pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
PT BANK RAKYAT INDONESIA PERSERO Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
167
38. MANAJEMEN RISIKO lanjutan Manajemen Risiko Operasional lanjutan
2. Manajemen Insiden MI dan Loss Event Database LED lanjutan
Data kerugian operasional BRI yang didokumentasikan mulai dari tahun 2007 yang disusun secara konsisten dan sistematis dalam bentuk matriks database kerugian yang diklasifikasikan
berdasarkan delapan lini bisnis dan tujuh event typekategori kejadian dan dilihat dari dimensi frekuesi kejadian dan severityloss.
Dalam rangka perhitungan beban modal dan ATMR Operasional, BRI menggunakan metode Basic Indicator Approach BIA yang mulai diterapkan sejak 2010 sesuai dengan ketentuan regulator.
Namun demikian, BRI telah melakukan persiapan penerapan The Standardised Approach TSA dan Advanced Measurement Approach AMA. LED BRI juga telah digunakan dalam simulasi
perhitungan beban modal risiko operasional dengan metode Advanced Measurement Approach AMA, baik dengan menggunakan Extreme Value Theory EVT maupun Loss Distribution
Approach LDA.
3. Indikator Risiko Utama IRUKey Risk Indicator KRI
IRUKRI adalah alat untuk mendeteksi peningkatan dan atau penurunan risikotren risiko baik yang bersifat leading terhadap kejadian kerugian yang belum terjadi maupun yang bersifat historis.
Prediksi tren risiko dimaksud ditujukan untuk menentukan rencana tindak lanjut terkait risiko operasional yang muncul sebelum kerugian finansial atau non finansial terjadi. Kebijakan IRUKRI
diatur melalui Surat Edaran BRI No. S.06-DIRDMR042014.
BRI telah melakukan identifikasi terhadap indikator-indikator risiko utama untuk semua jenis risiko dan menetapkan batasan atau limit risiko yang mencerminkan kondisi dan risiko yang dapat
diterima risk appetite BRI. Identifikasi indikator risiko utama dan penetapan batasan threshold KRI dilakukan dengan menggunakan best judgement dengan mempertimbangkan eksposur risiko
dan risk appetite BRI. Penentuan threshold melibatkan Audit Internal. Risk Owner dan Unit Kerja terkait lainnya. Indikator Risiko Utama BRI antara lain tercermin dalam Laporan Profil Risiko
Bankwide dan Profil Risiko KanWil yang dimonitor secara rutin dan dilaporkan kepada pihak manajemen setiap bulan.
4. Forum Manajemen Risiko Forum MR
Forum Manajemen Risiko Forum MR adalah wadah atau forum pertemuan antara pemimpin unit kerja operasional dengan pejabat setingkat dibawahnya, pekerja atau jajarannya untuk membahas
permasalahan-permasalahan risiko yang melekat pada aktivitas bisnis atau operasional yang menjadi kendala dalam rangka mencapai target bisnis atau kinerja yang ditetapkan. Pelaksanaan
Forum Manajemen Risiko di masing-masing unit kerja BRI diharapkan menjadi salah satu pendukung dan pendorong untuk menumbuhkembangkan budaya sadar risiko di BRI. Perubahan
terkini atas Kebijakan Forum MR diatur melalui Surat Edaran BRI No. S.11-DIRDMR102014.
5. Maturitas
Maturitas merupakan proses self assessment terhadap tingkat kemapanan penerapan manajemen risiko di setiap unit kerja BRI yang dilakukan setiap akhir tahun oleh masing-masing pimpinan unit
kerja BRI terhadap parameter-parameter tertentu. Dengan melakukan penilaian maturitas diharapkan masing-masing unit kerja dapat mengevaluasi penerapan manajemen risiko yang telah
dilakukan sehingga lebih baik ke depan. Kebijakan Maturitas diatur melalui Surat Edaran BRI No. S.19-DIRDMR072015.
IKhTISar uTaMa Laporan TaTa KELoLa pEruSahaan
Laporan ManaJEMEn TanGGunG JaWaB SoSIaL pEruSahaan
proFIL pEruSahaan rEFErEnSI pEraTuran oJK-KrITErIa ara 2015
anaLISIS pEMBahaSan ManaJEMEn rEFErEnSI pEraTuran BanK InDonESIa
TInJauan opEraSIonaL pEnDuKunG Laporan KEuanGan KonSoLIDaSI 2015
pT BanK raKyaT InDonESIa pErSEro TBK.
