َحِرَباَم mâ baricha Unsur-unsur Konstruksi Jumlah Kâna wa Akhwâtuhâ

74 Talqis Nurdianto, Lc., MA berkasus nominatif. Deinisi diperjelas oleh Al-Istrabadzi w.686 H. dengan menambahkan adanya kesesuaian makna dari dua unsur yaitu mubtada` dan khabar. Contoh: 62 ٌمِئاَق ٌدْيَز Zaidun qâimun Zaidun Zaid : N.nom.S Qâimun berdiri : N.nom.P “Zaid berdiri” Mubtada` pada contoh 62 ٌ دْيَز zaidun berkategori nomina ismiyyah begitu juga dengan khabar ٌمِئاَق qâimun juga kategori nomina. Maka, mubtada ` adalah kata berkategori nomina deinit atau frase bukan predikatif atau semisalnya yang berkasus nominatif berada diawal jumlah ismiyyah, tidak terpengaruh dengan perilaku kata lainnya, bukan sebagai tambahan fudllah dalam kalimat, yang diperjelas dengan khabar setelahnya, baik sebagai kata sifat atau fa’il dari mubtada yang memiliki berilaku padanya. Oleh karena itu, isim kâna wa akhwâtuhâ adalah mubtada` yang terletak setelah verba kâna wa akhwâtuha dalam urutan reguler. Pengisi fungsi isim kâna wa akhwâtuha yang berasal dari mubtada` sebagai berikut. 1. Ismiyyah berkategori nomina Maksud ismiyyah menunjukkan bahwa kata yang menempati fungsi isim kâna wa akhwâtuha dari jenis isim nomina, bukan verba, juga bukan churuf partikel. Sebagaimana isim yang terletak diawal jumlah ismiyyah. Karena struktur kata awal pembentuk jumlah adalah isim. Menurut Barakât 2007a, 25, bahwa kata syai`un sesuatu termasuk isim. Baik sesuatu tersebut berupa dzat benda , hai`ah pergerakan, benda mati, atau isim makna, baik yang berwujud dalam kenyataan atau wujudnya hanya dalam khayalan saja. Isim juga berupa setiap sesuatu yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan waktu, inilah yang dimaksud dengan sesuatu syai`un. Maka setiap yang menunjukkan sesuatu adalah isim. Begitu juga kata yang menunjukkan waktu seperti ُحاَب َصلا waktu pagi, ُءا َسَملا waktu 75 Nasikh Jumlah Ismiyyah Kajian Inna dan Kaana Bahasa Arab sore, nama-nama hari, bulan, tahun yang ada dalam kenyataan termasuk disebut sebagai isim. Tidak ada pembedaan untuk isim yang mabni structured maupun mu’rab Nahr, 2007a:141. isim mabni adalah isim yang hanya menerima charakat akhir kata dalam satu bentuk saja, sedangkan charakat akhir kata yang berubah-rubah pada isim disebut mu’rab. termasuk isim mabni adalah isim isyarah nomina demonstratif, isim maushul kata sambung, isim syarat nomina kondisional, dan istifham interogatif. Adapun tanda-tanda kata berkategori ismiyyah nomina dalam bahasa Arab sebagai berikut: 1. Menerima charakat tanwin charakat ganda, seperti 63 ٌبِلا َط اَنَأ `anâ thâlibun Saya:pron.S+pelajar:N.nom.P Saya pelajar” Pada contoh 63 didapati kata yang bervokal tanwin charakat ganda seperti _ٌ_ ٌبِلاَط yang menunjukkan bahwa kata tersebut berkategori isim nomina. Begitu juga setiap kata dalam bahasa Arab yang mampu menerima vocal tanwin termasuk dalam kategori nomina bahasa Arab. 2. Menerima partikel alif dan lam لا, seperti 64 َنْيِمَلاَعْلا ِبَر ِ ّ ِه ُدْم َحلا Alchamdu lillâhi rabbil ‘âlamîna Pujian:N.nom.S + bagi:prep + Allah:N.gen.P + tuhan:N.gen+ semesta:N.gen Pujian bagi Allah Tuhan semesta alam” QS. Al-Fâtichah: 2 Pada contoh 64 kata ُ دْم َحلا al-chamdu ‘pujian’ bukan kata-kata dalam bentuk aslinya melainkan mendapatkan tambahan partikel alif lam لا untuk menunjukkan isim-nya kata-kata tersebut.