Nasikh Jumlah Ismiyyah Kajian Inna dan Kaana Bahasa Arab 34 ٌ ة َعا َط ٌعْم َس Sam’un thâ’atun Sam’un taat :N.nom.P thâ’atun patuh :N.nom “Patuh lagi taat” Khabar pada contoh 34 ٌعْم َس sam’un ‘patuh’ mubtada` dilesapkan, apabila dimunculkan akan berbunyi ٌ ة َعا َط ٌعْم َس ْيِرْمَأ amrî sam’un thâ’atun ‘urusanku patuh lagi taat’ sehingga mubtada` adalah kata ْي ِرْمَأ amrî ‘urusanku’ terbentuk dari idlofah. 35 81 :فسوي ٌلْيِم َج ٌرْب َصَف Fa-shabrun jamîlun Fa maka :par.konj Shabrun bersabar :N.nom.P jamîlun baik :N.nom “Sabarlah itulah yang terbaik” Pada contoh 35 khabar adalah kata ٌرْب َص shabrun ‘sabar’ berkasus nominatif. Mubtada` dilesapkan, apabila dimunculkan berbunyi ٌ لْيِم َج ٌرْب َص ْيِرْمَأ amrî shabrun jamîlun ‘urusanku bersabar karena itu paling baik’. 35a ٌ لْيِم َج ٌرْب َص ْيِرْمَأ Amrî shabrun jamîlun Amrî urusanku :N.nom.S Shabrun bersabar :N.nom.P Jamîlun yang baik :N.nom “Urusanku adalah bersabar yang baik” d. Apabila khabar mubtada` menjadi objek yang dipuji atau dicela. Yaitu pada kondisi pujian dan celaan, kata yang dijadikan objeknya boleh berupa khabar bagi mubtada` yang dilesapkan. Contoh: 36 ٌ دَم َحُم ِهاِب ُفِراَعْلا َمْعِن Ni’mal-‘ârifu billâhi muchammadun Ni’ma sebaik-baik :N.nom.S