PT BANK RAKYAT INDONESIA PERSERO Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2015 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
168
38. MANAJEMEN RISIKO lanjutan Manajemen Risiko Operasional lanjutan
6. Manajemen Kelangsungan Usaha MKU
Potensi gangguanbencana baik yang disebabkan antara lain oleh alam, manusia dan teknologi merupakan ancaman bagi kelangsungan usaha BRI, dimana BRI memiliki unit kerja operasional
yang tersebar di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, Direksi BRI memandang perlu untuk mengembangkan dan menerapkan suatu Kebijakan Manajemen Kelangsungan Usaha MKU
guna melindungi keamanan dan keselamatan jiwa pekerja, melindungi keselamatan jiwa nasabah dan
stakeholders lainnya
yang berada
di lingkungan
unit kerja
operasional BRI
Rencana Penanggulangan Bencana, serta mempertahankan kelangsungan aktivitas-aktivitas bisnisoperasional terpenting, menjaga aset BRI dan memiliki respon yang memadai dalam situasi
gangguanbencana Rencana Kelangsungan Usaha. Kebijakan MKU diatur melalui Surat Edaran BRI No. S.02-DIRDMR012009.
Implementasi MKU BRI mencakup seluruh unit kerja BRI yang antara lain dilakukan melalui pembentukan Tim Manajemen Krisis, penyusunan Call Tree dan penetapan alternate sites. Unit
kerja BRI juga telah melakukan Penilaian Risiko Ancaman dan Bencana PRAB yang bertujuan untuk mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam rangka persiapan menghadapi
ancamanbencana di masing-masing unit kerja. Pelaksanaan uji coba MKU dilaksanakan setiap tahun dan diprioritaskan pada unit kerja yang rawan bencana termasuk di dalamnya 3 tiga
Gedung Kantor Pusat yaitu Gedung BRI 1, Gedung IT dan Gedung Pusdiklat serta Asrama Siswa di Ragunan.
Kesiapan organisasi BRI untuk memastikan pelaksanaan prosedur kelangsungan usaha sudah teruji dengan baik pada kejadian-kejadian bencana yang dialami oleh beberapa Unit Kerja BRI.
Ketersediaan mobil E-Buzz dan Teras BRI Keliling yang tersebar di seluruh wilayah kerja BRI dimanfaatkan oleh Unit Kerja sebagai alternate site pada saat terjadi bencana sehingga Unit Kerja
dapat beroperasional sesegera mungkin pasca terjadi bencana. Ketersediaan fasilitas dimaksud sangat mendukung kelangsungan aktivitas-aktivitas bisnisoperasional terpenting di BRI pasca
terjadi bencana.
7. Penilaian Kecukupan Pengelolaan Risiko Produk danatau Aktivitas Baru PAB
Dalam rangka penerbitan setiap produk danatau aktivitas baru PAB di BRI, dilakukan proses manajemen risiko yang meliputi penilaian risiko oleh product owner terhadap setiap jenis risiko
yang mungkin timbul dari penerbitan PAB, termasuk penetapan kontrol dan pengendalian yang ditujukan untuk memitigasi risiko PAB dimaksud. Divisi Manajemen Risiko BRI bertugas
melakukan penilaian kecukupan atas pengelolaan risiko PAB dan merekomendasikan hasil penilaian dimaksud untuk mendapatkan persetujuan Direktur Bidang Manajemen Risiko BRI.
Kebijakan PAB diatur melalui Surat Edaran BRI No. 03-DIRDMR082013.
8. Penerapan Strategi Anti Fraud BRI
Penerapan sistem
pengendalian fraud telah dilakukan
sesuai ketentuan dan
prosedur pengendalian
internal BRI,
dimana perhatian
khusus diberikan
terhadap penyelesaian
kasus-kasus fraud yang terjadi untuk menunjukkan intoleransi manajemen BRI terhadap fraud zero fraud tolerance. Penetapan dan penerapan Strategi Anti Fraud sebagai bagian dari
penerapan Manajemen Risiko dalam rangka pencegahan dan pengelolaan kejadian fraud di BRI mencakup 4 empat pilar, yaitu pilar pencegahan, pilar deteksi, pilar investigasi, pelaporan dan
sanksi, dan pilar evaluasi, pemantauan dan tindak lanjut. Komitmen Anti Fraud ditandatangani oleh Direktur dan Komisaris, jajaran manajemen dan seluruh pekerja BRI sebagai bentuk
peningkatan employee awareness dan pencegahan fraud. Kebijakan Strategi Anti Fraud diatur melalui Surat Keputusan BRI No. S.17-DIRDMR072015.